BAGIAN 23

7K 623 12
                                    

Pria tua itu sekitar berumur 50 tahun keatas duduk di ayunan taman komplek. Aku membelikannya roti dari minimarket yang buka operasional 24 jam. Dia terlihat sangat kelaparan, tidak lupa aku juga membelikannya sebotol air minum, aku membawanya ke taman bermain di komplek. Aku duduk di ayunan bersebelahan dengannya. Bapak tua itu makan dengan sangat lahapnya.

"Nama bapak siapa?" tanyaku.

Dia berhenti menggigit rotinya yang tertinggal setengah lagi. Tatapannya menatap kedepan minimarket yang tidak jauh dari taman, dia menatapnya dengan matanya yang berkaca-kaca. Kemudian kembali melahap rotinya.

"Aku yakin bapak orang yang baik dan bukan seorang pria cabul. Jadi tolong ceritakan padaku, bapak sedang mencari siapa? Apa yang bapak lakukan di luar rumah? Rumah bapak dimana? Nanti akan aku antar."

Pria itu berhenti kembali dari memakan rotinya dan tiba-tiba dia menangis tersedu-sedu. Roti yang dia genggam terjatuh.

"Maaf pak, aku bukan bermaksud menyinggung bapak tapi aku hanya ingin..." Pria paruh baya itu memotong ucapanku.

"Anakku, anakku..." Dia meringis menyebutkan anaknya.

"Anak Bapak?"

"Tolong, temukan anakku." Pria tua itu berlutut di depanku yang membuatku terkejut, "Dia masih berumur 12 tahun, namanya Keyla Laras Putri, anakku satu-satunya yang cantik hiks hiks... Dia tidak seharusnya pergi meninggalkanku seperti ini!" Pria tua itu terus menangis dan memintaku untuk menolongnya mencarikan anaknya yang telah lama menghilang dua tahun lalu.

Aku mengantarkannya pulang ke rumahnya yang sangat berantakan dan tidak terurus, tanaman yang sudah layu dan kotor dengan dedaunan yang telah menjadi cokelat berserakan menutupi jalan setapak menuju pintu rumahnya.

"Ini rumahku," ucapnya dengan kepala menunduk.

"Pak, aku akan berusaha mencari anak bapak. Tapi aku mohon pada bapak untuk tidak pergi berkeluyuran dalam keadaan seperti ini."

Dia mengangkat kepalanya dengan membalas ucapanku melewati matanya bahwa dia mengerti dengan yang aku ucapkan. "Terima kasih, aku tidak akan berpakaian seperti ini lagi, juga tidak akan mengintip anak gadis lain karena aku memang sedang mencari anakku."

Aku mengangguk menyetujuinya, "Ya Pak, Bapak harus kuat dan bisa bertahan untuk hidup agar bisa bertemu dengan anak bapak lagi, aku akan mampir kembali untuk mengunjungi Bapak jika aku punya waktu senggang."

***

Sudah dua hari aku selalu mengunjungi pria paruh baya itu, Agus Warono namanya. Dia sudah lama mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai pabrik susu di Jakarta, karena hanya ingin mencari anak perempuannya yang menghilang. Dia dan istrinya bercerai, Keyla anaknya sangat menyayanginya, Keyla lebih memilih tinggal bersama ayahnya. Tapi sayangnya kebahagiaan itu telah sirna, ketika Agus telat menjemputnya dari sekolahan Keyla, jika saja waktu bisa berputar sejam yang lalu Agus tidak akan mungkin kehilangan Keyla yang telah di culik oleh seseorang yang mengaku dirinya. Keyla tau dia telah di culik, dia menjerit-jerit meminta tolong tapi guru dan penjaga keamanan tidak pernah mengetahui wajah ayahnya Keyla yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Agus merasa bersalah, hal inilah yang membuatnya terlihat menjadi sangat berantakan. Hidupnya hancur. Istrinya pun mulai sangat membenci padanya dan menuntutnya. Tapi apa yang dipunya dari seorang bapak tua itu? Pekerjaannya pun dia tinggalkan, kini dia menjadi seperti gelandangan dan banyak orang yang memanggilnya orang gila juga seorang pria cabul. Itulah dia sebabnya dia diberi nama pria cabul, dia hanya sedang mencari anak gadisnya yang telah hilang karena di culik.

Aku datang ke kantor polisi. "Permisi, pak."

"Ya, de, ada yang bisa dibantu?"

"Aku ingin mengetahui perkembangan tentang penculikan anak dua tahun lalu," ucapku membuat polisi itu mengerutkan dahinya dalam-dalam.

INSOMNIA [SUDAH TERBIT] ✅ Donde viven las historias. Descúbrelo ahora