Part 7

21K 1.4K 9
                                    

     Reynand terdiam di sudut kamar.Ia duduk terpaku.Hatinya seperti tertutup oleh jelaga.Ada rasa yang tak biasa saat ingatan itu menghentaknya untuk kembali mengingatnya.Pria itu.

Ken.Reynand berhasil sedikit mengingatnya.Betapa lucu mimik wajah itu.ketika kepanikan terlihat.Pucat yang terlihat di wajahnya begitu pias.Namun sebaliknya ketika wajah geramnya,ada rona kebodohan disana.

Reynand tak yakin apa yang sedang ia pikirkan.sesekali ekor matanya menelisik tangannya yang terbungkus perban.seolah ada cerita disana,Reynand terkadang mengembangkan senyum tipisnya.Jantung Reynand seakan ikut bermain.memilin milin emosi sehingga tercipta perasaan yang tak mampu di jamahnya.

Reynand berdiri sejenak.tangan kiri beraksi.Sepertinya ia sedang berusaha meraih sesuatu di dalam saku celananya.sebuah ponsel kini tergenggam di tangan.

Reynand kemudian mendial kontak yang tertera di dalamnya.Ia mulai menelpon seseorang yang disana.

"Bisa kau ke sini." Reynand memulai sapaannya.

"Jangan terlalu cerewet,cepatlah.aku sedang tak ingin banyak bicara "Ucapan Reynand tidak terlalu banyak kosakata.Kemudian ia menutup ponselnya.

***

Ken masih membersihkan dirinya di kamar mandi.Setidaknya pikirannya sudah tak kusut lagi.jauh lebih baik.Ken melilitkan handuk di pinggang,kemudian Ken keluar dari kamar mandi.melihat pintu kamar agak sedikit menganga,Ken bergeming.Rupanya Am tadi menutup pintu kamar terlalu keras saat Am keluar ,hingga menyisakan pintu tak tertutup sempurna.

"Dasar bocah.."Ken sedikit merutuk.Saat akan kembali menutupnya,Ken menahan sejenak.ada sesuatu di seberang sana.mata Ken tak asing lagi dengan apa yang ia tangkap dari bola matanya.

"Reynand?" Ken berdecih lirih.bahkan hampir tak bisa di dengar.Ken menatap sosok di seberang sana.mata Ken sepertinya ingin berbicara sesuatu.Pandangan Ken beku.sepertinya Ken mulai seriuas mengamatinya.

Ken tahu.Ia sedang mencuri pandang kamar di seberangya,yang memang tak sengaja Ken lihat.itu kamar Reynand.sedikit terbuka.entah kenapa daun pintu Reynand tak tertutup rapat.Ke dua ujung alis Ken terangkat,ketika Reynand sepertinya kesulitan melakukan sesuatu.

"Apa yang sedang di lakukan orang sombong itu disana" tatapan Ken semakin tajam.

"Kenapa ia bertelanjang dada.kenapa pula bajunya di tanggalkan " banyak bermunculan pertanyaan pertanyaan keluar dari kepala Ken.

"Kenapa dia membuka cel..laa..na.."nada Ken meninggi.Ken kehilangan kendali.wajah Ken terlihat gelisah.sejurus kemudian Ken membanting pintu kamarnya saat Reynand menengok ke arah diri nya.ucapan Ken mungkin di dengar Reynand.sekilas Ken bisa mengamati sosok di sana yang melempar pandangan ke arahnya.raut wajah Reynand nampak datar.sepertinya menyimpan banyak pertanyaan.

"kenapa aku bisa sebodoh ini.sial.." Ken merutuk dirinya sendiri.Ken berusaha membuang isi kepalanya,yang membuat seperti orang idiot.Setelah berpakaian.Ken justru menyimpan banyak kosakata dalam otaknya. ketika melihat Reynand yang tak seperti biasanya itu,ada yang berdesing hebat di palung terdalam Ken.

Ken tertawa geli sendiri ketika ingatanya tertuju kembali pada sosok Reynand.tak bisa di pungkiri bahwa Ken menyukai dada bidang yang di miliki Reynand.dengan kontur Reynand yang keras,membuatnya tampan saja.rahang Reynand begitu lebar.apalagi alis matanya terlihat tebal dan hitam.Reynand benar benar di anugrahi fisik yang hampir sempurna.Ken masih ingat sedikit ketika sebelum ia terusir dari kamarnya.Reynand tersenyum menatapnya.Ken membiarkan senyum simpul itu mengembang.bibirnya yang sedikit tebal di bagian bibir bawah itu,menambah kejantanan seorang Reynand sangat nyata.

Ada senyum tipis di ujung bibir Ken.sepertinya tak ada lagi ungkapan yang tertuang di ujung lidahnya.raut wajah Ken sudah menceritakan semuanya.perlahan ada kekaguman yang Ken simpan.entah itu apa.Ken juga masih berselisih dengan pikiran sendiri.padahal nyatanya Ken tidak menyuakai apapun dari seorang Reynand.apalagi sampai mengagumi sisi ketampanannya.

Bukankah Ken juga sudah membuat janjinya sendiri bahwa ia tak akan pernah menyukainya.sampai kapanpun.seharusnya Ken bersikap lebih normal ketika marah.Ken membodohi bodohi dirinya sendiri.Ken semakin mengutuk kecerobohannya.

Bersambung...

HEART ATTACK ( BL Stories )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora