11. 13

1.8K 223 36
                                    

Ayah menyuruhku untuk lari pagi. Ia tahu gadget telah sangat mempengaruhiku akhir-akhir ini. Mengurung diri dikamar hampir 24 jam dengan handphone yang selalu tergenggam membuat Ayah kesal, dan tak ingin pertumbuhanku terhamabat. Jadi, Minggu adalah hari yang sangat tepat baginya untuk membuatku lari pagi di sepanjang jalan menuju rumahku.

"Hosh(i)..hosh(i)"
*eh

Nafasku sudah tak karuan, kuputuskan untuk berhenti di depan sebuah rumah sakit.

Aku berjengkit memperhatikan bangunan megah didepanku. Rumah Sakit Prime. Tampak sepi dengan seorang satpam yang sedang berjaga diposnya. Aku duduk sebentar di bangku, tak jauh dari pos satpam itu.

Ku lihat ke belakang, memperhatikan arsitektur molek bangunan itu. Sampai mataku berhenti pada sebuah jendela terbuka, memperlihatkan seorang pemuda yang tengah menatapku.

Dia tersenyum.

Oh, sekarang dia melambaikan tangannya.

Tunggu? dia memberi tanda tunggu. Kemudian menghilang.

Apaan tuh?

Pemuda itu muncul dari balik pintu rumah sakit menggunakan kursi roda. Ah, tampannya~

"Hai!" sapanya. Membuyarkan semua lamunanku tentangnya.

"Oh, hai! aku Jimin. Dan kau?"

tanyaku kembali. Pemuda itu tersenyum.

"Jeon Jeongguk." ucapnya.

Nama yang bagus.

Hening.

Ah sial ini momen yang paling aku benci saat berkenalan.

"Mm..kenapa ada disini?" tanyaku memberanikan diri.

bodoh. tentu saja dia sakit.

Aku merutuki diri.

"Ah, ya. Aku pasien disini." jawabnya sekenanya.

"Hooo. Kelas berapa? aku kelas XI SMA sekarang."

"Ah ya? aku juga!"

Dan akhirnya terjadilah percakapan kecil yang seru diantara kami.

"Eh, udah jam 8 astaga! ayah pasti senang kalau tau aku lari selama ini..hehe. Aku duluan ya." salamku.

"Oh baiklah. Selamat jalan. Lain kali kau harus sering fokus."

"Ha?"

"Kapan kapan kunjungi kamarku di kamar nomor 130 ya.."

"SIIIP"

Aku berlari pulang menuju rumah.

***

Senin. Saat dimana gravitasi bumi 100x meningkat. Dan pada saat itu juga kewajiban sekolah juga menuntutku untuk bangun.

"Ayo Jim!" ayah masuk kedalam mobil diikuti dengan aku yang tergesa gesa mengunyah sekerat roti.

Dan kami pun berangkat.

Kami melewati padang ilalang dengan bercerita keluarnya BlckPink. Mumpung tidak ada ibu nich..

"Ini ada nikahan ya?" ujar ayah tiba-tiba. Ia berhenti sambil memperhatikan banyak orang yang lalu lalang memasang papan bunga.

"Eh kok arahnya ke rumah sakit ya?" tanggapku.

"Gatau. "

Lama kami menunggu para pria kekar ini menyelesaikan tugasnya membawa papan. Ayah pun tak sabar dan segera keluar dari mobil.

"Ini ada apa ya? " tanya ayah sedikit emosi.

"Oh, maaf pak. Kami sedang memasang papan bunga pembukaan rumah sakit ini." jawab seorang pria yang mengangkut papan tadi.

"Ooh, tolong ya geser sedikit. Ucap ayah kembali tenang."

"Eh iya pak iya, maaf ya pak. " ucap pria itu lagi.

Kami pun kembali melanjutkan perjalanan.

05.23 pm

Aku tengah di perjalanan pulang. Entah kenapa seperti ada yang mengganjal di hatiku. Aaah yaaa, aku berjanji akan menjenguk Jeongguk! Nah mumpung bersama ayah, aku bisa sekalian mampir nih.

"Yah, dd boleh gak mampir ke rumah sakit prime bentar? "

"Hah? Buat apa? Kamu mau oplas? Jangan deeh, kamu udah ganteng kok nak.."

"Bukan yah, aku mau menjenguk temanku "

"Oalah, baiklah."

Kami berhenti sebentar. Menepikan mobil tepat didepan rumah sakit itu. Tak seramai tadi pagi sih keadaannya.

Aku memasuki rumah sakit itu dengan sedikit canggung. Karena satpam yang ku temui minggu pagi tadi tengah berbisik bisik sambil memperhatikanku dengan teman disampingnya.

"Aneh. " ucap sang teman satpam sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

***

"130...." aku berjalan sambil memperhatikan nomor pintu.

"Ah, ini dia. " ucapku sambil mengetuk pintu.

Tok tok tok

Tak ada jawaban. Aku pun langsung membuka pintu.

"Kreeek. "

Terlihat jejeran kasur putih lusuh didalamnya. Kosong. Tak ada satu manusia pun disana.

Fucking Hell. Jungkook sialan.

Dark [BTS]Where stories live. Discover now