09. Kesempatan, lagi?

4.1K 430 154
                                    


"Bagaimana? Sudah merasa tidak betah?"

Jungkook tersenyum miring, tidak berniat sedikitpun melirik pria yang berdiri di luar jeruji besi sana. Dia hanya meraba lantai keras di dekatnya untuk mengambil kerikil, kemudian ia lemparkan ke arah dinding hingga memantul.

"Panas ya di dalam?"

Suara itu membuat Jungkook sekali lagi, melempar kerikil yang lebih besar dan sedikit keras. Menjawab pertanyaan itu saja ia tak pernah sudi. Bunyi keran air rusak di sudut sana lebih menarik baginya kalau boleh jujur.

Hoseok, pria itu menggenggam jeruji besi yang mengurung Jungkook di dalam. "Kenapa diam saja? Menyesal?"

Tadinya, Hoseok akan pergi karena mengira Jungkook tak akan membuka mulut, namun niatnya itu terhenti.

"Setidaknya, aku lebih senang memandang tembok datar itu dibandingkan pemandangan di luar sana, hyung."

Alis Hoseok terangkat satu, tindakannya terhenti, ia tak mengerti maksud dari kalimat Jungkook. "Mengapa? Sudah sadar dimana tempat seharusnya kau berada?" Tanyanya, sangat arogan.

Dan yang terjadi selanjutnya adalah, Jungkook bangkit dari posisinya, berjalan santai ke arah Hoseok dengan senyuman miring terhias di wajah babak belurnya. Tanpa takut, Jungkook menggenggam jeruji besi tepat di hadapan Hoseok.

"Hyung, katakan, apa kau sudah puas?"

Hoseok diam saja, penasaran kalimat apa yang akan selanjutnya keluar dari bibir itu. Jika di lihat, Jungkook sama sekali tak menunjukkan ekspresi takut, justru air wajahnya begitu tenang. Jauh dari ekspektasi Hoseok sendiri.

"Aku bertanya padamu" Jungkook berkata. "Apa kau merasa puas dengan semua ini?"

"Tentu saja" Hoseok menjawab yakin. "Melihatmu menderita adalah kepuasan tersendiri bagiku."

Setelah itu, hening tanpa suara.

Hoseok mengira Jungkook sudah cukup puas dengan jawabannya, berpikir pria itu pasti kehabisan kata-kata dan berniat meninggalkannya tanpa memberikan penjelasan atau pernyataan apapun.

Namun, ia salah, sedetik kemudian Jungkook tertawa kencang, sampai membuat beberapa petugas serta tahanan lain memandangnya keheranan. Hoseok tidak mengerti, tetapi ikut tersenyum lebar, dia yakin Jungkook tengah mentertawakan penderitaannya sendiri.

"Aduh, perutku!"

Cukup lama keduanya saling tertawa, Hoseok sampai tak sadar bahwa kini tangan Jungkook telah terulur untuk memegang salah satu dari pergelangan tangannya. Tawa dari keduanya terhenti, Hoseok terkejut dan berusaha menarik tangannya namun tidak bisa, tenaga Jungkook jauh lebih kuat darinya.

"Apa-apaan?"

Jungkook tak memberi penjelasan, ia memperlihatkan seringaiannya. "Sudah puas mentertawakanku? Mau tahu mengapa aku lebih senang berada disini? Memandang tembok datar dan kasar itu?"

"Jauhkan. tanganmu."

Hoseok benar-benar kehabisan kata, ia mencoba untuk tetap tenang meski detak jantungnya tak menyetujuinya. Ekspresi Jungkook sangat berbeda dengan yang barusan, lebih menyeramkan dan siap untuk mencabik-cabik korbannya.

Jungkook? Mendekatkan wajahnya, meski terhalang besi-besi itu. "Karena—" Ujarnya menggantung. "—karena aku tidak mau melihat wajah menjijikkanmu itu di luar sana, hyung."

"!!!"

Bersamaan dengan itu, Hoseok merasa tangannya di tarik paksa, membuat tubuhnya tertarik tanpa peringatan, wajahnya langsung membentur besi di hadapannya, sangat kencang dan menyakitkan. Hoseok jatuh tersungkur, hidungnya mengeluarkan darah segar dan kacamatanya hancur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Fool [KookV]Where stories live. Discover now