Bab 5

17.7K 722 9
                                    

Tetes-tetes air hujan mulai berjatuhan semakin deras bagaikan jarum-jarum perak yang berlomba menembus bumi. Dinda langsung berlari mencari tempat berteduh. Biasanya dia suka sekali hujan terutama karena suasana yang diciptakannya dan aromanya yang khas. Tapi hari ini Dinda merasa sedikit kesal. Bagaimana tidak? Dia harus mengikuti tes untuk bisa melanjutkan kuliah Magister-nya dan sekarang dia hampir basah kuyup karena lupa membawa payungnya. Oh..Tidak..Bagaimana ini? Ujiannya akan dimulai kurang satu jam lagi dan dia malah terperangkap disini. Apa sebaiknya aku terobos saja hujan ini daripada aku terlambat? pikirnya.

Hm..seharusnya tadi aku tidak menolak tawaran Dimas untuk mengantarkanku,sesal Dinda dalam hati. Sekarang dia harus mengikuti ujian Magister-nya dengan tubuh basah kuyup.

"Dinda..Kau Dindakan?! Astaga..Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini."

Sebuah suara menegur Dinda menyadarkannya dari pikiran-pikiran yang berkecamuk di benaknya tadi. Dinda langsung berpaling dan mendapati sosok putih tinggi gagah berambut sedikit gondrong dengan kaca mata minus yang bertengger manis di hidung mancungnya sedang menatapnya gembira. Jantung Dinda langsung berdegup kencang begitu melihatnya. Sosok dihadapannya ini mirip sekali dengan orang yang sangat dirindukannya.

"Dinda.." Dia memanggil namanya lagi sambil menyentuh lengan Dinda. Bahkan suaranyapun mirip dengan suaranya. Benarkah ini dia atau ini hanya halusinasinya saja? Mengapa dia yang begitu dirindukannya tiba-tiba bisa berdiri dihadapannya? Aku pasti sedang bermimpi,pikirnya. Dicubitnya lengannya. Aduh..Sakit..

"Kenapa kau kehujanan disini? Kau mau kemana? Biar kutebak..Apakah kau mau mengikuti ujian tulis untuk Program Magister di Universitas ini?" tanyanya kepada Dinda dan Dinda-pun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Masih tidak percaya dia ada dihadapannya. Ini benar-benar kebetulan yang luar biasa. Dinda sungguh tidak menyangka bisa bertemu dengan sosok yang sangat dirindukannya ini secepat ini. Oh..Dinda benar-benar sangat menyukai hujan. Kalau bukan karena hujan dan ia harus terpaksa berteduh disini,belum tentu Dinda bisa secepat ini bertemu dengan orang yang menjadi tujuan utamanya hingga ingin melanjutkan Program Magister-nya kesini.

Thanks God..sudah Kau pertemukan kembali aku dengannya..

"Wah..kebetulan..aku juga hendak ikut ujian tulis juga sama sepertimu. Ayo.. cepat masuk ke mobilku. Kalau tidak nanti kita bisa terlambat." Dia langsung menarik tangan Dinda yang masih bengong tidak percaya menatap sosok itu menuju ke mobilnya yang diparkir dekat tempat Dinda berteduh tadi.

*******

Ujiannya sudah selesai dari tadi dan hujan juga sudah reda tapi debaran di jantung Dinda tidak juga mau berhenti. Pikirannya terus berkecamuk. Benarkah yang ditemuinya tadi pagi itu dia? Tapi kenapa dia bisa ada disini? Dia seperti malaikat penyelamat saja yang dikirimkan Tuhan hanya untuknya,selalu saja muncul disaat Dinda berada dalam kesulitan.

"Dinda.." suara orang yang tengah dipikirkan Dinda memasuki gendang telinganya,lembut menyentuh hatinya yang merindu.

"Kenapa kau masih duduk disini? Aku menunggumu dari tadi didepan. Ku pikir kau sudah pulang. Untunglah..Kau masih disini." Dia menarik napas lega dan tersenyum manis kepada Dinda.

Aduh..Jangan tersenyum begitu kepadaku. Jangan membuat jantungku berdegup kencang begini. Aku bisa jatuh pingsan nanti,jerit hati Dinda heboh.

"Dinda..Kok kau hanya diam aja? Kau nggak mau tahu gimana kabarku ya?"

Iya..Aku ingin tahu semua kabarmu.. Aku ingin mendengar semua cerita tentangmu. Apa saja yang kau lakukan selama kita berpisah. Aku ingin tahu semuanya..Dinda ingin sekali menjawab begitu. Tapi bibirnya terkunci rapat dan tidak bisa bersuara. Dia hanya menatap sosok di depannya penuh rindu dan tanya. Dinda masih tidak percaya dia ada disini. Didepannya! OMG..

Pelangi Hati (SELESAI)Where stories live. Discover now