Chapter 2

347 62 20
                                    

Musim semi biasanya adalah musim di mana bunga-bunga bermerkaran indah. Terutama bunga di pohon sakura. Musim yang diyakini sebagai musim cinta. Semua pemuda-pemudi berlomba-lomba mencarin pasangan yang pas dan pergi berkencan ke bioskop atau taman.

Siapa yang akan membuang hari cerah yang indah nan hangat ini tanpa pergi bersenang-senang? Oh, sepertinya ada. Dia adalah Lee Jihoon.

Di saat orang lain sudah sibuk melaksanakan aktivitas mulai dari berolahraga sampai berbelanja, Jihoon masih sibuk bergelung di dalam selimut nyamannya.

Piiip! Piiip! Piiip!

Jihoon dengan mata yang masih terpejam erat menggerakan tangannya ke atas nakas di sebelah kasurnya. Meraba-raba permukaan meja sampai dia meraih ponselnya.

"Lee Jihoon sedang sibuk silahkan hubungi beberapa saat lagi." Ujar Jihoon dengan suara seraknya.

"Lee Jihoon, jangan bercanda... Ini sudah pukul 12 siang dan kau masih tidur di rumah? Kau melewat setengah hari hanya untuk tidur? "

Jihoon berdecak begitu mendengar suara temannya yang tak asing lagi di seberang sana. "Wonwoo-ya, aku capek. Kau tahu sendiri kan kalau kemarin aku mendapat pesanan rangkaian bunga untuk pernikahan berteman garden party?" Gerutunya pelan.

"Bukan berarti ada alasan untukmu bermalas-malasan, Jihoon-ah."

Jihoon membuka kedua matanya yang sedari tadi terpejam kemudian menguceknya pelan. Dia mendudukkan dirinya di atas kasur dengan tangan masih mendekatkan ponsel ke kupingnya.

"Sungguh, Wonwoo-ah, kurasa kau harus berhenti bergaul dengan pacar barumu itu." Kali ini Jihoonnerkata dengan nada serius.

"Memangnya kenapa? Dia lebih baik daripada pacarku yang sebelumnya," Sudah menjadi rahasia umum bahwa Wonwoo mempunyai banyak kekasih atau lebih tepatnya suka berganti-ganti kekasih.

"Kau menjadi bawel sejak berkencan dengannya. Ke mana perginya si emo Wonwoo itu?"

"Sudahlah, Jihoon-ah! Cepat mandi dan turun ke bawah. Aku sudah membawakan sarapan untukmu tapi aku yakin sekarang makanannya sudah dingin."

"Terimakasih," Ucap Jihoon.

Dia mematikan panggilan itu, melempar ponselnya ke tumpukan bantal di belakangnya dan menangkalkan selimut tebalnya lalu berjalan ke kamar mandi.

Setelah berpakaian lebih rapih Jihoon turun ke bawah dan mendapati sebuah kantung plastik dengan kotak makanan di dalamnya yang dimasukkan melalui pintu kecil di bawah pintu toko. Dulunya itu pintu untuk kucing ibu Jihoon.

Tidak membuang banyak waktu Jihoon segera menyantap makanan yang diberikan oleh Wonwoo itu.

Jihoon tidak bisa masak, setiap jam makan dia selalu membelinya di rumah makan sekitar. Bersyukur dia tinggal di daerah pertokoan pinggir jalan seperti ini.

Oh, jangan mengira Wonwoo bisa masak. Keahlian memasak Wonwoo sama dengan Jihoon yaitu sama-sama nol. Makanan yang dikirimkan Wonwoo itu buatan pacar barunya, Kim Mingyu.

Hari ini hari Sabtu. Hari di mana toko bunga Lee tutup sebelum besok kembali buka. Jihoon tadinya memutuskan untuk menghabiskan waktunya menonton telenovela koleksi ibunya dulu yang dia temukan di gudang kemarin.

Ngomong-ngomong makanan buatan kekasih baru Wonwoo sangat enak. Kalau tidak salah dia pernah bercerita jika pernah bekerja di sebuah tempat makan kan?

Rasanya nanti kalau Jihoon punya pacar dia juga ingin mencari yang seperti Mingyu. Tampan, baik, tinggi-Jihoon harus memperbaiki keturunan-dan pintar memasak.

[ON HOLD] High KickWhere stories live. Discover now