CHECKMATE

27 3 1
                                    

Ch. 4

" Hah! " Chika menghela nafas.

" Em? Nee, kak, apa di tim basket ada manajer? " tanya Chika begitu melihat kakak kelas yang memperkenalkan ekskul basket tdi.

" Belum ada. Kau mau jadi manajer tim kami? " tanya kakak tersebut.

" Iya. " jawab Chika singkat.

" Datanglah ke gym setelah pelajaran terakhir usai. " ucap kakak tersebut sebelum ia beranjak pergi.

" Baik! " ucap Chika dengan mantap.

========================================================================

" Baiklah! Apa semuanya sudah datang? Hari ini kita akan menyeleksi murid kelas 1! " seru coach.

" Coach! Kita kedatangan seseorang yang ingin menjadi manajer tim kita. " kata salah satu pemain.

" Lalu . . ., dimana dia sekarang? " tanya coach.

" Ano . . . saya ingin jadi manajer. " kata Chika sambil menatap coach.

" Hmmm . . . baiklah. Kita akan mulai menyeleksi murid kelas 1, jdi perhatikan mereka " kata coach.

" Baik, saya mengerti. " katamu sambil menatap siswa-siswa kelas 1.

Setelah 1 setengah jam, akhirnya selesai juga seleksinya. Besok akan ada latihan sepulang sekolah. Dan karena hari ini hari pertama masuk, jadi dibubarkan lebih cepat begitu selesai penyeseleksian.

" Ngomong-ngomong, manajer, siapa namamu? " tanya salah satu pemain inti.
" Ishikawa.. Chika. " jawab Chika.
" Manajer . . . kami pulang dulu. " ucap mereka barengan.
" Hati-ha- " kata-kata Chika terpotong oleh seseorang.
" Yo, Chika-chan! " seru kak Shu.
" Kak Shu?! " seru Chika kaget
" Sudah mau pulang? " tanya kak Shu.
" Itu kakamu, Chika? " tanya coach.
" Iya coach. " jawab Chika dengan sopan.
" Pulanglah . . . sisanya serahkan saja pada kakak kelasmu. " kata coach lagi.
" Baik, terima kasih banyak. " ucap Chika lalu pergi.

========================================================================

. . . Keheningan tercipta antara Chika dan kak Shu. Lalu kak Shu memecah kan keheningan diatara mereka dengan berkata :

" Want to paly basket? "

" Of Course " jawab Chika dengan mantap.

Mereka pun bermain. Dan tanpa di sadari pemain tim basket Rakuzan, sekolah Chika, menatap permainan Chika dengan takjub. Chika bermain dengan sangat baik. Ia bergerak dengan lincah, ia bahkan tidak melakukan kesalahan apapun. Shootnya pun sangat akurat. Chika memanfaatkan semua celah yang ada.

" Hosh...hosh...hosh...S-Stop, Chika. " keluh kak Shu yang capek.

Keringatnya muali membasahi wajahnya. Sedari tadi ia belum berhasil memasukan 1 bola pun. Ia kewalahan bermain dengan adik tirinya tersebut.

" Heh... masa kak Shu sudah capek sih? Kita kan baru bermain selama 10 menit... " ucap Chika sambil mendribble bola.

" Kau berlari dengan cepat kesan-kemari... kenapa kau sama sekali tidak berkeringat? Bahkan kau tidak kelihatan kecapean. " keluh kak Shu lagi begitu melihat adiknya, Chika menghampirinya.

Chika tidak menjawab keluhan kak Shu, ia bahkan pura-pura tidak mendengar. Karena..., pada dasarnya ia juga tidak tahu alasannya. Pandangannya menerawang ke atas langit yang semakin lama semakin gelap. Sebentar lagi malam akan tiba, dan bulan akan menggantikan matahari.

" Shu-nii, sebentar lagi malam. Apa sebaiknya kita pulang? " tanya Chika sambil berjalan meninggalkan kak Shu.

" Hei! Tunggu sebentar imouto-chan! " seru kak Shu sambil mengambil tasnya dan pergi menyusul Chika.

========================================================================

" Heh... kau lihat itu Mayuzumi? " tanya seseorang kepada orang yang bernama Mayuzumi.

" Ishikawa Chika . . . permainannya sangat bagus. Andaikata dia seorang laki-laki mungkin dia sudah masuk tim inti. " ucap Mayuzumi panjang lebar.

"Sebaiknya sekarang kita pulang. " kata Kotarou

CHECKMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang