Kau menorehkan namamu dengan tinta permanen itu,
Menulisnya dengan jelas di atas kertas hatiku,
Sampai ketika kau pergi,
Aku takkan bisa menghapus tinta sialan ini.
12 : 20 am
Kamis, 14 Juli 2016

YOU ARE READING
Kopi dan Corat-Coret
PoetryBahkan kopi saja lebih jujur darimu. Ia mau mengakui pahitnya, juga tak malu menunjukkan hitamnya. Sedangkan kamu, kapan mau mengakui dan menunjukkan perasaanmu? Atau perlu kubantu? Mari, bercerita bersamaku. -AR21.