Bab 21. Semua Berkumpul

1.5K 33 0
                                    

Tiat Sim mendengar angin menyambar belakangnya, ia putar tangan kirinya ke belakang, untuk menangkis seraya mencekal, maka ujung tombak lantas kena terpegang. Ia telah mainkan ilmu silat Keluarga Yo bagian jurus "Hui ma chio" atau "Membaliki kuda", ialah tipu istimewa yang hanya diketahui keluarganya yang mewariskan ilmu silat itu. Sebenarnya habis itu, tanpa menanti musuh menarik pulang tombaknya, tangan kanannya sudah mesti membarengi menyerang, akan tetapi sekarang ia memeluki Pauw Sek Yok dengan tangan kanannya itu, tidak dapat ia menyerang. Maka seraya memutar tubuh, ia membentak: "Ilmu silatku ini diwariskan cuma kepada anak laki-laki, tidak kepada anak perempuan, dari itu tentulah gurumu tidak dapat mengajarkan kepadamu!"

Memang benar, walaupun Khu Cie Kee lihay, tapi ia tidak dapat mengerti sedalam-dalamnya ilmu silat Keluarga Yo itu, jadi kepandaian Wanyen Kang menggunai tombak itu belum sempurna, maka ditegur begitu, pangeran itu menjadi tercengang. Dengan begitu, mereka mencekal masing-masing satu ujungnya tombak itu. Inilah hebatnya untuk tombak itu sendiri, yang gagangnya sudah tua. Tempo keduanya saling membetot, gagang tombak itu patah sendirinya.

Kwee Ceng lantas lompat maju, ia membentak: "Kau telah bertemu dengan ayahmu sendiri, kenapa kau masih tidak berlutut untuk memberi hormat!"

Wanyen Kang bersangsi, ia menjadi tidak berayal.

Yo Tiat Sim tidak pedulikan pangeran itu, dengan bawa istrinya , ia telah tiba di luar. Ia sudah lantas disambut Bok Liam Cu, gadisnya itu, maka bersama-sama mereka melompati tembok untuk menyingkirkan diri.

Kwee Ceng juga tidak berani berayal-ayalan, segera ia pun lari keluar. Disaat ia hendak melompat tembok, ia merasakan sambaran angin ke arah kepalanya. Ia menjadi kaget sekali, cepat sekali ia mendak. Meski begitu, angin menyambar lewat di mukanya, ia merasakan perih bagaikan kebaret pisau. Itulah menandakan lihaynya si penyerang. Selagi ia terkejut, ia dengar bentakan: "Anak tolol, aku si orang tua sudah lama menantikanmu di sini!"

Itulah suaranya Som Sian Lao Koay Nio Cu Ong!

Pada itu waktu di lain kalangan, tatkala mendengar Pheng Lian Houw mengatakan ialah muridnya Hek Homh Siang Sat, sambil tertawa Oey Yong kata kepada cecu itu: "Kau kalah!" Ia berbicara dengan terpaksa, karena hatinya cemas bukan main mendengar suaranya Kwee Ceng, maka habis berkata, ia terus putar tubuhnya dan bertindak ke pintu.

Cuma dengan satu kelebatan, Pheng Lian Hoauw sudah mengahdang di ambang pintu.

"Oleh karena kau adalah muridnya Hek Hong Siang Sat, aku tidak berniat mengganggu padamu," berkata orang she Pheng ini. "Hanya kau bilanglah, apa perlunya gurumu memerintahkan kau datang kemari?"

Oey Yong tertawa. Dia menyenggapi: "Kau sendiri yang bilang, jikalau dalam sepuluh jurus kau tidak dapat mengenali ilmu silatku, kau akan membiarkannya aku berlalu dari sini. Kau adalah satu laki-laki sejati, kenapa sekarang kau menyangkal?"

Pheng Lian Houw gusar sekali. Ia menyahuti dengan membentak: "Jurusmu yang terakhir adaöah jurus "Tindakannya si binatang sakti". Apakah itu bukannya pengajaran dari Hek Hong Siang Sat?!"

Oey Yong tertawa pula. "Belum pernah aku melihat Hek Hong Siang Sat," dia kata. "Laginya, dengan kepandaian semacam itu dari mereka, mereka mana tepat menjadi guruku?"

"Percuma kau menyangkal!" bilang Lian Houw.

"Nama Hek Hong Siang Sat pernah aku dengar," Oey Yong bilang tanpa pedulikan perkataan orang. "Apa yang aku tahu tentang mereka ialah mereka pengrusak perikeadilan dan prikemanusiaan, tidak ada kejahatan yang mereka tidak lakukan. Mereka pun telah mendurhaka terhadap guru dan kakek guru mereka, jadinya mereka adalah orang-orang dari Rimba Persilatan? Kenapa Pheng Cecu samakan aku dengan mereka itu?"

Pendekar Pemanah Rajawali ( Sia Tiauw Eng Hiong )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang