My Otouto-kun

1.8K 193 15
                                    

Hai!!! lama ya ngk jumpa di fic ini.. Apakah masih ada yang nunggu kelanjutannya??
Kalau ada, langsung baca aja ya ^_^.

Naruto © Masaahi Kishimoto

Chapter 7

.
.
.

Pagi ini Sasuke memulai harinya dengan beberapa kesalahan. Pertama, dia tidur sampai larut malam hingga membuatnya bangun kesiangan. Dua, dia lupa jika Ayahnya sudah kembali dari dinas luar kota. Tiga, dia lupa jika kemarin telah berjanji pada Naruto untuk bertemu di taman kota jam 8 pagi, sialnya sekarang sudah jam 9 lewat dan dia belum mandi apalagi berkemas. Naruto sudah menghubunginya puluhan kali, pesan masuk sudah mencapai angka 20, dia sangat menyesal telah membuat ponselnya dalam mode diam. Lebih sialnya lagi nomor Naruto sudah tidak aktif saat dia coba untuk menghubungi si pirang balik. Tidak biasanya.

Dengan berbekal cuci muka dan gosok gigi Sasuke berlari keluar dari kamarnya. Mengendap-endap seperti maling jemuran melewati tangga dan ruang tengah-takut berpapasan dengan sang Ayah, melihat arah tujuannya sudah tepat Sasuke langsung menyambar pintu keluar. Gesit menutup pintu kembali, terakhir dia menyapu bersih bagasi penyimpanan dengan onyx kelam mencari motor kesayangannya. Dia melewatkan salam pagi bersama dengan Itachi. Mungkin saja sang kakak sedang menunggu kedatangannya di meja makan dan telah membuat berbagai macam sarapan pagi.

Sasuke menghidupkan mesin motor Ninja ketika sudah berada diluar pagar. Mesin hidup motor melesat jauh dengan kencang menuju taman kota. Semoga saja Naruto masih menunggu kedatangannya atau paling tidak si pirang sudah pulang dan dia akan pergi ke kediaman Namikaze, meminta maaf.

Tapi ternyata Naruto masih menunggunya disana, di bangku taman yang menghadap air pencuran. Ada getar aneh Sasuke rasakan, senang karena Naruto masih menunggu hingga ketiduran dan menyesal karena telah membuat si pirang menunggu terlalu lama. Sasuke berjanji akan meninju sendiri wajahnya nanti jika ia sudah sampai rumah.

Sasuke mendudukkan diri disebelah Naruto, jarak hanya beberapa senti meter. Tak bisa menahan senyum, seulas senyum tampan pun terukir dibibirnya. Kepala Naruto yang terkulai ke arah berlawanan di perbaiki posisinya oleh Sasuke, menarik kepala itu untuk menyadar dibahunya. Sasuke menikmati dengan memejamkan mata.

Wajah kesal dan marah-marah Naruto tiba-tiba terbayang olehnya. Kenapa lama sekali, aku sudah menunggu selama satu jam lebih, lapar dan kehausan. Nomormu sibuk Dan pesanku tidak dibalas. Rasanya itu hanya akan ada di imajiner, selama ini Naruto tidak pernah benar-benar marah selain ngambek sesekali.

Merasakan ada gerakan kecil dari samping, Sasuke membuka mata dan menoleh.

Naruto bangun, mengusap dahinya perlahan. Mimpi buruk?

"Sasuke?" Naruto yang baru tersadar sepenuhnya, mengerjap-ngerjap lucu. Ingin berkata sesuatu namun bibir itu kembali terkatup.

Sasuke terisenyum.

"Maaf, terlambat. Aku bangun kesiangan dan sialnya mematikan nada dering ponselku. Saat kuhubungi balik, nomormu tidak aktif." Sasuke berkata, setengah bersiap jika yang ada di imajinernya tadi nyata terjadi. Namun Naruto tidak membalas apa-apa. Bibir plum itu hanya mengerucut.

"Kau marah?" tanya Sasuke,

Naruto buang muka. "Tega sekali kau membuatku menunggu sampai selama itu. Karena kesal aku mematikan ponselku." Ok, sepertinya kekasih pirang kesayangannya merajuk. Sasuke terkekeh pelan, kekehan yang menurutnya lucu namun menyebalkan ditelinga Naruto.

"Kau mengejekku?" Naruto menuntut penjelasan, matanya dibuat melotot dengan ekspresi sangar.

"Maaf, kau boleh memukul kepalaku sebagai gantinya." balas Sasuke menyerahkan kepala. Ikhlas jika Naruto memukul kepala bersurai gelapnya saat itu juga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Otouto-KunWhere stories live. Discover now