Ban Bocor

2.7K 226 59
                                    

Malam senin kemarin Paijem yang kepalanya sudah berasap gegara ngerjain tugas-tugas kuliahnya, mulai rusuh. Dari yang glundungan di kasur sampai ngerecokin Paijo yang lagi asik main clash royale di Hpnya. Berkali-kali kalah gegara digangguin Paijem, Paijo pun kesal. Akhirnya lelaki itu memutuskan untuk jalan-jalan.

"Mas mau kemana?" Tanya Paijem ketika Paijo mau mengeluarkan motor.

"Jalan-jalan," jawab Paijo.

"Ikuuuut," seru Paijem semangat.

"Halah, mau ngapain sih ikut?"

"Lha? Napa mas ga mau aku ikut? Haiyooo, mas mau kemana? Mau cari gebetan ya? Mau cari..."

"Udah, udah, ribet ngomong ma kamu, kebanyakan drama. Pakai jaket sanah," dengan kesal Paijo memotong cerocosan Paijem yang mulai ngawur.

Paijem langsung melompat kegirangan. Dengan sigap perempuan itu mengambil cardigannya.

Ketika baru beberapa meter keluar rumah, Paijem merasakan sesuatu yang aneh.

"Mas, nanti kalau ada tukang tambal, berhenti deh. Motornya butuh diisi angin deh kayaknya yang belakang."

Paijo tidak menggubris ucapan Paijem, alih-alih lelaki itu malah menjawab,

"Kamu aja yang tambah berat."

"Ck, ga percaya. Kurang angin ini mas. Kalau kurang angin gini nanti gampang bocor."

"Iyaaa, nanti," jawab Paijo akhirnya, hanya untuk membuat si Paijem diam.

"Lhooo mas, itu tadi ada tambal ban..." teriak Paijem ketika mereka melewati tambal ban namun Paijo tetap melaju.

Paijo diam saja. Begitu juga ketika melewati tukang tambal ban kedua dan ketiga, Paijo tidak menggubris teriakan Paijem yang persis orang nemu harta karun, histeris ga jelas.

Dan ternyata kali ini firasat Paijem benar.

Sampai di suatu daerah di dekat istana Bogor, ban motor beneran kempes. Paijem yang merasa lebih dulu nepuk-nepuk panik pundak Paijo.

"Mas, berhenti mas....berhenti. Bannya kempes," teriak Paijem yang langsung membuat Paijo meminggirkan motornya.

"Naaaah, kan beneran, kempes," ucap Paijem begitu turun dan melihat ban belakang kempes.

Paijo celingukan melihat kiri kanan. Tidak ada tukang tambal ban. Dan setahu Paijo daerah situ memang tidak ada tukang tambal ban. Jangankan tukang tambal ban, warung atau toko juga ga ada. Paijo menatap Paijem lalu berkata,

"Jem, kamu pulang aja gih, naek angkot."

"Lha? Terus si mas?" Tanya Paijem.

"Ya aku nuntun motor nyari tambal ban."

Paijem langsung menggeleng kuat-kuat. Okay, dia memang perempuan yang drama, manja, gaje, ga bisa masak, tapi Paijem ini setia.

"Nggak ah."

"Jem, tambal bannya jauh. Nanti kamu capek. Belom lagi kalau kamu jatuh-jatuh kayak biasanya, berabe. Gih, pulang aja naek angkot."

"No!!! You jump, i jump!!! Sampeyan mlaku, aku yo mlaku," ucap Paijem dengan gaya dramatis bahkan pakai tambahan mata berkaca-kaca segala.

Paijo melongo sesaat sebelum menghela nafas dan geleng-geleng kepala.

"Yasudahlah, jem, gimana maunya kamu aja," ucap Paijo seraya mulai mendorong motornya.

Paijem berjalan mengikuti di sebelahnya. Semenit, dua menit, tiga menit...lama-lama paijem bosan. Akhirnya wanita itu mulai menyanyi.Awalnya Paijem menyanyi dengan benar sesuai kaidah yang berlaku. Namun lama-lama Paijem mulai mengubah syair lagu sesuka hatinya. Semisal ketika dia menyanyikan lagunya band Lyla yang berjudul magic, Paijem mengubah beberapa bagian liriknya.

"Semua yang kau lakukan is magic... Semua yang kau berikan is magic...Bagiku kaulaaaaaah Pak Tarno....prok..prok jadi apa??"

Begitu lah kira-kira.

Setelah bosan dengan lagunya Lyla ini, Paijem beralih ke lagunya band UNGU yang berjudul Demi waktu. Namun sekali lagi liriknya dia ubah seenak udel. Semisal di bagian reffnya diubah Paijem jadi,

"Bandemi watu, yang bergulir di sampingmu......"

Lalu ketika bosan menyanyi lagunya UNGU, Paijem beralih ke lagunya NOAH.

"Dengar laraku, suara hati ini memanggil namamu, karna separuh aku, Son Go Ku."

Terus beralih lagi ke lagu yang lagi ngehits...

"Mau bilang cinta tapi takut salah, jambak tidak yaa...jambak tidak yaaa... " lagu yang tetiba berubah ke dangdut.." Jambak, jambak rambut siapa, kasih, mumpung, mumpung tak enak hati..."

Paijem bener-bener mirip kaset lagu-lagu nonstop.

""Tuhaaaan, berikan aku hidung satu centi lagi...."

Paijo hanya terdiam sambil terus mendorong motornya. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, dia bersyukur dengan Paijem. Istrinya ini alih-alih ngomel karena harus jalan gegara ban kempes, malah terlihat menikmati tanpa mengeluh. Paijem memang seperti itu. Wanita itu tahu kapan musti ngomel dan kapan musti diam. Dia tahu Paijo saat ini tidak butuh diomeli.

Setelah jalan cukup jauh, dan Paijem tampaknya lelah menyanyi tidak jelas, wanita itu terdiam.

"Haus?" Tanya Paijo.

"Iya," Jawab Paijem.

"Bentar lagi, biasanya di depan taman situ banyak yang jual air mineral," ucap Paijo

Paijem mengangguk.

Dan benar, tidak berapa lama mereka sampai di sebuah taman kota. Paijem langsung mendekati penjual asongan. Sembari membeli air mineral wanita itu bertanya dimanakah tambal ban terdekat.

"Mas, kata si bapak tadi, kita jalan bentar lagi, ada lampu merah ke kanan nanti ada tambal ban," ucap Paijem seraya membuka air mineral dan memberikan ke Paijo. Setelah lelaki itu minum baru Paijem minum sisanya.

"Masa sih? Aku kok ga pernah lihat ya tambal ban di sekitar situ," jawab Paijo sangsi.

"Yaudah sih diikuti. Toh belok kanan ini jadi ga perlu nyebrang-nyebrang jalan," ucap Paijem.

Dan benar saja, mereka akhirnya menemukan tambal ban yang ternyata buka 24 jam.

Setelah ban selesai ditambal ternyata sudah terlalu malam untuk mencari makan malam. Paijo akhirnya membawa Paijem ke toko kue Dapoer Coklat. Mereka makan kue coklat lalu pulang.

~*~

Paijem baru selesai mandi ketika masuk ke kamar dan menemukan Paijo sudah tidur lelap, mendengkur pula. Paijem tersenyum. Dengan penuh sayang didekati suaminya. Lalu dipegang kaki lelaki itu. Panas, seperti duagaannya. Mendorong motor sejauh itu pasti membuat suaminya kelelahan, pikir Paijem seraya dengan lembut mulai memijit kaki Paijo.

Dan seperti dugaannya, Paijo langsung terbangun karena kaget.

"Apa, apa, apa, ada apa?" tanya lelaki itu panik, seraya menatap Paijem yang hanya tersenyum.

Setelah yakin istrinya tidak kenapa-kenapa, Paijo kembali berbaring dan tanpa sadar tangannya menepuk-nepuk lembut tubuh Paijem seraya berbisik,

"Hush, hush, hush, tidur Jem, hush, hush, hush...."

Paijem yang sudah hafal reaksi Paijo tersenyum geli.

"Aiiish, cutenya..." ucap Paijem lirih seraya mengecup pipi Paijo yang sudah kembali mendengkur. Lalu Paijem kembali memijit kaki Paijo.

"Makasih ya, mas," bisik Paijem sebelum tidur.

~*~

Cilebut, 25 juni 2016

Hollaaaaaa,

Jumpa lagi dengan P&P

Hope you enjoy it.

Sorry for stupid typos.

Doakan saya segera semangat lagi lanjutin Stupid love yaaaa. Saya lagi bosan inih hehehehehe.

Sampeyan mlaku, aku yo mlaku : Kamu jalan, aku juga jalan

Bandemi watu : lempari batu

Jambak : menarik rambut 

PASANGAN KURANG PIKNIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang