ㅡ🌙6

9.6K 432 43
                                    



Sehun menggandeng tangan Yoona dengan formal ketika memasuki restaurant. Sang kepala restaurant sendiri yang menyapa mereka dan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah disiapkan.
Sehun tampak akrab dengan kepala restaurant itu, dan Yoona melihat kepala restaurant, seorang lelaki Perancis dengan logat Perancis yang kental. Sesekali Sehun berbicara dalam bahasa Perancis yang lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala restaurant itu.
Dari informasi yang pernah didapat Yoona, ayah Sehun adalah orang Korea dan ibunya keturunan Perancis. Mungkin ini sebabnya Sehun lancar berbahasa Perancis, meskipun itu bukan urusannya. Yoona cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari Sehun.
Ketika kepala restaurant itu pergi, Sehun menarikkan kursi untuk Yoona dan duduk di depan Yoona, "Restaurant ini milik ibuku," Sehun menatap kepergian kepala restaurant itu, Francoise adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restaurant ini seperti mencintai hidupnya"
Yoona terdiam menatap Sehun. Orangtua Sehun juga telah meninggal, itu yang dia tahu, tetapi entah kenapa, informasi tentang orang tua Sehun itu tersimpan rapat, jauh sekali hingga tidak ada seorangpun yang bisa menggalinya.
Seorang pelayan datang dan Sehun memesan lagi dalam bahasa Perancis yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Yoona terpesona dengan tampilannya, Sehun menjelaskan bahwa makanan itu adalah L'imperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap. Ditemani dengan Creme, potongan jeruk citrus, dan Roti Baggue. Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.
Yoona menyuap untuk pertama kalinya dan mendesah, merasakan crème itu meleleh di mulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara rasa manis dan kelembutan yang nikmat. Tak disadarinya bahwa Sehun menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan. Suasana hati Sehun luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak terlampiaskan membuatnya frustrasi luar biasa. Dia amat sangat ingin meledak... di dalam tubuh Yoona.
Sehun memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, sambil berharap malam ini Yoona sedikit mabuk sehingga mengendorkan pertahanannya. Tetapi pikiran bercinta dengan Yoona dalam kondisi perempuan itu mabuk sama sekali tidak menyenangkannya. Dia ingin perempuan itu sukarela, melingkarkan pahanya di tubuhnya, ketika tubuh mereka bersatu. Saat itu akan datang pada akhirnya, kalau Sehun mau bersabar dan menundukkan perempuan keras ini pelan-pelan.
Hidangan utama datang, yakni Parmentier de canard et son bouquet de verdure, hidangan daging bebek yang dipanggang hingga cokelat muda dan berminyak bersama dengan kentang lembut yang dihancurkan, dan disajikan bersama semangkuk salad. Rasanya luar biasa lezat dengan paduan bumbu-bumbu yang tidak biasa dan khas, membuat Yoona terpesona akan citarasa masakan khas perancis ini.
Pantas saja restaurant ini dianugerahi lima bintang.
"Kau menyukainya?," dalam cahaya lampu yang temaram, Sehun tampak lebih lembut. Garis kejam di bibirnya tampak memudar dan itu membuatnya tampak lebih santai.
Yoona ingin membantah, tetapi tidak ingin merusak suasana indah ini. Terkurung selama berminggu-minggu di dalam kamar terkutuk itu dan sekarang entah kenapa Sehun berbaik hati membawanya keluar – meskipun dengan pengawalan ketat – Yoona sempat melirik ke arah pengawal-pengawal Sehun yang berdiri seperti biasa di akses pintu keluar.
Yoona menganggukkan kepalanya. Dia memang sangat menikmati semua ini, bukan hanya makanan – meskipun makanan di rumah Sehun tidak kalah nikmatnya – tetapi bisa makan dengan pemandangan bebas, bukan pintu kamar dan ruangan yang selalu terkunci sangat menyenangkannya.
"Bagus," Sehun bergumam puas, lalu memanggil pelayan untuk menghidangkan hidangan penutup, dan kopi, "Aku ingin gencatan senjata"
Yoona mengalihkan pandangan tertariknya pada hidangan penutup yang baru datang itu. Itu adalah crème brûlée, hidangan cantik dari krim yang dibakar di permukaan atasnya sehingga membentuk lapisan karamel renyah tapi lembut di bagian bawahnya.
"Gencatan senjata?," ketika menyadari arti dari kata-kata Sehun, Yoona waspada sepenuhnya.
"Aku akan memperlakukanmu dengan baik, bukan sebagai tawanan, tetapi sebagai kekasihku. Menurutku kita bisa menjalin hubungan kerja sama yang cukup baik"
Yoona tergoda. Bukan, bukan tergoda menjadi kekasih Sehun. Tetapi tergoda akan janji itu, bahwa Sehun tidak akan memperlakukannya sebagai tawanan, yang berarti akan melonggarkan keamanan ketat yang selama ini menjaganya. Itu berarti kesempatannya untuk melarikan diri akan...

sleep with the devil ;Kde žijí příběhy. Začni objevovat