Part 11 - Kiss?

23.8K 1.9K 21
                                    

Hemington berjalan ke arah pintu, tempat terakhir dia berbincang dengan Lady Beatrix. Emosinya memuncak. Sudah cukup dia merasa dipermainkan dengan sikap Fabiella. Earl of Hemington ingin memberi pelajaran lady kepada gadis itu namun Faby tidak merasa takut sama sekali padanya.

Selama ini ia dikenal sebagai seorang Earl yang dihormati dan disegani berbagai kalangan Inggris bukan hanya karena gelar dan kekayaannya namun juga beberapa sepak terjangnya yang cemerlang di pemerintahanan Inggris. Sekarang dirinya merasa seperti anak remaja yang bertengkar, berkelahi, dan dipermainkan oleh gadis bernama Fabiella.

Bagaimana Faby bisa mempermainkannya namun Hemington bukannya menghindari malah mengikuti semua permainan Faby. Awalnya Hemington hanya menggertak dengan lotre agar Faby bersikap layaknya lady sopan namun diakhiri dengan dansa yang membuatnya merasakan desir aneh yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

Hemington marah dengan dirinya sendiri yang tidak bisa mengendalikan perasaan dan tindak tanduknya selama berada di dekat Fabiella. Kini dia tahu, satu-satunya hal yang ditakuti gadis itu adalah ibunya, Lady Beatrix. Entah bagaimana keberadaan Lady Beatrix bisa membalaskan perasaan kesalnya karena tidak bisa menundukkan seorang Faby. Yang dia tahu kini dirinya sudah berjalan mencari dimana sang Nyonya rumah berada.

Tiba-tiba Earl of Hemington tersadar. Apakah dirinya akan benar-benar menyerahkan lotre di tangannya untuk memberi Fabiella pelajaran? Dia terlalu menuruti emosinya. Dirinya seorang gentlement! Tidak seharusnya dia menggunakan kelemahan seseorang hanya untuk kepuasan batinnya, bukan? Prilakunya ini tidak seperti dirinya sendiri. Tindakannya ini seperti seorang anak kecil yang mengadu kepada orang dewasa ketika tidak mendapatkan permen kesukaannya. Jadi apakah Faby adalah permennya? Tidak, niatnya ini melibatkan emosi kekanak-kanakan yang tiba-tiba muncul dalam dirinya.

Hemington masih berjalan terus tenggelam dalam pikirannya dengan Fabiela yang berusaha mengejarnya dari belakang dengan cepat. Beberapa pasang  mata tertarik melihat prilaku Earl of Hemington dan Fabiella. Namun gosip baru yang tiba-tiba terhembus dari ruang piano menyebabkan semua perhatian tamu tercurah dengan skandal besar yang terjadi.

Earl of Hemington mencoba menjernihkan pikirannya dan melupakan niatnya untuk mencari Lady Beatrix. Dia melenggang pergi keluar ruangan dansa dengan cepat, mencoba memilah-milah pikirannya yang membingungkan. Hemington berjalan memasuki lorong menuju ruangan minum, dia bisa mendengar desis kesal Faby dari arah belakang.

"Berhenti my lord, kembalikan lotre itu!" ucap Faby masih memelankan suaranya, takut terdengar oleh tamu lain yang mungkin berada di sekitar lorong. Saat Faby melihat Hemington memasuki ruang minum, Faby mengubah jalannya menjadi lari mengejar Hemington. Faby melihat tidak ada tamu disekitar lorong yang mungkin akan melihat dan melaporkan tingkahnya yang berlari tidak sopan. Yang paling penting adalah mencegat Earl of Hemington dan mendapatkan kembali lotre pembawa sial itu, pikir Faby.

Earl of Hemington yang menyadari Faby masih mengejarnya, mempercepat langkahnya memasuki ruangan minum di lantai satu. Ini adalah tempat awal Lady Beatrix menerima tamu di hari pertama lalu dan memajang semua barang antiknya.

Baiklah, Hemington harus bersikap gentlement. Sudah cukup dia berlawanan dengan anak Lady Beatrix yang satu ini. Toh setelah pesta ini berakhir, dirinya tidak akan bertemu dengan Faby lagi bukan?

"Nyut" Jantungnya tiba-tiba terasa sakit saat berpikir tidak dapat bertemu Faby setelah pesta berakhir. Apalagi ini? Pikir Hemington bingung. Hemington memutuskan untuk memberikan kesempatan pada Faby dan berbicara empat mata dengannya di ruangan minum yang saat ini dalam keadaan kosong.

Saat Hemington memutuskan untuk berbicara dengan Faby, dia menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menghadapi Faby langsung. Faby yang berlari kencang tidak menyangka Hemington tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik ke arahnya.

"Bruk" Faby menabrak Earl of Hemington. Hemington terjengkang ke belakang dan Faby yang kehilangan keseimbangan ikut terjatuh di atas tubuhnya. Salah satu patung antik dewa Krishna milik Lady Beatrix oleng di dekat Hemington, hampir saja terjatuh. Hemington dengan cepat menahannya dengan tangan kirinya. Huft! Keduanya bernafas lega karena patung antik dewa Krishna selamat.

"Apa - apaan ini Faby? Apakah kau perlu menjatuhkanku juga setelah menendang, melempar dan menubruk kepalaku tadi?" Hemington merasakan amarah yang tadi surut menerpanya kembali. Syok karena hampir saja patung antik dewa Krishna milik almarhum suami Lady Beatrix jatuh dan rusak.

"Anda yang salah! kenapa anda berhenti berjalan dengan tiba-tiba?" Ujar Faby mencoba membela diri dan menatap berani lawan bicara yang kini berada di bawahnya.

"Deg" keduanya terdiam saat mata mereka bersitatap kembali.

Earl of Hemington merasakan amarahnya barusan menghilang. Sebuah perasaan aneh kembali menerpa dirinya. Perasaan aneh itu membuncah saat merasakan tubuh lembut Faby yang kini berada diatas badannya.

Tanpa disadari, Hemington menarik Faby dengan tangan kanannya agar mendekat ke arahnya. Wajah keduanya sangat dekat saling berpandangan sehingga dapat merasakan deru nafas satu sama lain. Tanpa berpikir, Hemington mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Faby pelan.

"Deg...Deg...Deg...Deg...Deg" Suara apa itu? Jantungnya lagi? Bibir merah Faby terasa manis dan polos dimulutnya. Hasrat Hemington meningkat dan memperdalam ciumannya. Tangan kirinya tanpa sadar bergerak melepas patung dan merengkuh tubuh gadis itu agar semakin dekat didalam pelukkannya. Milikku! kata - kata itu terngiang di dalam hatinya.

"Buk...Prang" Bunyi benda pecah menghentakkan Hemington kembali ke bumi.

***

Faby terkesiap saat matanya bersitatap kembali dengan Hemington. Rasa malu melingkupinya kembali dan telinganya sekali lagi terasa hangat, memerah. Tiba-tiba Hemington menariknya sehingga dia terjatuh makin dekat dengan tubuh lelaki di bawahnya. Faby tidak dapat menerka apa yang diinginkan sang Earl sampai Hemington mendekatkan wajahnya dan mencuri sebuah ciuman darinya.

Faby terkejut dengan tindakan Hemington. Fabiella belum pernah berciuman sehingga dirinya tidak menduga bahwa sebuah ciuman dapat membuat seseorang malu sekaligus berdebar lupa diri seperti ini. Tubuh Faby seperti mencair tidak bertenaga saat Hemington memperdalam ciuman di antara mereka. Faby hanya dapat terbelalak diam saat Hemington mempererat pelukannya di tubuh Faby.

"Buk...Prang" Bunyi patung dewa Krishna yang terlepas dari tangan Hemington terdengar jatuh memecah keheningan yang terjadi. Keduanya tersadar dari ciuman yang terjadi di antara mereka.

Faby memperoleh akal sehatnya kembali dan menarik wajahnya.

"Dasar Mesum!!!" Teriak Faby histeris sambil memukul dada Hemington dengan kedua tangannya. Sang Earl masih terbengong dibawahnya menerima begitu saja pukulan Faby didadanya. Faby bangkit berdiri cepat dan menjauhkan tubuhnya dari Earl of Hemington. Earl mesum telah mencuri ciuman darinya, ciuman pertamanya!

Oh Tuhan, bagaimana Faby dapat terbuai dengan ciuman tadi? Rasa malu makin menjalari diri Faby. Apakah dirinya sama dengan Lady Sybill? Melakukan ciuman terlarang dengan tunangan orang lain? Oh tidak! Tapi bukan Faby yang memulainya bukan? Earl mesumlah yang menariknya duluan? Faby menyesali tingkah buruknya barusan.

Tersadar akan kebodohannya yang lain, Faby melihat patung dewa Krishna milik almarhum ayahnya juga telah pecah berantakan di samping Hemington.Ibunya akan marah besar bila melihat barang antik kesayangan almarhum ayahnya itu pecah berantakan seperti ini! Faby tidak dapat membayangkan kemarahan ibunya.

"Oh tidak, patungnya juga... Anda harus bertanggung jawab, lord Mesum!" Teriak Faby histeris.

Perfect EnemyWhere stories live. Discover now