Dan aku yakin, kamu tak akan pernah mau menghitung berapa banyak tetes air mata yang sudah kukeluarkan untukmu.
Dan aku yakin, kamu tak akan pernah mau mendengar bagaimana aku terisak karenamu.
Karena semuanya sudah terlalu.
Terlalu banyak hanya untuk dihitung, terlalu memilukan hanya untuk didengarkan.Kemudian aku akan meyakinkan diriku sendiri. Menyatakan perang pada batin yang tersiksa tersakiti.
Aku tidak baik-baik saja. Keyakinanmu yang memudar membuatku tidak baik-baik saja.
Sebab aku hanya butuh keyakinanmu untuk bisa terus bersamaku.
Bukan kata 'semoga' di depan kalimat 'aku terus menyayangimu'.
Bukan kata 'mudah-mudahan' di depan kalimat 'aku terus bersamamu'.Sebab aku hanya butuh keyakinanmu,
Agar terus di sisiku.Sebab aku hanya butuh keyakinanmu,
Agar terus menyayangiku.
—AR21.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi dan Corat-Coret
PuisiBahkan kopi saja lebih jujur darimu. Ia mau mengakui pahitnya, juga tak malu menunjukkan hitamnya. Sedangkan kamu, kapan mau mengakui dan menunjukkan perasaanmu? Atau perlu kubantu? Mari, bercerita bersamaku. -AR21.