5. Kakak Cantik

19K 2.9K 302
                                    

Daerim

Seminggu sejak obrolanku dengan Nara tentang wanita dewasa. Uh, sepertinya rencanaku tentang 'penampilan dewasa' itu nggak akan berjalan lancar deh. Om Mingyu makin sibuk. Dia bahkan tidak pernah masak dan antar-jemput aku lagi. Sebal kan?

Bukan cuma om Mingyu, kak Hansol juga masih saja sibuk. Kita bertiga jadi jarang bertemu di apartemen. Paling cuma sarapan atau makan malam. Itupun kalau mereka sedang tidak lembur.

"Kak, nanti aku pulang sendiri ya?" Kak Hansol menatapku horor. "Ayolah, kak. Kakak nggak kasihan sama kak Seungkwan? Dia juga punya anak loh. Jangan sering ganggu dia ih."

"Kakak suruh Doyoung hyung kalau gitu."

"Maksudnya kakak ganteng itu?" Anjir aku kelepasan. Aku menatap om Mingyu yang juga tengah menatapku. Uh, pasti dia salah paham! "M-maksudku kakak yang baik itu?"

"Iya, Doyoung yang sering mengajakmu makan tteokbeokki waktu SMP. Lupa?"

Duh, kak Hansol ini! Om Mingyu jangan sakit hati, aku bukan pecinta cowok ganteng kok! Aku cintanya cuma sama om seorang.

"P-pokoknya aku mau pulang sendiri! Ya? Ya kak ya?" pintaku sambil memasang wajah melas.

"Kau punya pacar ya?"

Kak Hansol menatapku tajam. Adanya calon kak. Dan dia sedang duduk ganteng di sampingmu hehe.

"Masih berjuang nih," jawabku pelan.

Kak Hansol memutar bola matanya sambil berkata tidak dengan tegas. Iih! Kak Hansol apa-apaan sih! Semua teman-temanku pasti langsung hangout ke mall begitu bel pulang berbunyi. Aku? Boro-boro. Susah punya kakak protektif.

"Sudahlah, Choi. Biarkan dia pulang sendiri."

Aku dan kak Hansol menatap om Mingyu yang sedang asik menyantap rotinya. D-dia membelaku kan? Ya kan?

"Kok gitu, hyung? Dia perempuan, kalau ada yang macam-macam gimana?"

Om Mingyu mengangkat bahunya. "Memang ada yang nafsu sama anak kecil?"

Senyum dibibirku langsung luntur mendengar jawabannya yang menusuk relung hatiku.

"Om jahat! Pokoknya aku bakal pulang sendiri! Mau hujan kek, badai kek, tsunami kek, pokoknya aku bakal pulang sendiri! Pakai kakiku sendiri! Kalau aku berhasil pulang dengan selamat, om harus janji jangan anggap aku anak kecil lagi!" kataku berapi-api.

"Iyaiya, adik kecil jangan ngambek dong. Dapet ya?"

Iiih! Kenapa sih om Mingyu harus ganteng?! Jadi nggak bisa marah-marah (lagi) deh.

⚫⚫⚫


Dan kak Hansol menepati janjinya. Begitu bel berbunyi, aku dan Nara langsung melesat menuju gerbang sekolah. Syukurlah tidak ada tanda-tanda kehadiran kak Seungkwan maupun kak Doyoung.

By the way kak Doyoung apa kabar ya? Terakhir ketemu sekitar tiga tahun yang lalu. Lumayan lama. Jadi kangen.

"Kau pulang sendiri? Yakin? Aku temani ya?"

Aku menatap Nara kesal. "Kau meragukanku? Ketularan kak Hansol ih."

"Bukan begitu, ini kali pertama sejak kau lahir loh. Nggak takut?"

Aku terdiam. Bukan takut sih, tapi bingung. Aku nggak pernah naik bus umum. Seumur hidupku.

"Aku bisa jalan sih." Yakin? Sekolah apartemen jauh gila!

"Pergi ke halte di ujung jalan sana, naiki busnya, terus berhenti di halte keempat deh. Itu halte terdekat dari rumahmu. Paham kan?"

Aku mengangguk. Setelah mengucapkan terima kasih, akupun segera pergi meninggalkan Nara menuju halte.

Om Mingyu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang