Season 2: 1. Hospitalized

122 7 17
                                    

Dicky P.O.V

"Tapi Ayah belum pulang"

"Saya tidak mau tahu. Kau harus tinggalkan tempat ini sekarang juga."

"Hey Agen Dicky. Lama tidak bertemu."

"APA YANG TERJADI JIKA AKU MATI?!"

"Hey... kau ingin menyentuh temanku? Lewati aku dulu."

"Hai... anakku... aku tahu kau akan selalu bersamaku."

Ting...!

Aku langsung membuka mataku. Aku melihat sekitar. Aku sedang terbaring dikasur yang empuk dan dihidungku dipasang masker oksigen. Aku mencoba untuk bergerak. Gerakanku terbatas. Sulit untuk menggerakan lenganku. Lalu, aku melihat ke lenganku yang sakit. Lenganku yang sebelah kanan diperban.

"Hufft..." hembus nafasku.

Aku hanya bisa berbaring di rumah sakit dan menunggu sampai lenganku sembuh.

Mollie P.O.V

Aku dan Selwyn sekarang tinggal bersama. Aku sedang memasak sarapan untuk kami berdua. Sambil melihat televisi, apa yang terjadi kemarin di Gereja Saint Brendan. Kejadian itu masuk berita. Aku hanya menontonnya kembali.

"Tidak ada korban jiwa di kejadian tersebut dan kami mengkonfirmasikan bahea monster itu ada hubungannya dengan anggota DAI yang kini ditangkap sebagai tersangka aksi ini dan diberitahu juga bahwa anggota DAI yang ditangkap adalah palsu dan tidak memiliki identitas khusus dari organisasi DAI..."

"DAI?" tanyaku dalam batin.

"Sayang... Hey... aku mau minta maaf soal pernikahan kita kemarin." kata Selwyn kepadaku.

"Itu bukan salahmu. Yang penting kita sudah dipersatukan. Benar?" tanyaku sambil menunjukkan cincin pernikahan.

"Uh... yea..." jawabnya.

Lalu, aku mencium pipi Selwyn.

"Oh iya. Aku akan menjenguk Dicky. Kau ikut?" tanya Selwyn.

"Aku di rumah saja. Jangan lupa sarapan sebelum pergi. Aku sudah menyiapkannya." jawabku kepadanya dengan tersenyum.

Aku segera ke kamar kami berdua. Kamar dimana aku dan Selwyn tidur. Lalu, aku mengecek barang-barangku yang sudah lama ku simpan. Aku mengeceknya di dalam dus. Lalu, aku menemukan diary lamaku dan aku membukanya.

Diary dimana Ibu dibawa oleh anggota DAI.

GOOD SAMARITAN HOSPITAL, LOS ANGELES

Selwyn P.O.V

Aku berjalan ke arah ruangan Dicky dan memasukinya.

"Hey... tough guy." sapaku.

"Yow..." sapa Dicky kepadaku dengan lemas.

"Ayolah semangat." ucapku.

"Semangat dalam kesakitan? Dan aku hanya berbaring di sini 24 jam. Jeez. Can you imagine that? How bored I am to be here." balasnya.

"Mungkin ini salahku karena monster itu ingin menyundulku tetapi malah kau yang kena." kataku dengan menyesal.

"No. Aku tahu. Itu bukan salahmu anyway. Lebih baik aku yang jadi korban daripada kau karena kau sudah menjadi suami Mollie. Tidak mungkin kan... kau baru saja menikah dan tiba-tiba cidera seperti bayi yang tidak berdaya." katanya.

"Uh... mungkin." ucapku.

"Kau tahu? Aku merasakan Ayahku masih hidup. Aku tahu itu aneh. Tapi aku akan menemukan Ayahku." katanya kepadaku.

The BiohazardWhere stories live. Discover now