ㅡ🌙11

5.9K 377 31
                                    

pake lagu davichi to you enak x ya?

Happy reading

Entah berapa jam proses operasi yang menyiksa itu dan Sehun duduk di sana dengan seluruh tubuh menegang dan tersiksa. Xiumin masih menungguinya di sana, sementara yuri sudah berpamitan, karena puteranya membutuhkannya. Yuri bilang akan kembali besok pagi.
Lalu terdengar tangis bayi. Tangis bayi yang sangat kuat dan keras, seakan memompa seluruh udara yang ada ke dalam paru-parunya.
Sehun terkesiap dan saling berpandangan dengan xiumin, tubuhnya makin menegang. Apakah itu suara anaknya? Tiba-tiba lampu menyala hijau, dan seorang perawat keluar, memanggilnya, "Tuan Oh Sehun"
Sehun diajak masuk ke ruangan dalam di bagian ruang persiapan operasi, yang menjadi pembatas antara ruang tunggu dengan ruang operasi, "Ini Putera anda Tuan Sehun, kami menunjukkannya sebelum dia dibawa ke kamar bayi"
Bayi itu menangis begitu keras, seolah-olah memprotes kenapa dia direnggut dari kehangatan yang nyaman di perut ibundanya ke dunia yang penuh marabahaya ini. Sehun mengamati bayi itu dengan takjub, mahluk kecil tak berdaya itu, yang selama ini tumbuh di perut Yoona, darah dagingnya, yang tumbuh dari percintaannya dengan Yoona.
Makhluk itu begitu tak berdaya, dan ingatan bahwa Sehun memusuhinya dulu terasa begitu konyol. Anak laki-laki ini anaknya. Buah cintanya dengan Yoona. Perawat itu menunjukkan alat kelamin bayi itu, anak laki-laki yang sehat. Dan wajahnya itu, yang bahkan sudah menunjukkan kemiripannya dengan seluruh keturunan Oh, lalu membawa sang bayi ke ruangan khusus.
Sejenak Sehun masih tertegun di sana, lalu teringat kepada Yoona... Yoona.. bagaimana isterinya?
"Suster," Sehun memanggil suster itu, berusaha agar tidak terdengar panik, "Bagaimana dengan isteri saya?"
Suster itu melirik ke ruang operasi, "Masih belum sadar tuan, kondisinya cukup stabil meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi waktu-waktu mendatang, Anda bisa menengoknya nanti ketika dia sudah dipindah dari ruangan operasi ke ruangan iccu". Lalu suster itu pergi meninggalkannya, memaksanya menunggu ke dalam ketidakpastian yang menyiksa lagi.
Kalau dulu, Sehun pasti akan membentak, memaksa, menggunakan cara kasar agar bisa dituruti kemauannya. Dia ingin melihat Yoona segera! Kenapa para dokter tidak becus itu begitu lama menanganinya???
Tetapi Sehun menahan dirinya. Tidak. Mereka sedang menyelamatkan Yoona. Dia tidak boleh mengganggu mereka, karena nyawa Yoona taruhannya.
***
Ruangan iccu itu sepi, hanya ada Yoona dan suara detak jantungnya yang dimonitor. Yoona masih belum sadarkan diri, dan menurut penjelasan dokter tadi, kondisinya masih belum lepas dari kritis.
Sehun duduk di sana, di samping ranjang Yoona, mengamati wajah Yoona yang terbaring pucat pasi. Dia pernah mengalami ini sebelumnya dan ternyata krystal tidak pernah terbangun lagi. Akanlah Yoona melakukan hal yang sama pada dirinya?
"Kau tidak boleh meninggalkanku Yoona," Sehun menggeram parau, "Kau tidak boleh meninggalkanmu sebelum aku mengizinkanmu, putera kita menunggu di sana, ingin disusui jadi kau harus bangun dan menyusuinya, membantunya tumbuh menjadi anak yang sehat..yang..," suara Sehun tertelan, menyadari bahwa dia sudah berkata-kata terlalu banyak.
Sehun lalu menyentuh jemari Yoona dan menggenggamnya, "Maafkan aku," bisiknya parau, "Maafkan aku karena selalu memaksamu, menyakitimu, bahkan ketika kau mengandung anakku, aku tidak pernah memperhatikanmu seperti seharusnya," Dengan lembut Sehun mengecup jemari Yoona, "Bangunlah sayang, dan akan kutebus semua kesalahanku"
Hening, Hanya suara monitor jantung yang terdengar teratur di ruangan itu, Sehun menggenggam jemari Yoona makin erat, "Bangun sayang, apakah kau akan tega meninggalkanku dan putera kita? Kau bahkan belum memberinya nama, akan aku panggil apa dia?"
Mata Sehun terasa panas membakar. Dia tidak pernah menangis sebelumnya, tetapi kediaman Yoona yang begitu berbeda dengan kesehariannya yang berapi-api membuatnya merasakan aliran dingin merayapi benaknya. Ketika kemudian panas membakar itu berubah menjadi tetesan hangat yang mengalir di sudut matanya, suara Sehun berubah serak,
"Aku mencintaimu Yoona, isteriku. Dan aku bersumpah akan mengabdikan seluruh kehidupanku kepadamu jika kau mau bangun dari tidur pulasmu yang menakutkan ini"
Air mata Sehun menetes di jemari Yoona. Dan kemudian jemari itu bergerak, membuat Sehun terpaku. Jemari itu bergerak lagi, samar. Dan kemudian gerakannya lebih mantap.
Bersamaan dengan itu, bulu mata Yoona bergerak-gerak, membuat Sehun menunggu dengan cemas. Lalu setelah penantian yang sepertinya terasa seumur hidupnya, mata Yoona terbuka langsung menatap mata Sehun yang basah, "Kenapa.... Kau...menangis,,,?"
Sehun langsung memasang muka sedatar mungkin meskipun perasaannya meluap-luap, "Mataku kemasukan debu"
"Oh," Yoona memejamkan mata lagi, sepertinya percakapan itu membuatnya lelah, "Anakku?"
"Dia laki-laki kecil yang sehat dan sempurna, tangisannya sangat keras membuat para suster harus menutup telinga dengan kapas ketika mengurusnya" Yoona tersenyum, dan mencoba membuka matanya lagi, "Namanya ..."
"Apa Yoona?"
"Aku mempersiapkan namanya...," suara Yoona melemah, "A.....Angel"
"Angel?," Sehun mengerutkan keningnya, dari sekian banyak nama, kenapa Yoona memilih nama Angel? Yoona tersenyum lemah, "Dia... putera... dari seorang ... malaikat"
Aku iblis yang jahat! Bukan malaikat! Batin Sehun berteriak keras membantah. Setelah semua yang dia lakukan kepada Yoona, perempuan itu masih menganggapnya sebagai malaikat?
"Men...cin...."
"Apa Yoona?," Sehun berusaha mendekatkan telinganya ke bibir Yoona karena suara Yoona semakin lemah, "Mencintaimu....Sehun." Lalu Yoona kembali tak sadar, meninggalkan Sehun kembali dalam tidur lelapnya.
Air mata mengalir lagi di mata Sehun, mata seorang iblis yang telah disentuh oleh sang malaikat. Yoona salah, dia bukanlah malaikat. Yoona adalah malaikatnya. Dan pernyataan cinta Yoona membuat dada Sehun terasa sesak. Sesak oleh perasaan meluap-luap yang tak pernah terungkapkan sebelumnya.
***
Kondisi Yoona membaik seiring berjalannya hari, bahkan pagi ini dia sudah diperbolehkan menyusui Angel, untuk pertama kalinya.
Yoona menerima bayi itu di pelukan lengannya dengan takjub. Bayinya, puteranya, yang selama ini bertumbuh di perutnya dan dikandung olehnya. Sekarang ada di dunia nyata, dengan rambut tebal cokelatnya dan mata cokelat milik ayahnya, yang sekarang sedang penuh air mata. Ya, Angel sedang menangis keras-keras sekarang.
"Dia lapar," suster Ana terkekeh geli dan membantu Yoona setengah duduk, Yoona membuka gaun pasiennya dan mendekatkan payudaranya, Secara otomatis Angel langsung mencari dan melahap putting itu. Lalu menghisapnya dengan begitu rakus. Yoona takjub merasakan bahwa puteranya berbagi makanan dengan dirinya, bahwa tubuhnyalah yang memberikan makanan untuk puteranya.
"Dia sepertinya sangat lapar," suara itu berasal dari ambang pintu dan Yoona menoleh. Mendapati Sehun berdiri di sana.
Hari ini jam sembilan pagi, dan Sehun sepertinya belum pernah pulang dari rumah sakit, lelaki itu tampak lelah. Sehun berjalan mendekat dan duduk di tepi ranjang, matanya tak lepas dari puteranya yang menyusu. Puteranya sedang menyusu di tubuh isterinya. Sungguh pemandangan yang luar biasa indahnya.
"Kau tampak lelah", Yoona menatap Sehun lembut. Lelaki itu mengalihkan pandangan dari puteranya ke mata Yoona, menatap Yoona dengan mata beningnya yang berwarna cokelat, "Aku belum pulang, xiumin membawakanku baju ganti dan aku mandi serta bercukur di sini, di lantai atas aku punya kamar sendiri"
Yoona baru sadar bahwa ini rumah sakit yang sama tempatnya dirawat setelah kecelakaan dan kemudian diculik oleh psikopat kejam itu. Ini adalah rumah sakit milik Sehun, "Yah ini rumah sakit yang sama," Sehun tersenyum meminta maaf, "Tetapi kali ini tidak ada lagi penjagaan di depan, aku sibuk mengurusmu sampai aku tidak sempat mencari musuh".
Yoona tersenyum mendengarnya. Tepat ketika Angel melepaskan putingnya dan tertidur lelap dengan pipi montoknya masih menempel di payudara ibunya. Diperbaikinya posisi tidur Angel sehingga nyaman, dan Sehun mengikuti semua itu dengan pandangannya.
"Kau mungkin bisa pulang dan beristirahat Sehun"
Sehun mengangkat bahu, "Aku akan pulang untuk beberapa urusan, mungkin beberapa jam, lalu aku akan kembali," dengan canggung Sehun berdiri, sejenak hanya menatap lama, lalu mengangguk dan melangkah pergi.
Seorang suster masuk dan berpapasan dengan Sehun di pintu, dia bertugas mengambil Angel dan membawanya ke kamar bayi.
"Sungguh Anda isteri yang beruntung memiliki suami sebaik itu," suster itu Sehun menatap punggung Sehun yang hilang di balik pintu. "Dan seorang Oh Sehun pula, Anda sungguh beruntung dicintai seperti itu"
Yoona mengernyit, menyerahkan Angel untuk digendong sang suster dengan hati-hati. "Beruntung? Apakah maksud suster itu dia beruntung karena memiliki suami seperti Oh Sehun?"
"Oh Anda tidak tahu ya?," suster itu meletakkan Angel dengan lembut di kereta kaca khusus bayi yang dibawanya, "Tuan Sehun sangat setia menunggui ketika Anda tak sadarkan diri hampir 2 hari lamanya. Dia selalu ada di sana tak pernah meninggalkan Anda. Kondisi Anda saat itu masih belum pasti, kadang Anda tersadar dan menceracau. Lalu tak sadarkan diri lagi, kadang kondisi Anda sangat drop sehingga kami harus menangani Anda secara intensif, dan tuan Sehun menuntut untuk ada di sini, setiap detiknya mendampingi Anda. Ketika kondisi Anda stabil, dia ada di sebelah ranjang Anda, mengajak Anda berbicara dan menggenggam tangan Anda. Sepertinya semua penantiannya tidak sia-sia karena akhirnya Anda bangun dan membaik," suster itu tersenyum memuji, "Sungguh suatu anugerah yang tak terkira, bisa memiliki suami sebaik itu"
Lalu dengan mendorong kereta bayi suster itu pergi meninggalkan Yoona yang masih termenung di atas ranjang. Benarkah Sehun, Sehunnya yang sombong, arogan, dan pemarah itu melakukan semua yang dikatakan oleh suster itu? Benarkah Sehun mencemaskannya sampai sedemikian?
Rasanya tidak bisa dipercaya....
***
Yoona sudah boleh pulang bersama Angel, dan Sehun menjemputnya tepat waktu. Lelaki itu tidak berubah, tetap begitu dingin hingga Yoona berpikir jangan-jangan yang dikatakan suster waktu itu hanyalah kebohongan atau khayalan semata.
Sehun duduk di sebelah Yoona dalam mobil itu diam dan menatap ke jendela, tampak menjaga jarak, "Kau.. eh, sudah baikan," Akhirnya Sehun memecah keheningan, menatap ringan pada Angel yang tertidur di pelukan Yoona, dan tatapannya melembut, "Dia sepertinya sangat sehat"
"Dia menyusu dengan kuat," Yoona tersenyum dan mengecup dahi Angel dengan sayang. Semula Yoona merasa sedikit takut atas reaksi Sehun kepada Angel. Lelaki itu membenci Angel dengan alasannya ketika dia di dalam kandungan Yoona, apakah lelaki itu akan membenci Angel ketika dia sudah lahir ke dunia ini?
Sepertinya Sehun menyayangi Angel, meski tidak ditunjukkannya dengan kata-kata. Yoona sering menangkap tatapan penuh kelembutan yang dilemparkan Sehun kepada Angel. Oh ya, Yoona mengerti, seorang Sehun mungkin tidak bisa lepas dalam menunjukkan kasih sayangnya kepada anak kecil, tetapi Angel telah mencuri hati Sehun dan Yoona mensyukuri itu.
Mereka sampai di rumah, dan dengan takjub Yoona menyadari bahwa kamar bayi sudah disiapkan. Kamar itu terletak di kamar kecil yang memiliki pintu penghubung dengan kamar mereka sehingga Yoona bisa dengan mudah mendatangi Angel ketika putera mereka membutuhkannya.
Dengan lembut, Yoona meletakkan Angel yang tertidur pulas di boks bayi barunya. Bayi itu sangat pandai, tidak rewel, dan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan suasana di tempat barunya. Sehun berdiri di ambang pintu penghubung dan mengamati Yoona, kemudian membalikkan badannya hendak pergi,
"Sehun"
Lelaki itu langsung menghentikan langkahnya dan menatap Yoona,
"Ada apa?"
"Apakah... apakah setelah sekarang kita mempunyai putera, kau masih menganggapku sebagai pengganti Krystal?." Yoona harus bertanya, dia tak tahan lagi memendamnya. Sekarang mereka sudah mempunyai seorang putera dan Yoona tidak mampu hidup dalam ketidakpastian semacam ini.
Anaknya harus tumbuh di keluarga yang saling mencintai, dan ketiika Sehunl tidak bisa memberikannya. Maka Yoona akan pergi, "Apa?," ada nyala di mata Sehun dan itu seharusnya sudah bisa menjadi tanda peringatan buat Yoona, tetapi dia tidak mau mundur, dan dia tidak bisa.
"Kau selama ini selalu menganggapku sebagai pengganti Krystal. Sekarang kita mempunyai Angel, aku hanya ingin menunjukkan sikapku. Aku tak mau menjadi pengganti seseorang, jadi mungkin aku akan pergi bersama Angel"
Wajah Sehun mengeras. "Kau pikir apa yang sedang kau katakan?"
"Aku sudah mempelajari surat perjanjian itu, dalam surat itu dikatakan bahwa aku harus menikahimu di usiaku yang ke dua puluh lima tahun, tidak dituliskan klausul apabila kita berpisah... saat ini aku ingin berpisah"
Kau bilang waktu itu kau mencintaiku! Sehun ingin meneriakkan kata-kata itu di depan Yoona, dia begitu marah hingga jemarinya mengepal, "Berani-beraninya kau mengajukan perpisahan kepadaku? Tidak pernah ada seorangpun yang bisa meninggalkan Oh Sehun"

—tbc

Jgn lupa vote dan comment di setiap part!

sleep with the devil ;Where stories live. Discover now