ㅡ🌙12

7.8K 428 45
                                    

nah ini yg terakhir >< makasih ya buat yang udah baca , author mau buat cerita baru nanti liat soon aja

Btw happy reading!

Jgn lupa vote & komen

Wajah Yoona tampak sedih sekaligus kuat membalas tatapan Sehun yang membara. "Aku tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti seseorang. Aku juga punya kepribadian sendiri dan aku lelah"
Kemarahan Sehun yang semula menggelegak langsung surut mendengar perkataan Yoona. Kenapa Sehun tidak menyadarinya? Yang diinginkan Yoona hanyalah pengakuan bahwa dia bukanlah pengganti krystal. Hanya itu. Dan Sehun bodoh karena selama ini tidak menyadarinya.
Baiklah, jika memang itu yang diinginkan Yoona, dia akan memberikannya
"Ikut aku," Sehun mengambil tangan Yoona dan membawanya keluar kamar, dia setengah menyeret Yoona yang kebingungan menuruni tangga, langsung menuju sayap kebun mawar itu. Sayap rumah di mana lukisan krystal terpasang rapi di balik pintu bernuansa emas.
Para pelayan tampak mengintip mendengar keributan itu, bahkan xiumin juga muncul dari depan dengan waspada. Tetapi kemudian langsung mundur ketika menyadari bahwa Sehun membawa Yoona ke sayap rumah itu.
Sehun berhenti menyeret Yoona ketika mereka berada di pintu kamar emas itu, "Kau ingin jawaban bukan?," Sehun melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa lukisan krystal yang semula tergantung di dinding. Lalu melangkah dengan langkah berderap marah meninggalkan Yoona.
Dengan segera Yoona mengikutinya, ingin tahu apa yang akan dilakukan Sehun kepada lukisan itu. Sehun melangkah ke halaman belakang, membanting lukisan itu di tanah, dan ketika Yoona menyadari apa yang akan dilakukan oleh Sehun, semuanya sudah terlambat,
"Jangan!!!"
Terlambat. Sehun sudah melempar api ke lukisan itu, dan dalam sejejam api itu sudah membakar kanvasnya yang rapuh. Seluruh lukisan Krystal yang sedang hamil muda dan tersenyum itu habis menjadi arang tipis yang kehitaman dilalap oleh api yang begitu ganas.
Yoona berdiri terpaku menatap sisa pembakaran itu dan menoleh menatap Sehun dengan bingung, "Kenapa kau melakukannya?"
"Karena," Sehun tiba-tiba meraih Yoona dan merenggutnya ke dalam pelukannya. Ciumannya kasar sekaligus mendamba, penuh gairah. Bibir Sehun melahap bibir Yoona seolah-olah akan mati kalau tidak mencecapnya. Lidahnya menjelajah dengan bergairah, mencicipi seluruh rasa manis Yoona yang sudah lama tidak dicecapnya. Sehun memuaskan kerinduannya, amarahnya, dan rasa frustrasinya dalam ciuman itu. Sebuah ciuman menggelora yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu.
Ketika Sehun melepaskan ciumannya yang membara itu, tubuh Yoona lemas hingga Sehun harus menopangnya. Dengan gerakan tegas, lelaki itu mengangkat dagu Yoona dan menghadapkan ke arahnya. "Karena Nyonya Oh Yoona, aku mencintaimu, Sungguh mencintaimu, sebagai Yoona yang menjengkelkan dan keras kepala yang selalu menentangku,"
Sehun melumat bibir Yoona yang menganga takjub dengan penuh gairah. "Kau tersimpan di hatiku," dengan lembut Sehun membawa tangan Yoona ke dadanya, "Hati ini dulu sudah kubuang jauh-jauh ke dasar, tapi kau membawanya ke permukaan lagi dan meletakkan dirimu di sana. Aku tidak bisa mengeluarkanmu dari sana setelahnya,"
Sehun menatap lukisan yang sudah terbakar habis itu, "Aku pernah mencintai krystal sebelumnya. Tetapi sekarang, dia hanyalah kenangan yang harus kuhormati. Hanya itu. Cintaku kepadanya sudah pergi pelan-pelan seiring berjalannya waktu, dan kutegaskan padamu Nyonya Oh Yoona, aku memperisterimu bukan karena kau harus menggantikan siapapun, aku memperisterimu karena aku mencintaimu, dan ternyata kita sangat cocok di ranjang merupakan bonus"
"Sehun" pipi Yoona memerah, berusaha menahan Sehun mengucapkan kata-kata vulgar yang lebih parah. Mereka ada di ruang terbuka dan Yoona tahu para pelayan yang terkejut dengan kehebohan itu sedang berkumpul di sudut-sudut, berusaha menguping dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sehun menghentikan ucapannya dan menyadari bahwa banyak yang mengintip mereka dengan diam-diam, tetapi dia tak peduli lagi. "Sekarang Nyonya Oh Yoona, waktumu untuk menjawab!," Sehun berdiri di situ menatap Yoona dengan tatapan arogannya, sejenak memunculkan dorongan hati Yoona untuk melawannya.
Rupanya Sehun menyadari niat Yoona entah dari ekspresi wajahnya, atau mungkin dari kilatan matanya, "Dan jangan mencoba membantah," Gumam Sehun sombong, "Aku tahu kau juga mencintaiku"
Yoona merasa pipinya memerah, panas sampai ke telingatelinganya. "Darimana kau berkesimpulan seperti itu?"
"Aku mendengar pengakuan itu langsung dari bibirmu," Sehun tersenyum puas menatap Yoona yang kebingungan, "Ketika kau terbaring koma, kau berkali-kali mengigau dan mengucapkan 'aku mencintaimu Sehun' berulang-ulang dengan kerasnya hingga semua dokter dan suster mendengarnya".
Sebenarnya Yoona hanya mengucapkan satu kali, dan hanya Sehun yang mendengarnya, tetapi sungguh memuaskan melihat wajah Yoona yang makin memerah karena malu ketika mendengar kata-katanya.
"A... aku tidak mungkin mengucapkan itu... mana buktinya?"
Sehun bersedekap, menatap Yoona dengan puas, "Para dokter dan perawat bisa menjadi saksi," dia mulai merasa geli melihat ekspresi Yoona yang tampak amat malu.
"Mungkin... mungkin itu akibat pengaruh obat," Yoona berusaha menghindari tatapan Sehun, merasa amat sangat malu. Benarkah dia meneriakkan kata-kata cinta kepada Sehun ketika dia sedang tidak sadar?
Astaga alangkah malunya dia, dia tidak mau ke rumah sakit itu lagi.
Sehun terkekeh melihat ekspresi Yoona yang berubah-ubah, dengan lembut dirangkumnya wajah Yoona di kedua tangannya, "Yoona, kau sungguh keras kepala. Di sini aku, seorang oh sehun menyatakan cintanya kepadamu, dan kau bahkan masih menyangkal perasaanmu kepadaku," tawa di mata Sehun menghilang dan berubah menjadi sensual. Bibirnya mendekat ke bibir Yoona dan mengecupnya dengan kecupan yang panas dan menggoda, "Katakan kau mencintaiku".
Yoona mengerang dalam hati merasakan ciuman itu, Sehun curang telah memanfaatkan pesona tubuhnya untuk memaksa Yoona mengakui perasaannya. Bibir Sehun mengecupnya dengan kecupan-kecupan kecil menggoda di sekitar bibirnya, membuat Yoona ingin meminta lebih banyak lagi.
"Katakan Yoona," bibir Sehun menggoda Yoona lagi, lelaki itu sudah sangat mengenal Yoona dan mengetahui kelemahan Yoona, ketika Sehun mengigit bibirnya lembut dan melepaskannya. Yoona setengah menjerit, setengah mengerang,
"Ya!!", seru Yoona hampir berteriak, marah karena didesak, "Aku mencintaimu Sehun!!"
Sehun langsung melumat bibir Yoona, memuaskan gairahnya dan mencium Yoona lagi, dan lagi tanpa ampun.
Para pelayan hanya menatap takjub kepada tuan dan nyonyanya yang berciuman dengan mesra di taman, dan xiumin yang mengamati sedari tadi tersenyum samar, lalu membalikkan badan memasuki rumah dengan perasaan lega. Lega karena tuannya, Sehun, akhirnya menemukan cahaya yang membawanya kembali kepada kebahagiaan.
***
Pesta itu berlangsung elegan, sebuah jamuan makan malam yang diadakan Sehun bersama rekan-rekan bisnisnya, untuk keberhasilan proyek mereka yang terbaru. Yoona ada di sana bersama yuri dan isteri-isteri pengusaha lainnya, mengamati Sehun yang ada di seberang ruangan, sedang mengobrol dengan rekan-rekannya.
Jantung Yoona berdegup kencang. Dia sudah menghitung di kalendernya. Malam ini dia sudah bebas. Dan memang kondisi tubuhnya sudah membaik sejak hampir dua bulan melahirkan. Dan Sehun masih belum tahu itu.
Sehun sendiri merasakan Yoona sedang mengamatinya, dan gairahnya naik, gelenyar ketegangan seksual telah menggeletar di antara mereka mengingat telah lama mereka tidak bercinta. Sehun menunggu dengan sabar dan menahan diri, meskipun lama-lama hal itu membuatnya sedikit frustrasi, dorongan untuk memeluk Yoona, merasakan Yoona menyerah di dalam pelukannya sangat kuat. Mereka belum pernah bercinta sejak pernyataan cinta yang hebat itu, dan Sehun terobsesi, ingin menunjukkan kepada Yoona, betapa hebatnya sebuah percintaan jika kedua pasangan telah terbuka untuk saling mencintai.
"Sehun," suara Jongin menggugah Sehun dari lamunannya, dia menoleh dan mendapati Jongin sedang bersama dengan seorang lelaki. "Aku ingin memperkenalkan salah satu rekan bisnisku, kami mengembangkan kerja sama di bidang properti," Jongin mengedikkan bahunya, dan menyebut nama sebuah perusahaan yang cukup terkenal karena maju pesat dalam waktu singkat.
Gosipnya karena pemiliknya adalah seseorang yang jenius, "Dia pemilik perusahaan itu," jelas Jongin tenang, "Kenalkan Sehun, ini Taeyong."
Sehun menjabat tangan yang kuat itu dan menatap mata taeyong dalam-dalam. Lelaki yang kuat jiwanya, batinnya.
"Semoga ke depannya kita bisa bekerjasama," taeyong menggumam dengan suaranya yang tenang, lalu mengangguk untuk berpamitan karena ada urusan lain. Jongin dan Sehun menatap kepergian Taeyong,
"Dia si jenius yang membuat perusahaan luar biasa itu?" Jongin tersenyum, "Kenapa? Tidak sesuai bayanganmu?," Entah sejak kapan Sehun dan Jongin berteman. Mungkin karena kedekatan isteri-isteri mereka.
"Sama sekali tidak sesuai bayanganku. Aku membayangkan seorang laki-laki aneh yang serius dengan penampilan tak kalah serius, Taeyong terlalu tampan untuk menjadi seorang jenius yang menghebohkan"
Kali ini Jongin terkekeh mendengar kata-kata Sehun, "Dia memang tampan, tapi dia tak pernah punya reputasi sebagai playboy, seperti kita sebelum menikah ", Jongin melirik Sehun dengan tatapan menyindir.
Sehun tersenyum miring, "Mungkin agar tidak merusak reputasi jeniusnya," sahut Sehun, "Kurasa aku akan menyukainya kalau ada kesempatan mengenalnya"
Jongin tersenyum lagi, "Yah kau akan lebih sering bertemu dengannya nanti, kami sudah bersahabat sejak lama. Dia sudah menjadi patner bisnis resmiku sejak sebulan yang lalu," Jongin melirik jam tangannya, "Sudah malam, kami harus segera berpamitan. Terima kasih atas pesta yang luar biasa ini"
***
Tamu terakhir sudah pulang dan para pelayan mulai membersihkan seluruh rumah supaya esok hari seluruh bagian rumah sudah bersih dan sempurna. Yoona sedang duduk di depan meja rias setelah mencuci muka, Dia mengganti bajunya dengan gaun tidur. Saat itulah Sehun masuk, tampak begitu tampan dan mempesona, dengan kemeja putih yang sudah dibuka dua kancingnya.
"Hmmmm," aromamu sangat menyenangkan," Sehun memeluk Yoona dari belakang dan menempelkan bibirnya ke leher Yoona, mengecupnya lembut.
Yoona tersenyum menatap rambut coklat Sehun yang terpantul di cermin sementara lelaki itu mencumbu lehernya. Kehidupan pernikahan mereka luar biasa baiknya setelah pernyataan cinta itu.
Semua salah paham sudah dilepaskan, Sehun berhasil meyakinkan Yoona bahwa di satu titik tertentu dia sudah jatuh cinta kepada Yoona tanpa dia menyadarinya, Yoona percaya karena dia pun merasakan hal yang sama, Tidak ada yang tahu kapan cinta itu muncul.
Sungguh tak terduga, Yoona tidak menyangka akan jatuh cinta dan berbahagia menjadi seorang isteri dari lelaki yang bahkan di pertemuan pertama mereka menyekapnya di dalam bagasi, melemparnya dari balkon, menculik dan menahannya di rumahnya dan menghujaninya dengan berbagai arogansi yang tidak terkira. Tetapi Yoona memang jatuh cinta, kepada Sehunnya yang tampan, yang meskipun emosinya masih meledak-ledak dan arogansinya sering muncul ke permukaan, lelaki itu ternyata juga mencintai Yoona dan memperlakukannya dengan luar biasa lembut.
Ketika tidak ada penghalang di antara mereka, Sehun ternyata adalah suami yang baik. Dia memperlakukan Yoona dengan hormat dan penuh kasih sayang. Kadang mereka masih beradu argumentasi, tetapi mereka menikmatinya sebagai rutinitas suami-isteri, bukan sebagai ajang luapan kebencian.
Dan terhadap Angel, Sehun benar-benar menjadi ayah yang luar biasa. Begitu penuh kasih sayang dan ketakjuban, layaknya seorang ayah baru dengan putera pertamanya. Yoona membayangkan betapa Angel nanti akan begitu mirip ayahnya, dan mungkin menjadi anak yang memuja ayahnya, semoga begitu.

Mengenai kehidupan percintaan mereka di ranjang... Well selama ini mereka belum bisa melakukannya karena Yoona belum boleh melakukannya setelah melahirkan. Tetapi hari ini bisa. Yoona mengingat hitungan kalender itu, dan jantungnya berpacu liar, Sehun sekarang sedang menggigit ringan telinga Yoona, lalu membalikkan tubuh Yoona dengan lembut dan memeluknya erat. Pelukan itu begitu erat hingga Yoona bisa merasakan kejantanan Sehun yang menekan tubuhnya dengan kerasnya.
"Mungkin aku harus memelukmu beberapa lama, sebelum aku masuk ke balik selimut, mencoba tidur dan menjadi gila seperti biasanya," Sehun menyentuh bibir Yoona dengan jemarinya, lalu mengecupnya lembut
"Malam ini aku sudah bebas." Yoona berbisik pelan sambil berjinjit di telinga Sehun.
Kata-katanya langsung berimbas ke seluruh bagian tubuh Sehun. Matanya menyala penuh gairah dan antisipasi, dan Yoona bisa merasakan bahwa di bawah sana Sehun makin mengeras menekan tubuhnya.
"Jadi...," suara Sehun terdengar parau, "Kau sudah bisa..."
Yoona menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Detik itu juga Sehun langsung mengecup bibirnya dengan penuh kehausan, tanpa ampun, malam ini mereka bisa menuntaskan kerinduan mereka, yang telah tertahan sekian lama. Tanpa melepas kecupannya, Sehun mengangkat tubuh Yoona, lalu membaringkannya di ranjang dan menindihnya, senyumnya penuh gairah dan matanya penuh cinta.
"Aku mencintaimu, Nyonya Oh Yoona, dan kuharap aku bisa menjadi lelaki yang bisa kau andalkan," tatapan lembut Sehun membuat mata Yoona berkaca-kaca. Mereka telah melalui segalanya, kebencian yang meluap, kemarahan, kesalahpahaman, dan kemudian kekecewaan, Tetapi pada akhirnya mereka dipersatukan oleh cinta, yang luar biasa dalam dan tumbuh begitu saja tanpa di sadari, Yoona menatap Sehun dengan lembut dan kemudian memejamkan mata ketika bibir Sehun menunduk ke arahnya, hendak mengecupnya dengan kecupan lembut,
"Dan aku juga mencintaimu, Oh Sehun, suamiku, ayah dari anakku," suara Yoona berubah menjadi desahan ketika bibir Sehun melumat bibirnya dalam gairah cinta yang menggelora.

end

Dah ending nih heheheh makasi ka santhy bagus bener ni ceritanya


Eh ada yg main rp g si di line?

sleep with the devil ;Where stories live. Discover now