Katamu, kamu tak ingin semua berakhir. Katamu, kamu tak ingin ada perpisahan. Katamu, katamu, katamu saat itu.
Lalu setelah berbulan-bulan, kamu berubah pikiran. Katamu, ikhlaskan saja. Katamu, sudah dulu ya. Katamu, katamu, semua kalimat menyiksa itu.
Kemudian kemarin-kemarin, kamu kembali menghubungiku. Katamu, kamu rindu. Katamu, kamu mau aku. Katamu, katamu, semua dustamu.
Kamu pikir, kamu siapa? Membolak-balik hatiku sesukamu, menarik ulur perasaanku, mengembangkan senyumku dan detik kemudian menumpahkan air mataku.
Kamu pikir, kamu hebat? Ingin mengguncangku dengan sebuah kalimat. Aku rindu, katamu? Hah! Aku lebih!
Setelah berkata begitu, kamu kira, apa aku akan membalasnya? Aku sudah memasang benteng pertahananku kuat-kuat, kamu tahu?
Tapi sialnya,
Dengan mudahnya,
Ia runtuh,
Karena hatiku kembali tersentuh.Aku...,
rindu,
kamu....
-AR21.

ESTÁS LEYENDO
Kopi dan Corat-Coret
PoesíaBahkan kopi saja lebih jujur darimu. Ia mau mengakui pahitnya, juga tak malu menunjukkan hitamnya. Sedangkan kamu, kapan mau mengakui dan menunjukkan perasaanmu? Atau perlu kubantu? Mari, bercerita bersamaku. -AR21.