seven

1.3K 71 0
                                    

"Apa-apaan nih katanya dekat?!" gerutu Alifah kesal karena sudah hampir setengah jam mereka belum sampai di tempat tujuan juga.

"Bentar lagi," balas April santai.

"Rumah lo lumayan jauh dari kampus, lo pasti ribet dong bolak-balik"

"Gua sewa apartemen deket situ kalo ada waktu baru pulang ke rumah"

"Mending lo ngekos di rumah gue, dua juta sebulan lebih irit tenang kamarnya luas dan bersih hehehe"

"Gue gak terbiasa tinggal di rumah orang lain sebenarnya," jawab April. "Eh itu rumah gue" tunjuk April ke salah satu rumah di komplek itu.

"Akhirnya" desah Alifah lega, dia melajukan mobilnya ke depan pagar dan membunyikan klakson agar pagar dibukakan. Tidak lama kemudian pagar dibuka oleh seorang satpam dan setelah mengucapkan terimakasih langsung saja ia masuk ke dalam lalu memberhentikan mobilnya di teras depan pintu masuk.

April pun keluar dari dalam mobil "Mau masuk dulu gak?"

"Enggak deh makasih, gue langsung pulang aja,"

"Oke makasih yaa udah anterin gue pulang,"

Alifah mengangguk kemudian menutup kaca mobil dan langsung tancap gas menuju ke rumahnya. Ternyata jarak dari rumah April ke rumahnya cukup jauh setelah dilihat melalui google maps ditambah hujan sedari tadi belum berhenti dan justru semakin deras.

Jalanan yang dilewatinya ini terlihat lengang bahkan tidak banyak kendaraan yang lewat atau bisa dibilang jarang, dia takut sekali kesasar karena mengikuti petunjuk dari google maps. Duh ditambah banyaknya berita tentang begal yang beredar semakin menambah kengeriannya.

Alifah menyetir mobil dalam diam ditemani hujan deras yang masih turun dari langit, dia paling suka menikmati hujan dalam diam, menikmati semilirnya angin yang berhembus, menikmati setiap detik karunia dari Tuhan.

Mendadak dia mengerem membuat tubuhnya terdorong ke depan dan dahinya mencium setir mobil, Alifah mengelus dahi-nya meringis kesakitan. Dia melihat ke arah luar yang sepertinya ada kecelakaan di dekat sebuah pohon. Samar-samar ia bisa melihat sebuah motor besar berwarna hitam tergeletak disana, tapi dia tidak bisa melihat sang empunya karena kaca mobil yang dibuat kabur oleh air hujan.

Alifah keluar dari mobil, walaupun dia tipe orang yang cuek tapi kalau urusan begini otak dan hati-nya berlawanan dan akhirnya dia terkalahkan oleh perasaan kasihan. Bisa saja suatu hari nanti dia yang ada di posisi orang itu. Uhh gadis itu tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya dia jika tidak ada yang menolongnya saat ia kecelakaan nanti.

Dia mendekati motor itu, dilihatnya area sekitar dan mendapati seseorang tergeletak di atas rumput dengan posisi tengkurap, dari style dan bentuk tubuhnya bisa disimpulkan kalau dia seorang pria. Alifah membalikkan tubuhnya agar dapat melihat wajahnya dan terdapat pendarahan di bagian kepala.

Untung saja sewaktu di Jerman, dia pernah masuk ke kelas pertolongan pertama walaupun malas dan sering bolos tapi tidak sedikit ilmu yang ditangkapnya dengan sigap ia pun mengendalikan pendarahannya.

Setelah pendarahan sudah terkendali, Alifah mencoba untuk mengangkat tubuhnya tapi masih sedikit ragu "Gimana kalo ada patah tulang?!" Dia menggaruk rambutnya meskipun tidak gatal, dia mengecek di bagian kaki kanan dan kiri tidak ada patah tulang kemudian bagian tangan kanan dan kiri dan hasilnya terdapat patah tulang di lengan kiri bawah.

Alifah mengalungkan lengan kanan pria itu ke lehernya lalu menopang tubuh yang lebih besar dari tubuhnya sendiri. Gadis itu dengan susah payah menyeret tubuh korban untuk dimasukkan ke dalam mobil. Tubuh Alifah yang ternyata hanya setinggi bahu pria itu membuatnya makin kewalahan untuk membawanya.

Dia membuka pintu bagian belakang dan memasukkan pria itu, nafasnya ngos-ngosan namun ia tidak bisa menghirup udara sepuasnya karena bukan oksigen yang terhirup melainkan air yang akan masuk ke hidungnya. Dia tidak menyangka jika dia bisa punya kekuatan sebesar ini untuk membawa pria besar itu masuk ke dalam mobilnya sendirian. Kemudian ia menutupnya kembali dan bergegas masuk ke dalam mobil juga.

Langsung saja Alifah mencari di internet rumah sakit terdekat dari tempatnya sekarang, untung saja jalanan yang dilewatinya sepi jadi tidak butuh waktu lama untuk bisa sampai disana.

Dia memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk rumah sakit, ia turun terlebih dahulu karena ingin memberitahukan para perawat untuk segera mengangkut tubuh pria itu. Bisa mati konyol jika ia sendirian yang mengeluarkan tubuh pria itu.

Para perawat segera menarik sebuah ranjang, lalu mereka mengeluarkan tubuh pria itu dengan hati-hati agar lukanya tidak semakin parah kemudian meletakkan tubuh pria itu ke atas ranjang dan mendorongnya masuk ke dalam.

Alifah mengikuti mereka dari belakang, tidak dipedulikan bajunya membasahi lantai rumah sakit yang dilewatinya. Saat para perawat telah masuk ke dalam ruang UGD, dia hanya bisa menunggunya di luar.

Gadis itu duduk di kursi tunggu yang disediakan, tak dipedulikannya baju basahnya yang menetesi lantai. Beberapa menit kemudian seorang perawat keluar dari dalam ruangan "Dengan keluarga korban?" Alifah berdiri walaupun dia bukan keluarganya bahkan kenal saja tidak tapi dia yang membawa orang itu kemari.

Perawat itu memberikan dompet dan ponsel yang sepertinya milik pria tadi, Alifah pun langsung menerimanya "Dia harus di operasi karena lengan kirinya mengalami patah tulang dan terjadi keretakan pada tulang rusuknya, mohon segera melakukan administrasi-nya" Alifah mengangguk mengerti setelah itu perawat masuk kembali ke dalam ruangan UGD.

Sontak dia teringat kalau mobilnya masih terpakir di depan rumah sakit, dia segera berlari keluar takut jika satpam disini marah-marah dan benar saja perkiraannya di dekat mobilnya telah berdiri seorang satpam yang bisa dilihat dari wajahnya jika dia sedang emosi.

Perlahan didekatinya satpam itu, Alifah menyunggingkan senyum tidak bersalah saat bertatapan dengan satpam itu "nona apakah mobil ini milik anda?" Gadis itu menelan ludahnya.

"I-iya pak"

"Cepat pindahkan mobil ini karna bisa mengganggu jalan masuk" ucap satpam itu dengan tegas.

"Baik pak, maaf" Setelah itu satpam pun pergi dan dia masuk ke dalam mobil, membawanya menuju parkiran sambil menggerutu.

Setelah memarkirkan mobil, Alifah berjalan melewati lorong menuju ke dalam rumah sakit tadi, dia mengecek ponsel miliknya dan mendapati pesan dari bi Surti, wanita yang merawatnya sejak dia kecil itu menanyakan kabar Alifah kenapa dari kemarin belum pulang juga? Dan sedang dimana dia sekarang?

'Maaf bi, aku kemarin nginap di rumah Annisa dan sekarang lagi di rumah sakit karna ada temen yang kecelakaan mungkin agak kemaleman pulangnya' send.

Love Different Religion (On Revision)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora