My Otouto-kun

3.3K 298 53
                                    

"A-Apa? Itu karena aku ketakutan bodoh!" teriaknya tanpa sadar, jiwa semenya menolak untuk dikatakan sebagai cengeng. Dia bukannya cengeng, tapi tadi itu di benar-benar takut. Detak jantung Naruto terdengar seperti akan berhenti.

"Tadi itu, kau kenapa?"

"Etto~ sebenarnya aku..."

Chapter 4

.
.
"....sebenarnya aku mengalami gagal jantung sejak masih kecil. Aku diharuskan operasi ketika berusia 7 tahun dan melakukan pencangkokkan jantung. Namun hasilnya masih 80 persen. Setiap seminggu sekali aku juga harus cek up."

Sasuke terlonjak kaget saat Itachi menepuk bahunya dari belakang. Ia memalingkan wajahnya melihat ke arah sang Kakak namun tas besar yang berada di punggungnya membuatnya sulit untuk melakukan hal itu.

"Kau melamun, kita sudah sampai." Sasuke melihat sekitarnya kemudian menggumamkan kata 'hn'. Menyadari kebodohannya yang berjalan sambil melamun. Untung saja ia tidak terpeleset dan jatuh saat di perjalanan tadi.

"Letakkan semua barang-barangnya disini! Kita akan segera mendirikan tenda."

Sasuke dan Itachi meletakkan barang yang mereka bawa di tempat yang Kakak Naruto katakan. Setelah selesai, mereka pun bersiap-siap untuk segera mendirikan tenda.

Sesuai rencana dari Namikaze sulung sebelumnya. Hari ini mereka menempuh perjalanan menuju tempat yang si Namikaze tentukan. Setelah 6 jam melakukan perjalanan menggunakan mobil dan juga berjalan kaki mengingat mereka memasuki kawasan hutan. Akhirnya perjalanan yang melelahkan itu selesai juga. Penat yang sempat terasa, sirna begitu mereka melihat alam sekitar yang menyajikan pemandangan yang sangat indah. Bahkan Naruto sejak tadi tidak berhenti menggumamkan pujian untuk apa yang dilihat oleh iris birunya.

......

"Naruto, kalau kau sudah lelah kau istirihat saja." Naruto menggembungkan pipinya kesal. Dirinya baru mau menikmati air terjun di depan mereka, air terjun yang lumayan tinggi. Tetapi sang Kakak langsung menghentikan niat baiknya itu begitu saja.

"Aku tidak akan lupa jika tadi kau menggendongku." Cibirnya pada Kyuubi yang menatapnya dengan red rubby miliknya. Kyuubi menggeleng-gelengkan kepala milihat pola tingkah sang adik sebelum tersenyum tipis dan kembali pada pekerjaannya.

"Dimana aku harus istirahat? hanya ada rumput liar di sini." renggut Naruto menghentak-hentakkan kaki. Berjalan tidak tentu arah mencari tempat yang sekiranya bisa di tempati untuk beristirahat seperti yang kakaknya minta.

"Istirahatlah disini!" Sasuke berujar pelan tidak jauh dari tempatnya melihat-lihat. Uchiha yang menyandang status sebagai kekasihnya itu membentangkan sebuah tarpal di tepat yang lumayan tidak terlalu banyak rumputnya. Naruto berjalan mendekat ke arah Sasuke yang masih membenarkan letak tarpal yang ia bentangkan.

"Berhentilah merenggut seperti itu, kau seperti anak perempuan."

Naruto tidak mengubris perkataan Sasuke yang terdengar mengejeknya. Ia mendudukkan diri di atas tarpal berwana biru muda yang baru saja selesai Uchiha bungsu itu bentangkan. Bibirnya masih dalam keadaan mengerucut-mendumel.

"Ada masalah?" Sasuke bertanya setelah beberapa menit tidak mendapat respon. Onyxnya berubah menatap teduh pada si pirang yang sepertinya masih merasa kesal-

Kedua tangan berkulit porselein mengusap lembut surai pirang Naruto. Memberi kehangatan yang mampu meredam kekesalan di hati si pirang. Dengan perlahan Namikaze bungsu menatap pada iris kelam sang Uchiha.

"Maaf, aku sudah bersikap kekanakan." Naruto berucap, kepalanya tertunduk dalam ketika di hadapkan pada kenyataan bahwa saat ini ia sedang berhadapan dengan Sasuke, sosok yang akan selalu bisa membuatnya mengalah pada egonya.

My Otouto-KunWhere stories live. Discover now