Bab 9. Si Mayat Perunggu dan Si Mayat Besi

1.9K 27 0
                                    

Untuk sesaat, Kim Hoat berdiam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Untuk sesaat, Kim Hoat berdiam. Kemudian dia bertanya pula pada kakaknya yang tertua, "Toako, tahukah kau siapa Yo Kang?"

"Yo Kang? Tak pernah aku dengar nama itu..." jawab Tin Ok.

Yo Kang itu adalah nama yang Khu Cie Kee berikan untuk anak yang masih ada dalam kandungannya Pauw Sek Yok, istrinya Yo Tiat Sim. Tiat Sim dan Siauw Thian telah saling mengasih tanda mata belati yang terukir nama Yo Kang dan Kwee Ceng, dari itu, tentu saja Kanglam Cit Koay tidak kenal nama Yo Kang itu.

Coan Kim Hoat sabar dan teliti, ia berpikir terus. Lantas ia ingat akan sesuatu. Ia berkata kemudian: "Orang yang khu Totiang cari adalah istrinya Yo Tiat Sim. Entah Yo Kang ini ada hubungannya sama Yo Tiat Sim atau tidak..."

Enam tahun sudah tujuh saudara ini merantau di gurun apsir tanpa ada hasilnya, sekarang mereka dapati ada titik terang, mereka jadi bersemangat, mereka tak hendak melepaskannya dengan begitu saja.

"Marilah kita tanya bocah itu!" Siauw Eng mengusulkan.

Han Po Kie mempunyai kuda yang paling gesit, ia mendahului berlari kepada kawanan bocah itu yang telah kembali bergumul berkelahi. Ia berteriak-teriak menyuruh mereka berhenti berkelahi, tetapi ia tidak dipedulikan, maka ia turun dari kudanya, dan kemudian ia langsung tarik beberapa bocah dan balingkan mereka ke pinggiran.

Tusaga lihat orang kuat, ia tak berani berkelahi terus. Tapi ia tuding Tuli dan menantang: "Dua ekor anjing cilik, jikalau kau berani, besok kita bertempur pula disini!"

"Baik, besok kita bertempur pula disini!" Tuli terima tantangan itu. Ia sudah lantas memikir, kalau sebentar ia pulang, hendak ia meminta bantuan Ogatai, kakaknya yang nomor tiga, dengan siapa ia paling erat hubungannya, sedang kakaknya itupun kuat. Ia percaya Ogagati akan suka membantu padanya.

Kwee ceng dengan muka berlumuran darah, mengulurkan tangannya pada Cu Cong. "Mari kasih pulang!" katanya. Dengan berani ia minta belatinya kembali.

"Gampang untuk pulangi padamu!" kata Cu Cong sambil tertawa, seraya tangannya mencekal belati orang. Tapi kau mesti omong dulu biar terang, darimana kau peroleh belati ini?"

Dengan tangan bajunya Kwee ceng susuti darah yang masih mengalir dari hidungnya. "Ibuku yang berikan padaku," sahutnya.

"Apakah she ayahmu?" Cu Cong tanya pula.

Bocah itu melengak. Ia tak punya ayah, tak dapat ia menjawab. Kemudian ia menggeleng kepalanya.

Cit Koay lihat orang rada tolol, mereka menjadi putus asa.

"Apakah kau she Yo?" Coan Kim Hoat kemudian menanya. Ia penasaran.

Kwee menggeleng-gelengkan kepalanya pula.

Kanglam Cit Koay paling menjunjung kehormatan, mereka pegang satu kepercayaan sekalipun terhadap satu bocah, maka itu Cu Cong lantas serahkan belati itu kembali kepada Kwee Ceng., sedang Han Siauw Eng keluarkan sapu tangannya, untuk susuti orang punya darah di hidung.

Pendekar Pemanah Rajawali ( Sia Tiauw Eng Hiong )Where stories live. Discover now