3

2.8K 38 2
                                    

"Apakah kata-kataku tadi kurang jelas padamu?? Dan jangan pernah memikirkannya lagi. Karna itu tidak akan pernah terjadi. Akan kupastikan, kalau kau akan melihatku disini. SETIAP HARI!!" Sean sengaja menakan kalimat terakhirnya. Menegaskan bahwa dia serius melakukannya.

***

Mendengar pengakuan Sean, Rionna malah menangis. Gadis itu menangis sejadi-jadinya. Dan sikap Rionna, membuat Sean bingung.

"Hey! Kau kenapa, Chery? Apakah ada yang salah dari perkataanku tadi?? Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih. Tapi untuk kali ini, kau tidak berhak untuk mengusirku dari sini." Dengan lembut pria itu mengusap air mata Rionna dengan punggung tangannya.

"Aku akan merawatmu sampai penyakit sialan ini pergi meninggalkan tubuhmu. Kau harus sembuh, Chery. Harus!! Dan berhentilah menangis. Karena kau harus tau," Pria itu menunduk sebentar dan mengecup lembut bibir ranum Rionna.

"Sebelum sampai kesini, aku sangat menderita memikirkanmu. Dan kau harus menghilangkan penderitaanku ini dengan membiarkan aku tetap berada disini. Disisimu."

Kata-kata Sean. Membuat Gadis itu terdiam sesaat. Perlahan kedua tangannya yang kurus terangkat dan menangkup kedua sisi wajah Sean. Di belainya wajah tampan itu. Wajah yang selama lima tahun ini sangat ia rindukan. Kemudian di tariknya wajah tampan itu mendekat dan mencium dengan lembut kening pria itu dengan penuh perasaan. Dan untuk kesekian kalinya tangisnya kembali pecah.

"Don't cry, baby!!" Bisik Sean lembut.

"Kenapa kau datang lagi, Sean?? Kedatanganmu membuatku takut."

"Apa yang kau takutkan, hhmm??

"Malam ini, untuk pertama kalinya aku takut untuk tidur. Takut jika besok mataku sudah tidak terbuka lagi. Takut jika besok aku tidak bisa melihat wajahmu lagi. Takut jika besok aku bisa bangun lagi, tapi semua ini cuma mimpi. Dan jika benar ini cuma mimpi, maka aku cuma bisa berharap agar tidak ada orang yang akan membangunkan aku dari tidurku ini." Tangannya meraih tangan Sean dan membawa ke mulutnya lalu mengecupnya dengan lembut.

"Aku tau, aku tidak berhak meminta ini darimu. Hanya saja, ijinkanlah aku tetap disini. Bersamamu." Dengan tatapan penuh harap gadis itu pun melanjutkan.
"Jangan biarkan aku tidur malam ini. Ceritakan apa saja tentang kehidupanmu agar aku tidak tertidur malam ini. Aku mohon."

Sudah cukup!! Sean tidak akan membiarkan gadisnya memohon lagi.

Bendungan yang dari tadi ditahan Sean, akhirnya jebol juga. Perasaannya lega luar biasa mendengar kata-kata Rionna. Dan demi Tuhan. Sean tidak pernah menyangka kalau dia akan mendengar langsung pangakuan itu dari bibir mungil kekasihnya. Dan setidaknya malam ini Sean jadi tau, kalau ternyata, gadisnya masih sangat mencintainya.

-

-

"Lima tahun lalu, setelah kau pergi meninggalkanku. Aku benar-benar hancur. Waktu itu aku sangat membencimu. Meskipun begitu, aku masih saja mendatangi tempat-tempat yang selalu mengingatkan aku tentang dirimu. Aku juga melakukan berbagai macam kegiatan yang kau sukai, meski aku sendiri tidak terlalu menyukainya. Dan semua itu membuatku semakin membencimu. Aku bahkan menaruhmu di daftar paling terakhir di hidupku untuk orang yang ingin aku temui." Sean memulai ceritanya setelah cukup lama mereka terdiam.

Dengan hati-hati, pria itu memperbaiki letak bantal yang ada di kepala Rionna. Kemudian pria itu menarik napasnya dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum melanjutkan ceritanya.

"Dan puncaknya tadi pagi, aku tidak sengaja bertemu dengan Danny dan Anna saat menemani Clara berbelanja. Kau tau, mereka begitu mesra. Terlihat jelas di wajah keparat itu kalau dia sangat mencintai, Anna. Dan entah mengapa itu membuatku sangat marah. Entah mengapa aku tidak ingin kau mengalami apa yang aku alami dulu. Aku marah karna mengira kalau si keparat itu sudah menghianatimu. Tapi disisi lain, aku juga merasa puas karna kau telah merasakan apa yang sudah ku rasakan, Dulu." Jeda sesaat. Sean menatap gadis di depannya dengan pandangan tak terbaca.

"Tapi setelah aku mendengar pengakuan dari Danny tentang hubungan kalian, itu membuatku sangat marah. Dan semakin marah lagi saat aku mengetahui tentang kondisimu saat ini. Marah pada diriku sendiri karna aku adalah orang paling terakhir yang tau tentang keadaanmu. Dan aku lebih marah lagi padamu karna telah berani menyembunyikan masalah penting ini dariku. Masalah penting yang menyangkut dengan kesehatan dan nyawamu yang mana keduanya juga SANGAT penting untuk aku ketahui." Menari napasnya sejenak kemudian melanjutkan.

"Dan itu semua membuatku memikirkan tentang,"

Sean menundukkan wajahnya untuk mengecup lembut bibir ranum Rionna. Tanpa di sadari Sean, gadis cantik itu tengah menahan napasnya.

"Hukuman apa yang pantas yang harus aku berikan padamu setelah ini." Suara Sean berubah menjadi rendah dan berbahaya.

Hening cukup lama. Karna untuk sesaat gadis itu kehilangan suaranya.

"Aapp-apa maksudmu??" Setelah terdiam cukup lama. Akhirnya Rionna berhasil mendapatkan kembali suaranya.

Sudut bibir Sean terangkat membentuk sebuah senyuman penuh arti. Tidak. Itu tidak terlihat seperti senyuman. Tapi lebih tepat kalau di sebut sebuah Seringai. Tidak menakutkan, tapi mampu membuat jantung Rionna berdegup dengan sangat kencang. Bahkan gadis itu yakin kalau, Sean bisa mendengarnya.

"Kau akan tau Nanti, tapi sekarang sudah sangat larut dan itu artinya kamu harus tidur," menunduk lagi dan mengulum dengan sangat lembut bibir bawah gadisnya.

"Tidur, Chery!! Sebelum aku membuatmu kehilangan napasmu dengan bibirku."

Perkataan Sean sukses membuat mata indah itu terbelalak. Gadis itu baru menyadari kalau Sean yang sekarang bukanlah Seannya yang dulu. Dan perubahan itu semakin terlihat jelas dengan sifat pemaksa dan tidak ingin di bantah yang baru di sadarinya. Tapi bagaimana mungkin seseorang bisa berubah dalam kurun waktu secepat ini?? Apa yang merubahnya?? Lebih tepatnya, siapa yang merubahnya??
'Memangnya siapa lagi yang merubahnya selain kau? Dasar bodoh!' Umpatnya pada diri sendiri.

Oh, dan jangan lupakan Seringainya saat ini.

'Ya Tuhaaaann, tolong kembalikan Sean O'neil'Ku seperti dulu lagi!! Aku mohon.' Batin Rionna penuh harap.

***

Tbc.

Hayyy,,,
Saya masih menunggu saran dan kritikan dari anda-anda semua 😘

#N.A.U_87

Malam Terakhir Bersamamu!!! (New Version)Where stories live. Discover now