-020- [Ending: Part 2]

326 27 6
                                    


Tokyo, Jepang

"Ohayo, Channie!"

Begitulah cara Mina menyapa tunangannya, atau lebih tepatnya calon suaminya pagi itu. Kini, Mina semakin terlihat seperti wanita Jepang sungguhan. Diam-diam dia juga telah belajar banyak mengenai perbendaharaan bahasa Jepang. Selain itu, karena Gongchan akan mengajaknya untuk menetap di Jepang, jadi mau tidak mau Mina harus pandai berbahasa Jepang.

"Ohayo!" balas Gongchan yang sepertinya masih setengah mengantuk. Namun, dia membiarkan Mina membangunkannya. "Kenapa kau selalu terlihat cantik sekalipun kau baru saja terbangun dari tidur?"

"Aku tidak tahu," kata Mina dengan tawa kecil di ujung kalimatnya. "Kau seharusnya bertanya pada orangtua ku."

Gongchan pun bangkit dari tidurnya dan menarik Mina bersamanya untuk menyiapkan sarapan. "Kau ingin sarapan apa pagi ini?"

"Apapun yang akan kau masak," jawab Mina seraya memainkan beberapa helai rambut dengan jari-jarinya.

"Baiklah. Kurasa aku akan membuat tamagoyaki (omelet telur). Bagaimana?"

"Onegaishimasu."

Sambil menunggu Gongchan membuatkan sarapan, Mina pergi untuk membereskan kamarnya. Ditengah-tengah aktifitasnya, ponsel Mina berdering. Dilihatnya ke layar ponsel, dan ternyata ada panggilan masuk datang dari Jinyoung.

"Yeoboseyo.. Jinyoung-ah, waeyo?"

"Yeoboseyo, noona-ya.."

"Ne?"

"Kapan tepatnya kau akan menikah? Aku ingin mengirimkan paket hadiah pernikahanmu dengan Gongchan hyung."

"Ah, pernikahanku akan dilaksanakan pada hari Rabu mendatang, Jinyoung-ah."

"Baiklah. Kirimkan aku alamat tempat tinggal kalian secepatnya."

"Arasseo."

"Gomawoyo, Mina noona."

Usai panggilan Jinyoung berakhir, Mina segera meletakkan ponsel nya kembali di atas meja di dekat ranjangnya. "Kau sedang berbicara dengan siapa, Mina-ya?" terdengar Gongchan berteriak lirih dari dapur.

"Jinyoung baru saja menghubungiku," balas Mina.

****

Seoul, Korea Selatan

"Sepertinya dress merah pemberian Mina eonni ini akan tampak indah jika aku memakainya di hari pernikahannya nanti," gumam Nayeon seraya memandangi diri dengan dress merahnya di depan cermin.

"Kau akan selalu tampak indah."

"Y-YA!"

Kedatangan Jinyoung secara tiba-tiba itu mengejutkan Nayeon. Dia sudah berdiri di ambang pintu kamar Nayeon kurang lebih sepuluh menit dan Nayeon tidak menyadarinya.

"Sejak kapan kau berada disini?"

"Sepuluh menit yang lalu, dan kau bahkan tidak menyadarinya. Ah, kau melukai hatiku, Nayeon-ah," tukas Jinyoung yang sekarang sudah berada di samping Nayeon.

"Lihat!" Nayeon mengajak Jinyoung untuk memandangi mereka yang sudah terpantul di cermin di hadapannya itu. "Kita serasi, kan?"

"Sosok berparas biasa dan berwibawa. Kau seperti cahaya yang biasnya terpencar dan begitu temaram ... menyejukkan," lanjut Nayeon.

Tidak tahu dirinya harus mengatakan apa kali ini, Jinyoung hanya memberikan senyum hangatnya itu pada Nayeon. Kemudian, Jinyoung meraba postcard yang masih berada di dalam saku celananya. Kau harus membaca apa yang kutulis di balik postcard ini, Nayeon.

U GOT ME [FanFiction]Where stories live. Discover now