02. What the hell?

6K 627 70
                                    

Pesan singkat; semua karakter yang ada disini berbicara bahasa Jepang, terkecuali Jungkook & Taehyung.

-0o0-

["Bagaimana keadaanmu disana Taehyung? Apa kau sudah bertemu dengan kakakmu?"]

Taehyung menghembuskan nafas. "Aku memutuskan untuk tinggal di penginapan murah untuk sementara. Harusnya eomma sudah tau kalau mencari hyung itu bukanlah hal yang mudah!"

["Penginapan murah? Bagaimana kondisinya? Apa kau baik-baik saja?]

Pemuda itu mengedarkan pandangannya, mendengus kecil. "Kondisinya masih layak untuk di tinggali. Ah, eomma harus tidur! Ini sudah malam!"

["Ahh syukurlah. Kalau ada sesuatu tolong kabari eomma, sebisa mungkin aku dan appamu akan mengirimkan uang kesana. Selamat malam ya Taehyung-ie, jika bertemu Baekhyun sampaikan padanya kalau aku akan memukul bokongnya dengan raket nyamuk"]

Taehyung tertawa kecil. "Eomma selalu jahat pada hyung. Uangku masih belum terpakai sama sekali, jadi eomma tak perlu pusing-pusing mencari uang untukku, arraseo? Selamat malam juga eomma~ semoga mimpimu indah~"

Akhirnya Taehyung mengakhiri panggilan itu, ia menghela nafas panjang, lelah sekali rasanya duduk di pesawat, ia juga belum makan hampir seharian ini (Hanya makan roti dan minum susu saat di pesawat). Parahnya lagi, Taehyung telah berbohong kepada ibunya, ia berdoa semoga Tuhan tidak memberikan hukuman kepada anak nakal sepertinya.

"Sudah aku beri tumpangan, hanya begitu saja ekspresimu? Astaga, benar-benar tidak tau terima kasih"

Wajah suram Taehyung terganti, ia memutar bola mata, langsung teringat kalau dirinya tidak sendirian disini. "Aku hanya tidak menyangka kalau kau sendiri juga bagian dari berandalan seperti mereka. Katakan, apa kau benar-benar serius akan menjualku?"

Jungkook membanting tubuhnya di sofa, tepat berhadapan dengan Taehyung. "Kenapa aku harus menjualmu? Memangnya berapa bayaran yang aku dapat? Aku hanya senang membantu, dengan bayaran tentunya" Ujarnya, membuka minuman kaleng dan meneguknya.

"Kau bilang tidak butuh uang!"

"Pikiran dan keputusan bisa berubah kapanpun" Kalimat itu sukses membuat Taehyung mendecih kesal, nada bicara pemuda itu membuatnya sangat jengkel.

Kediaman milik Jungkook jauh sekali dari ekspektasi Taehyung, pemuda itu sempat berpikir bahwa Jungkook punya rumah mewah, mobil banyak dan harta berlimpah; tapi nyatanya, Jeon Jungkook tinggal di sebuah rumah kecil yang berada di pinggiran kota. Pinggiran kota, bayangkan saja.

Mau tak mau, Taehyung harus membohongi sang ibu tadi. Mana mungkin ia berkata kalau sekarang dirinya tinggal dengan orang asing di rumah yang bahkan tidak layak untuk di tinggali? Bisa-bisa ibu kesayangannya terkena serangan jantung mendadak.

"Apa pekerjaanmu?" Taehyung bertanya.

Jungkook memasang raut wajah berpikir.

"Mencopet?" Ia memberi jeda sejenak. "Aku juga ahli menipu orang-orang. Misalkan, seperti tiga preman kampungan tadi, kemampuanku jauh sekali di atas mereka" Lanjutnya, percaya diri.

Kedua mata Taehyung membulat, ia merasa sangat terkejut. "Lalu, apa kau baru saja berbohong soal pekerjaanmu sebagai petugas keamanan yang sudah berpengalaman selama—"

"Iya, aku memang asal berbicara saja" Jungkook memotong kalimatnya. "Tapi, itu juga berdampak sangat baik untukmu, bukan? Anggap saja itu adalah cara aku menolongmu, Taehyung-ssi"

"Kau—" Taehyung menggeram. "—berapa sih umurmu? Rasanya aneh sekali memanggilku seperti itu!" Gertaknya.

Jungkook tersenyum kecil. "Aku baru berumur dua puluh tahun. Ah? Memang iya ya? Aku rasa seperti itu, aku tidak terlalu mementingkan tanggal berapa aku lahir, aku juga tidak ingat kapan terakhir kali merayakan ulang tahun" Lanjutnya.

Love Fool [KookV]Where stories live. Discover now