ㅡ🌙10

6.7K 386 42
                                    


sambil dengerin taeyeon all with you enak kali y?

Mata Sehun menyala ketika menatap mata Yoona. Perempuan ini menatapnya tanpa dosa. Tidakkah dia tahu bahwa permintaannya ini menambah penderitaan Sehun? Memijit Yoona?
Dalam kondisi bergairah dan ingin dipuaskan seperti ini? Bagaimana Sehun bisa menahan diri, ketika jemarinya menyentuh kelembutan kulit Yoona di tangannya?
"Oke, berbaliklah," Sehun menggeram lagi. Yoona tidak pernah meminta tolong kepadanya, dan kalau Yoona melakukannya, itu berarti Yoona benar-benar kesakitan.
Jemari Sehun bergerak menyentuh kepala Yoona, ke helaian rambut seperti sutera yang terasa lembut di jemarinya. Helaian itu biasanya adalah tempat Sehun menenggelamkan kepalanya ketika dia mencapai orgasmenya yang luar biasa nikmat di atas tubuh isterinya.... Sial! Jangan pikirkan tentang itu, Man!
Sehun memijit dan seolah belum cukup siksaannya, selama proses itu, Yoona terus menerus mendesah keenakan karena pijatan Sehun. Bahkan kadang mengerang, persis seperti erangannya ketika Sehun mencumbunya, dan itu luar biasa menyiksanya. Kejantanan Sehun sudah berdenyut-denyut, dan Sehun merasa dirinya hampir meledak karena gairah, gairahnya kepada Yoona.
"Sudah cukup?"
"Aku masih sedikit pusing di sisi ini," Yoona memiringkan kepalanya, memamerkan pundaknya yang hangat dan halus, membuat Sehun ingin mengigit lembut di bagian lunak di sebelah sana...
Sial. Sial. Sial!
Sambil terus memijit Yoona, Sehun menyumpah terus menerus dalam hati, Kemudian ketika Yoona tampak santai, Sehun melepaskan pijitannya dengan hati-hati.
Bagus. Yoona sudah tertidur. Sekarang mungkin dia akan mandi dengan air dingin, kalau tidak dia akan terbakar semalaman di atas ranjang ini. Menderita karena tak terpuaskan. Dengan tak kalah hati-hati, Sehun bergerak turun dari ranjang, hendak melangkah ke kamar mandi.
"Sehun"
Hampir saja Sehun mengerang mendengar panggilan Yoona,
"Apa Yoona?," desis Sehun serak
"Sekarang aku sudah tak pusing lagi"
Hening.
Sehun tertegun sejenak, kemudian menyadari arti kata-kata Yoona, dia langsung membaringkan kembali tubuhnya di ranjang, sepenuh gairahnya.
"Bagus," bisiknya parau lalu membalikkan tubuh Yoona dan melumat bibirnya tanpa ampun, Gairahnya yang menggelegak tidak ditahan-tahannya lagi, Sehun menyentuh Yoona di mana-mana, menikmati kepemilikannya atas tubuh isterinya, menikmati betapa tubuh Yoona yang lembut dan hangat itu menggelenyar di setiap sentuhannya.
Payudara Yoona tampak lebih berisi, mungkin karena kehamilannya. Ketika akan menyentuhnya seperti biasanya, Sehun tertegun dan menatap Yoona, "Apakah aku akan menyakitimu?"
Yoona tersenyum meminta pengertian, "Sedikit nyeri di bagian situ," desahnya.
Sehun tidak mengatakan apa-apa, lelaki itu hanya mengecup ujung payudaranya, lalu mamainkannya dengan lidahnya lembut, tangannya menelusur ke bawah dan menyentuh pusat kewanitaan Yoona, menemukan bahwa Yoona sudah siap dan bergairah untuknya, Dengan menahan dirinya, Sehun menindih Yoona dan menyatukan tubuhnya, berusaha menahan diri supaya berhati-hati, karena isterinya ini sedang hamil, Ya ampun!
Tubuh mereka menyatu, dan Sehun bergerak selembut yang dia bisa. Tetapi gairah menyala-nyala di seluruh aliran darahnya ketika akhirnya Yoona mencapai orgasme, membawanya juga terjun bebas dalam jurang kepuasan yang dalam.
***
Hubungan mereka membaik kembali meskipun sedikit kaku. Dan semakin bertambahnya usia kehamilannya. Yoona menyadari bahwa dia menyayangi suaminya. Ya, Yoona menyadarinya ketika dia merindukan Sehun saat lelaki itu tidak ada di sisinya.
Astaga... merindukan Oh Sehun adalah hal terakhir yang ada di pikiran Yoona, tetapi itu memang terjadi.
Sembilan bulan telah berlalu, sekarang perut Yoona sudah benar-benar buncit dan gerakannya lamban. Yoona bahkan sudah tidak bisa melihat lututnya sendiri karena terhalang perutnya.
Dengan lembut Yoona mengusap perutnya, mungkin karena anak ini, mungkin juga karena perubahan hormon. Yoona tidak tahu, yang pasti setiap dia ada di dekat Sehun, perasaannya menjadi hangat.
Oh, Sehun tidak berubah. Masih sama, begitu dingin, kaku, dan menakutkan bagi para pegawai dan rekan-rekan kerjanya, sekaligus begitu penuh kasih sayang di ranjang.
Gaya bercinta Sehun berubah sejak Yoona hamil, bahkan ketika usia kehamilan Yoona beranjak makin tua, lelaki itu tidak menyentuh Yoona lagi. Dia hanya mengusap lembut rambut Yoona sebelum tidur. Dan meskipun masih belum kelihatan bisa menerima kehamilan Yoona, setidaknya Sehun terlihat mencoba berkompromi.
Benarkah Sehun sebenarnya mencemaskannya? Benarkah Sehun sebenarnya tidak menganggapnya sebagai boneka pengganti Krystal? Yoona tidak tahu. Memikirkan itu semua membuat dadanya terasa sesak. Teringat akan sikap Sehun selama kehamilannya. Lelaki itu memang bersikap lembut dan baik kepadanya, tetapi lelaki itu selalu berpura-pura bahwa kehamilan Yoona tidak ada.
Yoona tahu Sehun seperti memperhatikannya. Pernah di suatu siang, ketika Yoona membawa buku-buku yang berat untuk dibawa ke kamarnya, dari sekelebat matanya, Yoona tahu bahwa Sehun sudah akan berdiri untuk membantunya mengangkat buku-buku itu, tetapi tertahan karena xiumin sudah membantunya duluan.
Pernah juga Yoona membaca buku tentang kehamilan dan persalinan di ranjang, tetapi Sehun bahkan tidak mau meliriknya dan berpura-pura tidur. Yoona juga teringat ketika usia kandungannya lima bulan, Sehun pernah memeluknya dalam tidur, mereka bercumbu siap bercinta, kemudian bayi itu menendang. Terasa kencang hingga menohok ke perut Sehun.
Sehun langsung mundur, mengucapkan berbagai alasan dan beranjak pergi. Sebegitu paranoidkah Sehun dengan kehamilannya?
Sebegitu takutkah Sehun dengan bayi ini? Bukankah keberhasilan Yoona mengandung bayi ini hingga usia sembilan bulan tanpa permasalahan yang berarti sebenarnya sudah bisa membuktikan kepada Sehun bahwa Yoona adalah calon ibu yang kuat dan sehat?
"Padahal kau tidak tahu apa-apa, Nak," Yoona mengusap perutnya dengan sayang, "Maafkan ayahmu yang konyol itu"
"Nyonya, ada yang ingin bertemu," xiumin tiba-tiba muncul di pintu, mengalihkan Yoona dari lamunannya.
Yuri muncul di belakang Xiumin, menggendong anak kecil yang begitu tampan, mungkin baru berusia dua tahun. Anak itu seperti malaikat dengan mata hazel pucatnya yang menyala-nyala, mata Jongin, "Aku dengar tanggal kelahiran pangeran kecil ini sudah dekat, dua minggu lagi ya?," Yuri masuk, meletakkan Jevo dengan lembut di sofa dan memeluk Yoona.
Sejak pernikahannya dengan Sehun, Yoona bersahabat erat dengan Yuri, dan Sehun membiarkannya karena memang Yuri adalah satu-satunya teman Yoona.
"Bagaimana kondisimu sayang?," mereka duduk di sofa, berhadap-hadapan, mata Yuri menatap ke perut Yoona yang terlihat membuncit, "Kau harus banyak istirahat dan menjaga diri, awal-awal kehamilan adalah saat-saat yang paling penting"
Yoona menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Semoga anak ini kuat, aku hanya merasa pusing-pusing dan mual setiap saat'
Yuri tertawa, "Aku juga merasakan hal yang sama ketika mengandung Jevo, tapi di awal kehamilan bukan di akhir kehamilan," dengan sayang dia melirik putera pertamanya yang sekarang sudah melompat dari sofa dan asyik bermain-main di karpet dengan balok-balok yang dibawanya dari rumah, "Rahasianya ada pada teh mint dan biskuit asin, makan itu setiap bangun pagi dan kau akan bisa mengatasi morning sickmu"
"Terima kasih Yuri," Yoona menyentuh lengan Yuri, benar-benar tulus dengan ucapannya. Berhari-hari dilewatkannya bersama sehun yang selalu bersikap bahwa bayi itu tak pernah ada di perut Yoona, kini rasanya begitu menyenangkan bisa bercakap-cakap berbagi keluhannya dengan teman yang mengerti dirinya.
Yuri menatap Yoona prihatin, "Bagaimana dengan sehun?," Yuri tahu kisah tentang Krystal tentu saja.
Yoona mendesah, "Dia bersikap seolah-olah anak ini tidak ada.... Dan dia...tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa dia menyayangi aku.. aku jadi tidak yakin apakah aku hanya pengganti Krystal atau.."
"Yoona....," sehun menyela dengan lembut, "Kadang-kadang ada laki-laki yang tidak bisa mengungkapkan cinta dengan kata-kata. Kau sendiri, pernahkah kau mengungkapkan cinta kepada Sehun?
"Tidak mungkin! Dia akan menggilasku begitu saja kalau aku mengatakannya," pipi Yoona merah padam.
Yuri tersenyum, "Dan apakah kau mencintai suamimu, Yoona?'
"Aku tidak tahu," Yoona memegang pipinya yang mulai terasa panas, "Perasaanku berubah, dulu aku begitu membencinya, tetapi kemudian aku dihadapkan pada kenyataan demi kenyataan, bahwa dia bukan seperti yang aku kira, Lalu aku memandangnya dengan lebih baik. Sekarang bahkan aku merindukannya ketika dia tidak ada, apakah itu cinta, yuri?'
Senyum yuri melembut, "Aku pernah ada di posisi di saat aku bertanya-tanya tentang perasaanku, rasanya memang membingungkan Yoona. Kuharap kau menyadari perasaanmu terlebih dahulu sebelum kau meminta sehun menjelaskan perasaannya".
Yoona menganggukkan kepalanya, kemudian serangan kram itu datang. Hanya sekejap seperti hantaman yang begitu keras. Ketika Yoona menggerakkan tubuhnya, hantaman itu terasa lagi. Lebih keras dan menyakitkan. Lalu dia merasakan basah, basah yang aneh.
Dia mendengar suara yuri yang terkesiap, dan mengikuti arah pandangan yuri, ke tengah pahanya..... di sana, merembes darah yang banyak menembus pakaiannya.
Wajahnya pucat pasi, apakah bayinya akan lahir lebih cepat dari tanggal perkiraan? Tetapi setahu Yoona proses kelahiran bayi tidaklah seperti ini, biasanya didahului dengan air ketuban yang pecah atau keluarnya darah...tapi bukan pendarahan seperti ini.
Ketika merasakan hantaman rasa sakit yang terus menerus memukulnya, Yoona mengernyitkan matanya, darah itu terus mengucur, terus, dan terus hingga membasahi roknya. Ada sesuatu yang salah di sini!
"Oh Tuhan, Yoona, aku harus memanggil ambulance..." xiumin langsung datang dengan sigap, begitu pula para pelayan, tetapi ketika kesakitan yang begitu kuat menghantamnya untuk kesekian kalinya, Yoona tidak kuat.
Kegelapan langsung menelannya, membuatnya tak sadarkan diri.
***
Ketika sehun menerima telepon itu, dia sedang berada ditengah meeting penting. Dia langsung melupakan semuanya dan meluncur secepat dia bisa ke rumah sakit tempat Yoona katanya dibawa.
Terengah sehun berlari ke ruang gawat darurat dan hampir bertabrakan dengan xiumin. Napas sehun terengah dan menatap xiumin yang tampak pucat dan cemas, sehun melihat darah. Darah di lengan dan baju xiumin yang kebetulan berwarna putih,
"Kenapa ada darah di bajumu," suara sehun bergetar, menahan perasaan cemas yang mulai menggelegak.
"Nyonya... nyonya pendarahan.. saya menggendongnya..."
Pendarahan?? Kenapa ada darah? Mau tak mau ingatan sehun melayang ke masa bertahun-tahun lalu ketika Krystal mengalami keguguran, pendarahan yang sama, kesakitan yang sama.
"Di mana Yoona??!"
"Dokter masih menanganinya Tuan"
"sehun," suara yuri yang lembut mengalihkannya, "Kondisi Yoona kritis, dokter bilang ada yang salah dengan posisi plasentanya, yang mengakibatkan pendarahan. Mereka sedang berusaha mengeluarkan bayinya"
"Bagaimana dengan Yoona?," suara sehun bagaikan erangan menahan siksaan, "Yoona tidak sadarkan diri sejak dibawa ke ambulance, sehun,"
Yuri memandang sehun cemas, "Mereka sedang berusaha di dalam sana," yuri menoleh pada ruang operasi di sudut dengan lampu merah yang menyala di atasnya, "Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa"
Berdoa? sehun sudah lama tidak berdoa, dia pernah berdoa sebelumnya. Jiwanya yang kelam ini dulunya putih bersih. Percaya bahwa yang namanya Tuhan itu ada dan selalu tersedia untuk menolongnya. Tetapi Tuhan ternyata tidak ada ketika Krystal yang dulu dicintainya meregang nyawa.
Tuhan tidak ada. Itulah yang dipercaya sehun setelah menguburkan Krystal, sekaligus menguburkan seluruh kepercayaan yang dulunya pernah di pegangnya.
sehun membuang hatinya, menjadi manusia berjiwa kelam yang jahat, dan kemudian lama kelamaan wataknya berubah menjadi kejam. Tidak ada yang bisa menyentuh belas kasihan sehun, tidak ada lagi.
Sampai ayah Yoona datang dan menunjukkan foto anaknya untuk ditawarkan padanya. sehun menyadari kemiripan itu, meskipun penampilan Yoona di foto berbeda dengan Krystal, dengan kacamata tebal dan potongan rambut kunonya. sehun tidak menampik, ketika membuat perjanjian pernikahan di usia Yoona yang ke dua puluh lima itu murni karena ingin menjadikan Yoona sebagai pengganti Krystal.
Tetapi kemudian entah kenapa sehun jatuh cinta kepada Yoona, entah sejak kapan sehun tidak tahu. Mungkin sejak dia selalu menerima foto-foto hasil pengintaian dari xiumin yang membuatnya sadar bahwa Yoona telah berkembang menjadi perempuan yang mandiri.
Mungkin setelah percintaan yang dahsyat di malam pertama itu, atau mungkin juga setelah perkawinan mereka, sehun tidak tahu. Yang dia tahu pasti, Yoona tersimpan di hatinya. Hati yang dulu sudah dia buang, Ternyata selama ini hatinya masih ada di sana, menunggu untuk diisi kembali.
Dan sekarang, isteri dan anaknya sedang meregang nyawa di ruang operasi. Dan yang bisa sehun lakukan hanyalah menunggu di sini seperti orang bodoh.
Isteri dan anaknya astaga! Bahkan sehun selalu menutup mata, berpura-pura bahwa dia tidak mengakui keberadaan anak itu, selalu mengalihkan mata ketika menatap perut Yoona yang semakin dan semakin membuncit setiap harinya. Yoona berjuang sendirian selama masa-masa kehamilannya.
Sangat jauh dari yang dilakukannya ketika krystal mengandung, dia merawatnya, dia menjaganya di setiap langkahnya. Memastikan krystal sehat dan bahagia di setiap detiknya. Dan sekarang, kepada Yoona, isterinya, yang sesungguhnya sangat dicintainya, sehun telah berbuat luar biasa jahat. Bagaimana jika nanti tidak ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya? Tuhan... jika dia benar benar ada, sehun rela berdoa di setiap detiknya demi keselamatan Yoona.
"Kalau Yoona tidak dapat diselamatkan...," Suara sehun tertelan di tenggorokannya, "Aku belum pernah bilang kalau aku mencintainya"
Xiumin menundukkan kepalanya, tidak tahu bagaimana caranya menghibur tuannya yang sedang cemas. Sementara yuri diam-diam menyusut air matanya. Jadi lelaki ini, yang katanya begitu kejam dan jahat, ternyata mencintai isterinya.
Ternyata mencintai Yoona. Dengan sepenuh hatinya Yuri berdoa, Kau harus hidup Yoona, suamimu di sini, mencemaskanmu.
Dia kelihatan sangat menderita, dulu dia jahat dan kejam dengan hati yang hitam, tetapi kau telah sedikit demi sedikit mengangkatnya ke dalam cahaya. Dan kalau kau meninggalkannya, mungkin dia akan terpuruk lagi, jatuh ke dalam jurang yang lebih kelam

***

tbc

Kecepatan g si ngepostnya?
Jangan lupa vote dan comment ok

sleep with the devil ;Where stories live. Discover now