Chapter 1

492 67 1
                                    

Toko bunga Lee. Nama yang sudah tidak asing lagi. Sangat mudah menemukan toko bunga yang menggunakan nama keluarga. Apalagi marga 'Lee' sangat banyak di negeri gingseng ini. Tetapi ada satu hal yang membuat toko bunga ini sedikit berbeda.

Kasirnya.

Ya, kasir yang merangkap sebagai pekerja, pengurus, dan juga pemilik toko. Sebut saja Jihoon.

Lelaki dengan tubuh cukup kecil dengan paras manis itu menjalankan sendiri toko bunganya. Tanpa pekerja satupun baik pekerja tetap maupun pekerja paruh waktu. Hanya saja temannya terkadang suka membantu dia di toko kalau sedang tidak ada kerjaan.

Setiap kau melewati toko sekaligus rumahnya di pinggiran kota Seoul itu, kau pasti akan menghirup harum bunga segar dari sana.

Bayangkan. Sebuah toko bunga kecil nan sederhana dengan kasir manis yang menjaganya. Pasti menyenangkan, jikalau Jihoon bisa lebih ramah saat menyambut pembeli.

Si manis itu sayangnya memiliki watak keras dan jutek. Dia tidak pernah menyapa hangat pembeli yang datang. Sampai saat ini cuma ada seorang nenek tua yang menjadi pelanggan tetapnya.

"Pagi, Yoon halmeonim."

Nenek tua itu cukup dekat dengan Jihoon. Dia selalu membeli bunga di toko Jihoon setiap seminggu tiga kali. Kelihatannya nenek tua bermarga Yoon itu sangat menyukai bunga milik Jihoon. Nenek itu sendiri yang meminta Jihoon memanggilnya 'halmeonim'.

"Pagi, Jihoonie. Hari ini kamu manis sekali dengan rambut merah mudamu," Ujar Yoon halmeonim.

Sebenarnya Jihoon tidak suka disebut 'manis'. Dia selalu mendamprat siapapun yang menyebutnya begitu tetapi karena Yoon halmeonim adalah orang yang lebih tua darinya serta pelanggan setianya, Jihoon membuat pengecualian untuknya.

"Terimakasih. Yoon halmeonim juga terlihat cantik hari ini. Tumben sekali mengenakan gaun,"

Kalian sempat menduga Yoon halmeonim tipe nenek tua yang kuno? Kalian salah besar.

Meski usianya sudah mau menginjak kepala 7 dia masih mau menggunakan teknologi canggih masa kini seperti ponsel keluaran terbaru yang harganya bisa membuat Jihoon menganga begitu menghitung angka nol di belakangnya. Pakaian yang dikenakannya juga bukan gaun rajut atau rok panjang melainkan jeans panjang.

Makanya begitu hari ini Yoon halmeonim berpakaian anggun membuat Jihoon bertanya sedikit penasaran. Hanya sedikit, Jihoon bukan tipe orang yang sukanya mengetahui urusan orang.

"Hehe, iya. Cucuku mau datang, sudah lama aku tidak bertemu dengannya."

"Wah, pasti akan sangat menyenangkan."

"Aku ingin mengenalkannya padamu suatu hari nanti. Kalian pasti sangat serasi apabila disandingkan,"

"Haha, halmeonim bisa saja. Ini, bunga lavender pesanannya." Jihoon menyerakan sebuket bunga berwarna ungu itu pada Yoon halmeonim yang dibalas sejumlah uang oleh nenek tua itu.

"Aku pergi dulu, Jihoonie. Tidak ingin membuat cucuku menunggu lama."

"Hati-hati!" Seru Jihoon yang dibalas senyuman oleh Yoon halmeonim.

Setelah kepergian Yoon halmeonim, toko Jihoon kembali sepi. Memang tokonya tidak begitu ramai.

Jihoon memilih memutar sebuah lagu dari rilisan album terbaru boygroup rookies untuk menemaninya menjaga toko.

Bukannya Jihoon itu fanboynya atau apa tapi lagu yang kini tengah dilantunkan dari pemutar kaset itu adalah karangannya. Beberapa waktu lalu Jihoon pernah iseng mengikuti lomba menulis lirik lagu dan mengirimnya ke kantor agensi boygroup itu. Tidak di sangka Jihoon memenangkannya.

[ON HOLD] High KickOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz