Terduduk di tangga kayu rapuk dan menatap matahari terbit adalah hal mengagumkan, langit begitu indah dilihatnya, embun masih bergentayangan di lantai teras rumah penduduk, pada hamparan sawah juga pepohonan. Dingin yang menyegarkan, aroma daun hidup, suara kokok ayam, lonceng-lonceng para penduduk yang selalu dibunyikan ketika membuka jendela.
Matthew hanya bisa tertidur hingga 2 jam dan matanya terus mengeras hingga subuh mulai datant, selalu kesulitan tidur saat terlalu banyak fikiran. Dia berjalan-jalan pagi yang gelap itu menuju danau kecil di sebelah timur kastil, duduk di tangga rumah seorang petani yang masih tertidur dan menunggu matahari terbit. Danau begitu tenang, pendar warna putih kekuningan matahari membaur dengan permukaan danau, terkadang gelombang ikan memunculkan gelombang dan gambar pepohonan di permukaan bagai kaca hilang.
Dia punya kesamaan dengan Kiana mengenai matahari di awal dan penghujung hari, terbit dan terbenamnya matahari yang mewakili semangat orang-orang Torin. Rumah mereka di barat begitu indah ketika sore menjelang, matahari turun menyinari punggung kastil dan melukis dengan awan. Bermacam-macam bentuk, warna dan jenis matahari terbenam tidak pernah membosankan. Torin Maxima berdiri di dataran yang lebih tinggi dan di setiap pinggir sisi adalah tempat berkumpulnya warga atau tamu untuk melihat matahari terbenam. Setiap hari pinggir sisi tebing selalu dipenuhi banyak penonton, kapal-kapal berlabuh dan berderet sepanjang laut, tali-tali mengikat kapal di sepanjang karang dan dermaga besar yang tersebar dipenuhi banyak pedagang. Memori yang menyenangkan, lalu hilang karena momen saat ini.
Ia bingung sama dengan yang lain. Akhir babak seperti menyurutkan semangat, Matthew hilang ide. Mencari keberadaan Lenon Baccry yang sudah berpindah tempat sangat merumitkan, mereka tidak tahu ke mana dia, dan dunia terlalu luas bagi satu orang yang belum memiliki semangat besar. Lucas memilih pulang ke Clemanos dan mencari sendiri bagaimana caranya, entah di perpustakaan Clemanos yang entah berantah di mana tempatnya maupun orang-orang Clemanos.
Setelah berjam-jam hilang dia kembali ke pekarangan kerajaan, melewati hamburan penduduk yang mulai berangkat bekerja, mondar-mandir dengan kuda dan dagangan dipikulan. Ia melihat Raydon yang sudah keluar dari pekarangan kerajaan, duduk di bangku taman di jajaran pohon yang disebut rakyat Sonya sebagai Pohon Cinta, pohon bertubuh tinggi dan bercabang di pucuk memenuhi warna hijau, berjajar di pinggir kanan dan kiri jalan.
Pria keturunan Peri yang dahulu menangkap Matthew itu tengah menghisap sebatang cerutu dengan nyaman, dia selalu menyukai cerutu dan menghisap jauh dari kerajaan. Mata hijau gelapnya melihat wanita muda di Sonya sangat cepat dan menyenangkan, para wanita itu cenderung imut dan bertubuh kecil seperti gadis berumur 16 tahun, dibandingkan dengan wanita bangsa Peri, mereka tinggi, bahkan bisa lebih tinggi dari ukuran pria normalnya, kuat dan tidak kalah seperti pria.
Dua wanita berambut coklat dan pirang akan melewati Raydon, menatap pria gagah itu dengan malu-malu sambil menunduk terkekeh bersamaan. Sedangkan Raydon menguarkan kekuatan menggodanya, ia cukup mengangkat kedua alisnya dan ia mampu membuat kedua wanita itu tertawa lebih malu bersamaan. Mata Raydon mengikuti keduanya, memperhatikan dengan rasa puas dan senang yang bergejolak. Ia melirik lagi ke kanan dan ke kiri, bila saja perempuan lainnya akan melewatinya.
"Kau tidak pernah berhenti menggoda orang ya?" Ada tawa di nada Matthew.
Raydon menoleh ke arah datangnya suara, melihat Matthew menyeret kakinya yang berat. "Perempuan-perempuan itu, apa selalu menertawakan pria yang duduk sendiri?" Ia membiarkan Matthew duduk bersamanya, bersantai, gemas dengan wanita di timur.
"Awalnya aneh, tapi kau harus melihat sisi mereka dari senja hingga malam. Mereka berubah saat itu, pakaian, sikap, wajah, dan dia tidak lagi menertawakanmu percayalah, dia menggodamu." Matthew memperhatikan kedua wanita yang berjalan dan menengok kembali ke arah Raydon dan Matthew yang tertangkap basah memperhatikan dari sisi belakang, lalu tertawa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside of Stone - 5T
FantasyEarthniss Setiap batu memiliki fungsi dan keajaiban masing-masing. Setiap batu dapat menyeret ke dalam kebaikan dan kejahatan. Setelah putusnya akar turun-temurun para pemegang batu A'din, semua klan terpisah jarak dan memutuskan komunikasi. Member...