Civil War

7.2K 306 29
                                    


Hai ...hai aku kembalii.....
Maafkan judulnya yg ga banget
.tapi apalah ini mereka berdua kayak Tom and Jerry. Dan jadi inget sama temenku yg doyan main ngambek2 kan macam Civil War ini. Hahahahaha

Tuan Muda, Anda ditunggu di ruang makan segera!” Suara Bram terdengar mendesak dari balik pintu kamar Gama.

“ Tunggu sebentar, Bram! Aku sedang bersiap.”

Gama menyisir rambut hitam legamnya dengan tangan dan sedikit mengacaknya. Bilur kebiruan pada wajahnya telah memudar, hanya sudut bibirnya masih menyisakan luka kecil. Tapi itu bukan masalah, yang penting hari ini, ia bisa menjalankan aktifitasnya kembali. Sudah cukup beberapa hari ini ia terkurung di rumah tanpa melakukan aktifitas apa apun. Hanya makan, tidur, nonton,dan makan lagi.

Heii…sungguh membosankan.

Memakai celana jeans Hugo Hitam dengan kemeja ¾ berwarna putih gading dipadu jaket hitam berkerah, ia terlihat puas dengan penampilannya. Setelah berpuas diri mematutkan diri di cermin, Gama keluar dari kamar dan turun untuk sarapan. Hari ini jadwal syutingnya tidak terlalu padat, namun ia harus ke kampus untuk menemui dosen pembimbingnya.

Sebenarnya kuliah kedokterannya sudah hampir selesai, Gama hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir. Biasanya, Gama selalu mendapat kemudahan dalam tugas kuliahnya. Ya, dengan sedikit sogokan kepada para dosennya dan bimsalabim nilai A pun didapatnya. Tanpa perlu mengeluarkan banyak tetes keringat dan begadang membuat tugas. Ah …sungguh hidup itu untuk dinikmati, kawan! Bukan untuk dibuat susah. Ya begitulah moto seorang Gama.

Life is a simple. If you have a lot of money. You can do it anything and everything.

Dan kali ini Gama mendapatkan batunya. Dosen pembimbing tugas akhirnya  sangat susah untuk diajak kerjasama. Ia pernah mendatanginya dengan membawa berbagai macam hadiah agar Skripsi buatannya (ralat buatan orang suruhannya) dapat disetujui. Sang dosen pembimbing hanya memandang tanpa ekspresi pada Gama, lalu melemparkan hadiah mewah itu pemberiannya  dan merobek seluruh isi skripsinya di hadapan Gama.

“ Lain kali, kalau kamu ingin mengelabui saya, pakailah cara yang pintar. Dan untuk barang-barang sampah ini, sebaiknya Kamu bawa pulang kembali. Atau kamu berikan saja pada fakir miskin atau gelandangan di luar sana. Itu mungkin bisa lebih berharga dibandingkan menjadi barang sogokan.” Dosen pembimbing itu pun pergi meninggalkan Gama yang menahan rasa malu dan amarah menjadi satu.

Sialan, bisa-bisanya Dia menghinaku seperti ini. Kalau saja aku tak membutuhkan tanda tangannya. Aku ga sudi menemuinya lagi. Sial…sial…sial!!

Mau tidak mau, Gama mendesah frustasi dan harus mengulang dari awal kembali.

~~~~~~~~~~~~~~

Sesampainya di meja makan, Ayah , ibu dan adiknya Sya sudah menunggu dirinya. Gama menarik kursi di samping Sya sambil menggoda adiknya dengan menarik kuncir rambutnya.

“ Ahhh.. sakit, Kak! Iseng banget sih. Bunda….. liat tuh Kakak, selalu saja menggoda Sya,” ucap Sya merajuk sambil membetulkan rambutnya yang telah diacak -acak oleh kakaknya itu.

“ Gama, sudah jangan menggoda adikmu. Kamu nggak tau ya, setengah jam lebih adikmu menghabiskan waktunya hanya untuk menata rambutnya itu.  Ah..ternyata anak Gadis bunda sudah puber sepertinya, betul nggak,Yah?”  Bukan membela, Clarissa malah menggoda anak gadisnya itu sambil terkikik.

“ Buunndaaaaa!!!” Sya berteriak sebal, wajahnya cemberut karena Bundanya tidak membela dirinya.

“ Hahahaha” Sontak seluruh keluarga tertawa melihat ekspresi Sya yang menggemaskan. Wajahnya merah padam dan terlihat ingin menangis.

Valerrie ( My ANGEL)Where stories live. Discover now