Chapter 1

245 11 0
                                    

Seharian penuh dihabiskan mengurus beberapa dokumen di kantor. Pasti sekarang ia sangat lelah. Segera dipencet kode masuk apartement, suaranya menggema di lorong lantai lima puluh satu. Seorang lelaki bertubuh tinggi dan berdada bidang sedang membuka pintu. Ia mengenakan setelan kemeja putih, terbalut jas biru dongker serta dasi yang melekat di kerah. Baru saja kembali dari perusahaan besar yang telah berdiri dari generasi ke generasi.

Lelaki tampan yang saat ini sedang membuka dasi, juga tengah memandangi kekasihnya terlihat lelah. Namun, rasa lelahnya memudar setelah melihat wanita itu tertidur pulas dengan memicing-micingkan mata.

Juran kelelahan karena pekerjaan, seharian ia membersihkan banyak kamar hotel di tempat kerja.

"Sayang bangunlah," lirih Taejoon dengan meraih tubuh Juran.

"Aku sangat lelah," jawab Juran dengan mata masih terpejam.

"Apa kau langsung tidur setelah mandi? Lihatlah kau membuat bantalnya basah!"

Seketika Juran membuka mata, melihat ke arah bantal sembari berdecak. Ia kelupaan mengeringkan rambut sehabis mandi tadi, dan langsung tidur. Segera ia mengganti sarung bantal kemudian mengeringkannya dengan mata berat.

Juran sangat tahu bagaimana sifat Taejoon. Kekasihnya itu sangat memperhatikan hal-hal kecil. Taejoon tidak suka melihat bantal yang basah akibat rambut yang belum dikeringkan. Lelaki itu selalu saja menuntut Juran agar bisa memasak dan kelak menjadi istri yang sempurna. Padahal mereka belum menikah, Taejoon juga selalu mengatur-ngatur hidupnya, tidak boleh ini, tidak boleh itu, dan banyak hal lainnya.

"Sayang!" panggil presdir muda itu.

Juran sedang menjatuh-jatuhkan kepala karena rasa kantuknya. Ia hanya menoleh dengan masih memejamkan mata dan memasang indera pendengaran, mendeteksi di mana kekasihnya. Dua tangan mendekap Juran dari belakang, ia lantas menyandarkan tubuh yang tak bertenaga lagi.

"Apa kau benar-benar lelah? Apa atasanmu masih terus menyuruh-nyuruhmu?" Juran tak menjawab, ia sudah terlelap. Bisa-bisanya tidur dengan keadaan berdiri.

Taejoon tersenyum tipis melihat wanitanya, ia mengangkat Juran menuju ranjang, meletakkan wanita itu kemudian mencium kening dengan lembut. Ia kembali melangkah keluar berniat mematikan pengering yang tadi dibuat mengeringkan bantal.

Taejoon menggeleng beberapa kali, sudah sering ia mengingatkan Juran, tapi masih saja ceroboh. Ia menghela napas panjang, melingkap kemeja di kedua lengan lalu mengangkat bantal dan melatakkan di pengeringan. Lebih baik ia membersihkan diri sebelum mengistirahatkan tubuh.

****

Kamar begitu sunyi, untuk saat ini lelaki bernama Lee Kang Soo tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Namun, ponselnya terus saja berdering, menciptakan kebisingan. Ia tidak ingin mengangangkat panggilan tersebut, hanya saja ia tahu bagaimana watak si penelepon. Bisa-bisa dalam waktu semalam akan ada seribu panggilan.

"Kak Kangsoo kau di mana? Apa kau tahu semua sedang mencarimu?" tanya lelaki di seberang telepon.

"Aku hanya menikmati cutiku," jawab Kangsoo.

Hyunjo terdengar mendengkus, sudap pasti ketua di Blackone itu kesal dengan sikap Kangsoo. Menurut Hyunjoo, Kangsoo sangatlah kekanak-kanakan.
Sudah terhitung lima bulan semenjak lelaki bertubuh tinggi dan kurus itu kehilangan istri tercinta. Selama itu Kangsoo jadi kurang bersemangat untuk hidup. Kecelakaan tragis yang menimpa Aema sewaktu belibur ke Daegu, membuat istrinya meninggal dunia dan menyisakan luka terdalam.

Tak Seorang pun Tahu ✔ #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang