9

1.7K 34 3
                                    

Happy Reading!!!
Jangan lupa VoMetnya!!

Enjoooooyy,,,,

.

***
.

Sean membawa Rionna kembali ke kamar rawatnya dan dengan sangat lembut meletakkan tubuh gadis itu di ranjangnya, setelah memperbaiki bantal dan menarik selimut untuk menutupi tubuh gadisnya, Sean melangkah kembali ke arah pintu dan menguncinya dari dalam.

Tadi sebelum masuk, Sean sudah berpesan pada pengawal yang berjaga di luar kalau dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Saat ini, Sean sangat lelah dan ingin tidur. Dia ingin tidur dan memeluk Gadisnya. Akhirnya dia bisa tenang sekarang. Setelah mengetahui kenyataan bahwa gadisnya akan baik-baik saja, baru sekarang Sean merasakan kantuk yang teramat sangat. Semenjak menginjakkan kakinya di rumah sakit ini, Sean sekalipun tidak pernah bisa tidur. Dia bahkan tidak sedikitpun merasakan kantuk atau lelah. Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah, bagaimana caranya agar gadisnya yang keras kepala ini bisa terbebas dari penyakit sialan itu.

Sebelum tidur, Sean melepas kemeja dan celananya dan hanya menyisakan boxer hitam yang menutupi area pribadinya. Sebenarnya Sean terbiasa tidur dengan tidak memakai apapun, alias telanjang bulat. Tapi karna saat ini dia berada di rumah sakit___walaupun Sean tau kalau tidak akan ada yang berani mengganggunya___ dan Sean sangat yakin kalau nanti Rionna pasti akan pingsan jika melihatnya telanjang.
Karna inilah salah satu kebiasaan, Sean, yang dari dulu tidak di ketahui oleh, Rionna.
Tanpa sadar pria itu tertawa pelan mengingat kebersamaan mereka dulu.

Waktu itu dia baru membeli motor dan berencana mengajak Rionna jalan-jalan dengan motor barunya. Tapi di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Karna tidak mau membuat gadisnya menunggu lama, Sean tetap menjalankan motornya menembus hujan. Lagipula ada beberapa kaus dan kemejanya yang di pinjam Rionna.

Entah kenapa pada saat itu, Rionna paling suka meminjam kaus atau kemeja yang sedang di pakai Sean. Setiap Sean mengantarnya pulang, gadis itu selalu meminta Sean membuka kaus atau kemeja yang di pakai untuk di berikan padanya.
Karna kebiasaan itulah, Sean sudah pasti selalu membawa beberapa pakaian ganti di mobilnya.

Sesampainya di rumah Rionna yang kebetulan pada saat itu kedua orang tua gadisnya lagi keluar kota, Sean langsung melepas jaket dan kausnya yang sudah basah dan berniat untuk meminjam bajunya yang ada pada Rionna.

Tapi yang membuat semua itu lucu adalah, ketika Rionna menemui Sean di ruang tamu rumahnya dan melihat dada telanjang pria itu.

Dan itu adalah pertama kalinya Rionna melihat tubuh telanjang Sean.

Wajahnya merah padam sampai ke lehernya, gadis itu hanya berdiri kaku di ujung anak tangga, seakan kakinya terpaku di sana dan tidak bisa di gerakkan.
Rionna bahkan tidak bersuara saat Sean menegurnya.

Dan yang paling membuat lucu sekaligus panik adalah ketika Sean mendekati Rionna dan memeluk gadis itu, berniat menggodanya, tapi yang di dapati Sean adalah tubuh Rionna yang semakin tegang, dan tidak lama kemudian gadis itu pingsan dalam pelukannya.
Dan saat tersadar, gadis itu bahkan tidak mau melihat Sean, padahal pria itu sudah memakai kembali bajunya yang dia ambil dari lemari Rionna.

Semenjak kejadian itu, wajah cantik Rionna selalu merona saat mereka bertemu.
"Astaga, kau sangat lucu, Teroso."Bisik Sean sambil tertawa pelan.

Dengan sangat perlahan, Sean naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Rionna. Kemudian dengan sangat lembut membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. Membenamkan keseluruhan tubuh mungil itu di dalam lengannya yang kekar dan berotot. Memeluk tubuh mungil itu dengan sangat erat tanpa menyakiti. Dan baru beberapa menit berbaring, Sean sudah tertidur lelap dengan Rionna di pelukannya.

®®®®®

Rionna terbangun tiba-tiba, jam beker di tubuhnya di setel untuk pukul 06.00. Sesaat, ia sama sekali lupa pada sekelilingnya. Lalu semua teringat kembali seketika. Pascal, pria jahat itu.

Matanya liar melihat sekeliling kamar, mencari tau keberadaan pria jahat itu. Gadis itu baru bisa bernapas lega saat tidak menemukan pria jahat itu di kamarnya.

Gadis itu menarik napas lelah. Selalu seperti ini jika Pascal muncul di depannya. Dia selalu merasa ketakutan berada di dekat pria jahat itu. Dengan susah payah, Rionna duduk dan bersandar di kepala ranjang. Setelah beberapa saat memperhatikan kamar ini, gadis itu baru ingat kalau ini adalah kamar yang kemarin di siapkan Sean untuknya.

Tapi ngomong-ngomong di mana Sean?

Tiba-tiba pintu yang di yakininya adalah kamar mandi itu terbuka dan muncul_lah sosok Sean.
Menilik dari rambutnya yang lembab, Rionna yakin, kalau Sean baru habis mandi, dan kentara sekali dari kakinya yang tak beralas dan dadanya yang tak berbusana, ia hanya memakai celana jins tanpa atasan.
Entah kenapa, Rionna selalu merona saat melihat pria itu bertelanjang dada seperti saat ini.

Sean berjalan dengan keanggunan yang sudah pasti menarik pandangan kaum wanita. Kain celana jinsnya memeluk tungkai pria itu yang panjang serta keras dan Rionna bisa melihat otot-otot punggung pria itu yang bergelombang saat mengulurkan tangannya untuk membuka tirai.

Tampaknya, Sean belum menyadari kalau Rionna sudah bangun dan sedang mengamatinya. Setelah membuka tirai, Rionna melihat pria itu berjalan ke arah pintu keluar.
Tiba-tiba saja perasaan panik menderanya. Gadis itu merasa tidak rela jika ada gadis lain selain dirinya yang melihat tubuh setengah telanjang Sean.
Tepat sebelum Sean mencapai pintu, gadis itu terlebih dulu memanggilnya.

"Sean!"

Dan seperti dugaannya, Sean langsung berhenti dan berbalik melihatnya. Bukan cuma melihat, pria itu bahkan langsung berjalan ke arahnya dengan langkah lebar. Dan dalam hitungan detik dia sudah berada dalam pelukan hangat Sean.

"Kau sudah bangun?" Tanya Sean lembut.

"Heem"

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Sean lagi. Rionna bisa merasakan usapan lembut Sean di punggungnya.

"Sangat baik. Terima kasih, Sean!"

"Jangan berterima kasih, Cara Mia. Aku akan melakukan apapun untukmu. Apapun."

Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Sean. Rionna bisa mencium aroma sabun mandi yang segar dari tubuh Sean. Tanpa sadar, gadis itu menggosokkan hidungnya di dada bidang Sean yang telanjang. Menghirup aroma pria itu yang dari dulu selalu di sukainya.

"Berhenti mengendus dan menggosok, Teroso! Kau seperti kucing." Dan tubuhnya ikut bergetar saat pria itu terkekeh pelan.

Rionna mengangkat wajahnya untuk melihat wajah Sean tanpa melepaskan tangannya dari pinggang telanjang pria itu.

"Maafkan aku! Kau sangat harum." Bisiknya pelan, seakan takut merusak suasana saat ini.

"Kau bisa memelukku kapan pun kau mau, Teroso. Tapi sebelum itu kau harus mandi terlebih dulu, dan setelah itu kita akan makan." Bisik Sean pelan di depan wajahnya.

Dan seolah tersadar akan sesuatu, dengan cepat Rionna melepaskan tangannya dari pinggang Sean dan menggeser tubuhnya menjauh, sejauh yang dia bisa.

Dengan gerakan pelan, gadis itu menunduk dan membaui dirinya sendiri. Tidak menyadari kalau tindakannya itu sedang di perhatikan oleh pria di depannya. Gerakannya terhenti saat mendengar pria di depannya tertawa. Dan dalam sekejab, tubuh mungilnya sudah berpindah dan berada tepat di atas pangkuan Sean. Pria itu mengangkatnya dengan sangat mudah, seakan dirinya seringan bulu.

Saat mengangkat wajahnya, Rionna mendapati pria di depannya menyeringai padanya. Dan gadis itu baru menyadari kalau posisi mereka saat ini sangatlah dekat.
Terlalu,, Intim.

Dia duduk mengangkangi Sean yang saat ini duduk di tepi ranjang. Kedua tangan Sean berada di pinggangnya dan memeluknya erat. Bahkan tubuh mereka berdua tidak berjarak sedikitpun.

Astaga!

-

***

-

Tbc
#N.A.U_87

Malam Terakhir Bersamamu!!! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang