Part 2 -Memalukan!-

435 22 0
                                    

Senja mulai nampak, keindahan menara Eiffel semakin menjadi. Dengan membayangkan hal yang menyenangkan saat esok hari, ku baringkan tubuhku di atas kasur yang empuk. Ku biarkan jiwaku melayang ke dunia mimpi yang indah.

Pagi yang indah menyapa. Dengan segera aku bersiap-siap untuk pergi ke taman bertemu dengan Nata.

"Hi Sya". Dari kejauhan terlihat Nata dengan rambut cantiknya yang terurai melambaikan tangan ke arah ku.

"Apa kamu sudah lama duduk di sini?"

"Tidak juga. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Hmm. Tak sabar rasanya"

"Untuk yang pertama, kita akan mencicipi makanan yang terkenal di sini. Bagaimana, apa kau setuju?"

"Oh tentu, untungnya aku belum mengisi perutku sejak tadi malam". Ucapku sambil mengelus perutku yang mulai terasa lapar. Nata hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang menurutku agak sedikit memalukan. Ku rasa nata adalah gadis manis yang suka tersenyum.

"Oke. Ayo kita mulai" dengan rasa percaya diri aku berjalan lebih dulu. Namun aku sadar bahwa aku tidak tau jalan, jadi aku langkahkan kakiku ke belakang, sehingga aku berjalan di belakang nata.

Siang hari aku sedang menikmati ice cream dengan duduk bersantai memandangi kendaraan yang lalu lalang. Lalu ada seorang pria tinggi putih yang tampan menghampiri kami dan menutup mata nata dari belakang dengan kedua tangannya. Sontak nata dan aku terlejut, lalu aku mengeluarkan jurus silatku yang tak karuan mengarahkan serangan kepada pria itu.

"Hei, kau. Apa kau tak punya sopan santun. Aku tau kau tampan, tapi jangan seenaknya seperti itu kepada seorang wanita. Dan kau, aku tidak perduli kau tampan atau tidak aku akan tetap melanghajar mukamu itu, walaupun memang sebenarnya kau sangat tamapan. Aargh, ayo lawan aku.. hiiaaatt" aku melepaskan tendanganku ke arah mukanya yang tampan itu, namun tak kena karena dia terlalu tinggi.

"Hei, bisakah kau menunduk sedikit. Mengapa kau tinggi sekali, apa kau seorang model? Aah, mana mungkin pria menyebalkan sepertimu seorang model. Hiiaaattt" aku melepaskan pukulan ku ke arah mukanya, namun tak kena juga. Dia malah menangkap tanganku, lalu melepaskannya.

"Hmm.. boleh juga, aku akui kau hebat dalam mengelak. Mengapa kau hanya diam? Aah aku tau, pasti kau tidak mengerti bahasa indonesia bukan? Kasian. Nata cepat berlindung di belakang ku. Aku tidak akan membiarkan pria ini menggoda mu". Aku mengambil sikap kuda-kuda ala silat yang telah ku pelajari saat SD.

"Nata kau tidak perlu takut. Aku memang sudah tak pernah belajar silat lagi saat SMP, namun aku sanggup untuk melingdungi mu". Tiba-tiba nata berada di depan pria itu dan menghadap ke arah ku, seolah-olah dia memihak kepada pria itu.

"Nata, apa yang kau lakukan?" Aku sungguh bingung dengannya. Pria itu sudah melakukan tindakan yang tidak sopan tapi nata malah melindunginya.

"Sya, perkenalkan ini kakakku. Kelvin Alando. Dia lahir di indonesia dan saat lulus SMA dia melanjutkan pendidikan nya di sini". Oh My God, rasanya darah ku mengalir dengan sangat cepat saat nata menjelaskan pria ini kepada ku. Rasanya aku ingin pingsan karena menahan malu yang tak tertahankan. Tidak. Tidak. Aku tidak boleh pingsan, itu membuatku tambah malu.

"Ehehee. Hi" ucap ku seolah-olah tak terjadi apapun.

"Nata, kenapa kau tak bilang dari tadi. Aduuh" dengan perlahan aku menutupi mukaku dengan syal yang melingkar di leherku. Sungguh ini sangat memalukan.

"Saya Kelvin Alando kakak dari Natasya. Dan saya bisa berbahasa indonesia dengan baik dan benar".

"Adduuh, kenapa dia bisa berbahasa indonesia?" Gumamku yang hampir pingsan menahan malu. Aku ulurkan tangan ku secara perlahan untuk berjabat tangan dengannya.

Paris In LoveWhere stories live. Discover now