My Otouto-kun

2.1K 164 14
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

My Otouto-Kun © Afrodite Sparrow12

Chapter 6

Sasunaru & Itakyuu

Warning : percayalah fic ini akan semakin lama updatenya.
.
.
"Kakimu sudah baikan?"

Naruto ingat kemarin Uchiha bungsu masih berjalan menggunakan kaki tambahan. Dan sekarang dia berjalan disamping Sasuke memasuki gerbang sekolah tanpa si Uchiha menggunakan alat bantuan, berjalan seperti orang normal pada umumnya. Tidak terlihat sedang sakit, secepat itukah?

Sasuke menggeleng kepala, bibir mengulas senyum teduh penuh percaya diri ketika melihat tepat pada iris biru kekasihnya.

"Tidak perlu mengkhawatirkanku." ujarnya lantang diiringi ringisan kecil yang tidak disadari oleh bungsu Namikaze.

Secara teknis Uchiha Sasuke bukanlah orang yang suka mengumbar rasa sakit, juga bukan orang yang suka mengeluh ketika ia sakit. Dia pun bukanlah orang yang suka sakit berlama-lama. Apalagi jika sekarang ia bersama dengan sang pujaan hati, sebisa mungkin rasa sakit yang dirasakan ketika kakinya menginjak lantai atau tanah ia tepis jauh-jauh (bahasa lainnya adalah sok kuat). Dia pantang dikasihani kecuali oleh Itachi. Banyak pengeculian jika sudah berhubungan dengan sang kakak overprotektif.

Ya, dia akui jika kemarin kakinya masih membutuhkan bantuan. Akan tetapi itu semua tentu karena paksaan dari si sulung juga.

Naruto menggeleng lemah,
"Aku sama sekali tidak mengkhawatirkanmu, cuma penasaran karena kau sudah tidak lagi menggunakan tongkat. Jangan terlalu memaksakan diri." kata Naruto terkekeh pelan, kekehan yang terselip rasa lega didalamnya.

Sasuke cemberut mendengar jawaban dari Naruto, mempercepat langkah kakinya, membuat Namikaze bungsu kesulitan untuk menyamai langkah mereka.

"Tidak perlu marah begitu."

Naruto berlari kecil meraih pergelangan tangan Sasuke, menariknya kebelakang. Mempertemukan pandangan mereka. Hidung bangir dibuat saling bersentuhan.

Adegan saling tatap berlangsung cukup lama seperti adegan dalam sinetron romansa, lalu tatapan itu terputus ketika dua bibir dipertemukan. Naruto memberikan kecupan dibibir Uchiha, kecupan ringan dalam bentuk sapuan yang begitu lembut.

Iris onyx melebar, Naruto tersenyum senang. Namikaze yang kini sedikit mulai berani.

"Aku sangat mengkhawatirkanmu, setiap detik selalu ingin tahu keadaanmu, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau baik-baik saja atau tidak? Apakah hari ini kau sekolah atau menambah libur? Pikiranku selalu dipenuhi olehmu." Naruto berucap dengan hembusan napasnya menerpa wajah Sasuke, Aroma jeruk tercium pekat, Sasuke hilang kesadaran sejenak. Ia bahkan lupa jika sedang berdiri.

Ekspresi Sasuke kembali tenang, kembali pada dunia nyata saat Naruto sudah tidak lagi berdiri didepannya. Saat wajah manis itu tergantikan oleh udara kosong.

Bukannya mengejar Sasuke malah terdiam ditempat dengan seulas senyum tipis. Jemari tangan menyetuh dibagian bibir. Sasuke merasa ngilu dikakinya lenyap, sakit tidak dirasakannya lagi saat memacu langkah mengejar Naruto yang sudah berada jauh didepan.

Sadar atau tidak kejadian yang beberapa saat lalu yang di mula oleh keberanian Namikaze Naruto dan hanya berlangsung puluhan detik itu tak luput dari tatapan seseorang dari balik dinding lorong kelas. Kedua tangan orang itu terkepal erat. Hingga memunculkan buku-buku memutih, kesal sekali kelihatannya. Kacamatanya mendapat efek silau akibat cahaya yang masuk dari beberapa ventilasi.

"Uchiha Sasuke, awas saja kau nanti." ucapnya dengan gemuruh penuh dendam dirongga dada.
.
.

Natchan Chanie

My Otouto-KunWhere stories live. Discover now