Part 4

2.2K 120 0
                                    

"Kita harus menghentikannya!" Ucap Helena yang hendak keluar dari ruang rahasia tempatnya dan Ravenna bersembunyi.

"Tunggu! Kau tidak bisa melawannya begitu saja" cegah Ravenna.

"Ravenna, dengar, jika kita tidak menghentikan nenek sihir itu, maka dia akan mengambil alih kerajaan dan memimpinnya dengen semena-mena" kata Helena tak mau kalah.

"Dengan apa kita menghentikannya? Kekuatan? Bahkan kita tidak tahu cara menggunakannya" kesal Ravenna. Helena terdiam sejenak, di usia 10 tahun bahkan Ravenna sudah bisa berfikir dengan baik seperti ini.

"Kau benar, kita tidak tahu cara menggunakannya. Bahkan ibu melarang kita berbicara tentang keku-" belum sempat Helena menyelesaikan perkataannya, Ravenna memotongnya "karena jika kita bisa menggunakan kekuatan mungkin saja hati kita akan dibutakan oleh kegelapan. The Darkness Power (kekuatan kegelapan) tidaklah seperti kekuatan-kekuatan lain yang mudah dikendalikan. Jika seseorang diselimuti kegelapan maka secara perlahan dia bisa saja memiliki hati iblis, seperti Madam Leona. Menghalalkan cara apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dan tentu saja sangat merugikan orang lain" kali ini Ravenna berbicara panjang lebar yang lagi-lagi membuat Helena terperangah.

"Aku mengetahuinya dari buku" kata Ravenna.

"Jadi.. apa yang harus kita lakukan?" ucap Helena putus asa.

"Entahlah.." jawab Ravenna lesu.

"Kita harus keluar dari sini Ravenna, ingat kata ibu, kita harus berani" yakin Helena pada Ravenna.

"Tapi.. mungkin salah satu dari kita tidak akan selamat. Aku yakin Madam Leona dan Georgy sedang mencari kita"

"Dan kita tidak akan membiarkan mereka melakukannya, kita pasti bisa Ravenna, percayalah padaku" sekali lagi Helena meyakinkan adiknya yang masih penuh dengan keraguan.

"Baiklah.." ucap Ravenna akhirnya. Dan merekapun keluar dari ruang rahasia itu. Suasana diluar masih dipenuhi duka, pemakaman Raja Felix akan dilaksanakan besok pagi. Helena dan Ravenna langsung berlari mencari ayahnya dan melihatnya untuk terakhir kalinya.

"Aku akan merindukanmu ayah.." ucap Ravenna lirih.

Hari ini Helena dan Ravenna selamat dari Madam Leona dan hal itu membuat kedua putri itu merasa tambah cemas.

Keesokan harinya, Ravenna melihat kereta kuda yang membawa jasad ayahnya untuk dimakamkan, dia berdiri didepan jendela kamarnya melihat dengan mata nanar. Untuk kedua kalinya orang yang sangat ia cintai pergi meninggalkannya untuk selamanya, dan dia tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi.

Helena. Dia harus bisa menjaga kakaknya dari Madam Leona karena dia yakin Madam Leona akan menggunakan kakaknya untuk melakukan ritual Rise Of The Darkness.

Ravenna beranjak dari tempatnya berdiri menuju kamar Helena, namun ketika dia membuka pintu dia tidak mendapati siapapun di kamar Helena.

"Lerry! Apa kau melihat Helena?" Tanya Ravenna pada pelayan Lerry.

"Tidak putri, saat saya membersihkan kamarnya tadi putri Helena sudah tidak ada di kamar. Apa ada sesuatu?" Jawab Lerry dan tampak cemas saat dia merasakan ada yang tidak beres. Ravenna terdiam untuk sesaat yang membuat Lerry tambah cemas.

"Putri-"

"Dimana Madam Leona?!" Potong Ravenna dingin dan sedikit membentak, Lerry menundukkan kepalanya takut jika putri Ravenna marah.

"Ma..maaf putri.. tapi saya tidak tahu.." jawab Lerry gugup.

Ravenna menghela nafas "Maaf Lerry aku membentakmu, tidak apa, terimakasih" ucap Ravenna lembut lalu berlari menuju kamar Madam Leona.

Tok.. tok.. tok..

Ravenna mengetuk pintu sedikit terburu-buru, namun tidak kunjung mendapat jawaban dari dalam.

Tok tok tok!

Kali ini dia mengetuknya agak keras. Merasa jengkel, Ravenna membuka pintu dan langsung masuk kedalam, namun kamar itu kosong tak berpenghuni. Lalu dia melihat ada kereta kuda yang meninggalkan istana dari dalam kamar Madam Leona.

Helena..

Pikirnya, Ravenna berlari membuka jendelanya dan menajamkan penglihatannya. Matanya terbelalak terkejut saat dia melihat bagian bawah dress yang dikenakan Helena hampir terseret dibagian belakang kereta.

Madam Leona membawanya.

•••

The Darkness Princess (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang