28

4.9K 393 9
                                    


Saat Iqbaal akan masuk ke kelasnya. Iqbaal melihat Zidny yang sudah terduduk di depan kelas x mia 2. Iqbaal tau, pasti Zidny sedang menunggu (Namakamu).

"Lo ngapain di sini" Iqbaal menatap sinis Zidny.

"Emang kenapa? Ga boleh? Gue lagi nungguin pacar Lo" Ucap Zidny sambil berdiri dan menatap Iqbaal santai.

"Mau apa nemuin (Namakamu) lagi, Lo kapan tobatnya sih. Udah cukup Gue liat Lo jahatin (Namakamu). Sekarang rencana Lo apa lagi" Ucap Iqbaal agak membentak.

"Jadi Lo ga percaya kalo Gue udah berubah? Harus Gue buktiin gimana lagi sih biar Lo semua percaya" Ucap Zidny sambil bersedekap dada.

"Tuh, sikap Lo aja masih kayak dulu. Lo itu ga akan pernah berubah tau ga Zid. Walaupun Lo udah bener-bener berubah, Kita semua ga bakalan percaya sama Lo"

"Tapi kok pacar Lo percaya ya sama Gue"

"Itu karena (Namakamu) belum kenal banget sama Lo. Tapi Gue ga akan biarin (Namakamu) celaka karena Lo lagi"

"Terserah Lo mau ngomong apa. Gue ga peduli, intinya sekarang Gue bukan Zidny yang dulu. Sekarang Gue ga ada niat sedikit pun jahatin (Namakamu)"

"Trus Gue percaya?! Udah mending Lo balik ke kelas Lo sendiri, ngapain juga pagi-pagi ke sini"

"Gue kan bilang, Gue mau nemuin pacar Lo"

"Pergi ga Zid" Iqbaal mengusir Zidny. Kemudian (Namakamu) datang dan mendengar ucapan Iqbaal.

"Ada apa sih masih pagi udah ribut" (Namakamu) menatap Iqbaal dan Zidny.

"Katanya Dia mau nemuin Kamu bie, makanya Aku usir" Ucap Iqbaal.

"Baal, Kamu ga boleh gitu dong"

"Kamu belain Dia aja terus" Ucap Iqbaal kesal. (Namakamu) selalu saja membela Zidny.

Zidny membuka tas nya dan mengambil wadah ukuran sedang. "Oh ya (Nam), ini ada nasi goreng dari Bunda buat Kamu" Ucap Zidny sambil memberikan tempat makan yang berisi nasi goreng untuk (Namakamu).

Dengan senang hati (Namakamu) menerima nasi goreng itu dari tangan Zidny. "Bunda Eca baik banget, makasih ya Zid" Ucap (Namakamu) sambil tersenyum.

"Sama-sama (Nam). Yaudah, Gue duluan ya" Ucap Zidny sambil tersenyum kepada (Namakamu) dan menatap Iqbaal sekilas dengan sinis.

***

"Udah di kasih nasi goreng nya?" Tanya Nandos.

"Udah dong, walaupun sempet debat dulu sama Iqbaal. Ngeselin banget Iqbaal"

"Gapapa, yang penting sekarang (Namakamu) udah nerima nasi goreng itu. Kita tinggal tunggu aja"

"Pasti abis ini Dia sakit perut trus besok ga masuk sekolah deh"

"Dia kan biasa langganan rumah sakit. Langsung di bawa ke situ kali haha" Nandos tertawa sambil membayangkan (Namakamu) terbaring lemah di rumah sakit. "Lo siap-siap aja jenguk Zee"

"Iya, Gue harus jenguk biar di kira nya baik banget sama (Namakamu). Uuh udah kayak temen beneran ini mah"

"Gue sih amit-amit Zee temenan sama bitch"

"Ya kali emang Gue pengen, ga sama sekali. Ini kan cuma settingan" Ketika Zidny mengucapkan itu, teman-teman di kelas nya tiba-tiba menatap Zidny. "Ngapain Kalian liat-liat" Bentak Zidny kepada Mereka. Semuanya langsung mengalihkan pandangan dari Zidny. Zidny tidak takut rahasia nya terbongkar. Pasalnya, semua teman kelas nya takut kepada Zidny dan Nandos. Mungkin juga bukan takut, tetapi malas dengan Mereka berdua.

CONVERSATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang