Part 23 - Bodyguard

21K 1.7K 18
                                    


Fabiella merutuki sifat kakaknya Gabriella yang terlalu berlebihan. Sejak kakaknya melihat bekas tamparan berwarna merah di rahangnya, Gabriella tidak membiarkan Faby ditinggal sendirian. Setelah 2 hari beristirahat, bekas tamparan itu menghilang dan Gabriella mulai membawa Faby kesemua tempat agar selalu berada dalan jangkauan matanya. Bagaimana mungkin kakaknya bisa menjadi overprotektif seperti ini?

Sudah beberapa hari ini Faby dipaksa ikut kembali mempersiapkan pernikahan kakaknya untuk pergi dari satu toko ke toko berikutnya. Beberapa kali Faby berusaha menyelinap keluar menuju jejeran toko mantel untuk menyelidiki pemilik mantel penyelamatnya yang masih tersimpan rapi didalam tasnya. Saat Faby menanyakan asal mantel tersebut, Faby selalu mendapat gelengan kepala dari pemilik toko karena ketidaktahuan mereka tentang asal muasal mantel yang dipegangnya saat ini.

Namun pencerahan muncul saat Faby mendatangi salah satu toko mantel terkenal. Saat Faby menanyakan asal mantel penyelamatnya itu, sang pemilik toko menyatakan bahwa mantel mewah ditangannya itu berasal dari Paris. Beberapa kali sang pemilik memeriksa secara teliti bahan dan mode mantel tsb. Bagaimana Faby bisa melacak pemilik mantel ini bila asalnya saja dari luar negeri?

Sang pemilik toko yang melihat kekecewaan dimata Faby menyarankan gadis itu untuk pergi ke sebuah toko mantel terkenal yang berada di deretan toko Bond Street. Sang pemilik toko menyatakan bahwa toko di Bond Street tersebut menjual koleksi mantel dari luar negri sehingga mungkin saja mantel berasal dari toko tsb. Toko di Bond Street itu juga memiliki cabang hingga Paris sehingga Faby bisa menelusuri kepemilikan mantel ditangannya.

Mata Faby bersinar terang saat mendapatkan pencerahan. Setelah mendapatkan nama dan alamat toko yang dimaksud, Faby mengucapkan terima kasih dan berlari cepat menuju tempat kakak dan ibunya berada. Untunglah kakaknya tidak menyadari ketidakhadirannya beberapa saat itu. Huft.

***

Faby seperti mendapat anugerah. Sehari kemudian semua orang tidak berada di rumah. Kakaknya Gabriella sedang berkunjung ke rumah calon suaminya dan ibunya sibuk diluar dengan teman nyonya kaum bangsawannya . Faby yang tidak memiliki kegiatan apapun selain jadwal pelajaran melukis, memutuskan meninggalkan pelajarannya untuk memulai pencariannya kembali.

Faby akan ke Bond Street bersama Bernard yang saat ini sedang bertugas berbelanja di London. Untuk mempermudah gerakannya, Faby memutuskan memakai pakaian stelan celana panjang favoritnya. Kali ini Faby hanya menuju satu toko mantel ternama. Harapan besar tertuju pada toko itu agar dirinya bisa segera mendapatkan informasi nama pemilik mantel yang berada ditangannya kini.

Bernard yang telah siap dengan kereta kudanya hanya bisa menggelengkan kepala melihat Faby keluar dengan cepat dari pintu belakang mengenakan setelan celana panjang laki-laki. Lady nya yang satu ini memang sering berbuat nekad dengan mengenakan baju seperti anak lelaki.

Bernard harus memperingatkan lady kecilnya agar lain kali tidak mengenakan setelan celana panjang lagi. Bernard bisa melihat tubuh Faby sudah mulai memperlihatkan bentuk tubuh seorang wanita. Saat Bernard memperingati Faby tentang pakaiannya, sang lady hanya cengar-cengir tidak memperdulikan.

"Kau tidak akan ikut denganku bila menggunakan pakaian itu my lady." Ancam Bernard.

"Biasanya kau tidak pernah komplain Bernard, kenapa sekarang tiba-tiba melarang?" Faby mencoba mempertahankan pakaian yang dikenakannya saat itu.

"Pakaian itu sudah tidak pantas dikenakan seorang lady yang sudah remaja, bila kau tidak mau mengganti pakaianmu, setidaknya pakailah jaket atau mantel!" Tawar Bernard.

"Baiklah, kebetulan mantel penyelamatku ada disini." Faby mengeluarkan mantel penyelamatnya dan memakai menyelubungi tubuhnya. Dikeluarkannya satu kaca pembesar, maka lengkaplah misi detektifnya hari ini.

Perfect EnemyWhere stories live. Discover now