-019-

262 35 3
                                    


Langkah Jinyoung membawanya masuk ke dalam kedai es krim Fell+Cole Gastronomic yang berlokasi di Sangsudong, Mapo-gu. Tempat itu menyediakan es krim kesukaan Jinyoung, yaitu fleur de lait. Kedai es krim Fell+Cole Gastronomic nampaknya siang ini tidak begitu ramai, dan kebanyakan adalah dari kalangan wanita.

Bicara soal wanita, Jinyoung jadi berkeinginan untuk menghubungi Nayeon. Walaupun mungkin waktu perpisahan mereka belum terbilang lama, bahkan seharian, tapi Jinyoung sudah mulai merindukan Nayeon.

"Yeoboseyo," ujar Nayeon. "Jinyoung-ah..."

"Apa kau tidak merindukanku?"

"Babo! Tentu saja aku merindukanmu. Bagaimana apartemennya? Tidak lebih nyaman dibandingkan apartemenku, kan?"

"Apa-apaan ini? Kau ingin menyeretku kembali kesana?" Jinyoung menambahkan tawa kecil di ujung kalimatnya.

"Memangnya kau tidak mau?"

"Biar saja seperti ini, Nayeon. Sampai saatnya rindu kita terkumpul, lalu bertemu dan melepasnya," ujar Jinyoung. "Lagipula, aku tidak pindah ke beda kota ataupun negara. Aku masih terlalu mencintai Seoul, dan kau tentunya."

"Arasseo. Jaga dirimu baik-baik, aratji?"

"Ne, neodo."

Usai Jinyoung mengakhiri panggilannya dengan Nayeon, Chansung mendadak muncul di hadapannya dan duduk tanpa berkata apapun tepat di bangku kosong di depan Jinyoung.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jinyoung.

Chansung bukannya menjawab pertanyaan Jinyoung, dia malah mengambil es krimnya begitu saja, dan kemudian memakannya suap demi suap. "Bukannya mengatakan tujuanmu kemari, tapi malah merebut es krim orang lain," ujar Jinyoung dengan muka masam.

"Dimana Nayeon?"

"Ada apa kau mencarinya?"

"Kapan kau akan putus dengan Nayeon?" Chansung mendadak menanyakan hal yang terdengar sedikit 'kurang ajar' kepada Jinyoung sehingga Jinyoung melebarkan kedua matanya ke arah Chansung.

"Kenapa? Kurasa sudah seharusnya kau tidak bersama dengan Nayeon. Siapa yang lebih dulu mendapatkannya, maka dia yang berhak memilikinya," jelas Chansung.

"Memangnya siapa yang lebih dulu mendapatkannya? Dan siapa yang 'masih' bisa dikatakan berhak memilikinya?" Jinyoung memberikan tatapan serius, sampai-sampai Chansung tidak sedikit pun mengalihkan pandangannya.

"Aku berkata bukan sebagai seseorang yang pernah mencintai Nayeon, tapi aku berbicara sebagai seorang kakak yang adiknya jelas-jelas mencintai Nayeon," ucap Chansung. "Kedatanganmu menghalanginya."

"Menghalangi kau bilang?"

"Himchan tidak pandai berbohong. Dia mungkin berpura-pura menjadi lelaki kuat tanpa air mata di hadapan orang lain, namun tidak di hadapanku. Nayeon.. yang sekarang ini tidak bisa jadi miliknya, membuatnya frustasi."

Kali ini, Chansung berpikir bahwa dengan menceritakan hal-hal yang berlebihan mengenai Himchan terhadap Nayeon, hal itu akan membuat Jinyoung melepaskan Nayeon dan merelakannya untuk kembali pada Himchan. Walaupun sesekali dia merasa bahwa cara itu tidak akan berhasil, jika dilihat dari sikap teguh Jinyoung yang sepertinya sampai kapanpun akan sangat keberatan jika diminta untuk melepaskan Nayeon begitu saja.

"Seperti anak kecil saja," cemooh Jinyoung seraya merebahkan dirinya ke bahu kursi kedai. "Seharusnya dia belajar untuk membiarkan rasa berjalan dengan caranya sendiri. Hati berhak untuk memilih walau untuk ke sekian kalinya."

U GOT ME [FanFiction]Where stories live. Discover now