PROLOG

57.4K 3.1K 260
                                    

AKU tak pernah terlalu memikirkan bagaimana aku akan mati---- meskipun terkadang aku memikirkannya sedikit, bagaimana aku akan mati, tertabrak, terbunuh, tertusuk, terendam, atau terkena virus bahaya? Semua awalan kata dimulai dari kata depan Ter-, aneh namun itu nyata, itulah yang aku alami. Aku dapat melihat kematian orang lain, jika aku tertidur.

          Aku menatap  sekeliling ruangan, hanya beberapa orang saja yang berada di ruangan, mereka bisa di hitung. Satu, perempuan yang berada dalam tabung, ah bukan sekat ya aku tidak pintar merangkai kata dia seorang pegawai apotik, aku sekarang sedang duduk menunggu di panggil untuk mengambil obat yang aku beli, obat tidur--- aku membutuhkan sangat membutuhkan. Kedua, seorang nenek tua entah dia tertidur atau melamun matanya tidak jelas kulihat dari balik kacamata emasnya. Ketiga, seorang ibu bersama anaknya baru saja datang masuk ke apotik. Aku menunduk memandangi nomor antrianku nomor 210, sudah banyak yang mengantri tapi tidak ada orang sama sekali, mungkin yang lainnya sudah dipanggil. Apotik ini buka 24 jam, ya tentu saja yang lainnya sudah terpanggil, aku datang tengah malam.

        Aku menatap layar yang menampilkan nomor antrian dengan cukup lama aku bersabar akhirnya nomorku muncul, aku maju ke depan ke arah pegawai perempuan itu. Seakan waktu berhenti, seorang pria dari luar muncul membawa senjata, dia mengarahkan pistolnya pada semua orang yang ada dalam ruangan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa sampai pistol itu berbunyi keras,

DOR!

Seorang nenek yang kulihat terjatuh ke lantai berlumuran darah, dia tertembak.

        Sang pembunuh menatapku, percuma untuk melihatnya lebih jelas dia bertopeng lalu melarikan diri. Inikah yang tidak ingin aku lihat. Apakah aku bermimpi?

INSOMNIA [SUDAH TERBIT] ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang