CHECKMATE

25 3 0
                                    

Ch. 5

" Baiklah kita mulai latihannya! " seru kapten.

Semua anggota tim pun mulai berlatih. Begitu juga dengan kak Sai. Sebagai kakak kelas, serta untuk terakhir kalinya ia dapat mengikuti lomba, maka ia makin giat berlatih. Terlebih lagi setelah bertahun-tahun ia tidak berjumpa dengan kedua adiknya tersebut.

" Nee senpai~ " panggil salah satu anak kelas 1 dengan malas.

" Ada apa Murasakibara? " tanya kak Sai tanpa menoleh.

" Boleh kah aku makan snackku sekarang? " tanya Murasakibara.

" Tidak boleh! Kita baru mulai! " tolak kak Sai dengan tegas sambil terus berlari.

***

" Manajer! " seru Kotaro

" Ada apa? " tanya Chika sambil memperhatikan anggota yang lainnya.

" Bagaimana jika manajer ikut main? " tanya Kotaro.

" Kotaro, kita akan mulai kembali ke posisimu. Jangan ganggu manajer kita. " ucap sang kapten dengan bijak.

" Heh. . . ~ padahal Chika-chan sangat pandai main basket. " kata Kotaro.

" Seberapa kau suka main basket, manajer? " tanya Akashi sambil balik menatap Chika.

Untuk beberapa saat, Chika tidak menjawab pertanyaan tersebut. Ia memejamkan matanya. Ia teringat bahwa kakaknya lah yang mengajarinya. Ia lalu membuka matanya perlahan dan menjawab :

" Itu . . ., hal yang sangat luar biasa. "

" Lalu siapa yang mengajar main basket kepada manajer? " tanya Kotaro lagi.

" . . ."

" Itu . . . kakakku yang mengajarkannya. " jawab Chika.

" Kakak? Kau punya kakak? " tanya Reo

" Ya aku punya 3 kakak laki-laki. " jawab Chika sambil menatap langit-angit gym.

Pikiran Chika membawanya kempali ke masa lalu. Masa dimana kakak tertuanya, Eme, masih hidup. Kak Eme lah yang telah mengajari Chika cara bermain basket. Mulai dari dasarnya yaitu passing, dribbling, blocking dan shooting. Dengan cepat Chika dapat menguasai dasar-dasarnya. Tak jarang Chika dan kak Eme main bareng. Tapi, semua itu hanyalah tinggal sebuah kenangan.

" Bukankah seharusnya kalian latihan? " tanya Chika mengganti topik.

" . . . iya, iya. " jawab mereka lalu menuju ke lapangan.

***

" Hah! " Kuro menghela nafas.

" Akh . . . Kuro-cchi " seru seseorang kepada Kuro

" Nee Kise! Sudah berapa kali aku katakan jangan panggil aku dengan –cchi. " gerutu Kuro dengan kesal.

" Tapi Kuro-cchi sama sekali tidak mempermasalahkannya bukan? " kata Kise lagi.

" Hah~ mungkin . . . " jawab Kuro asal.

" Ngomong – ngomong, Kise, siapa yang mengajarimu main basket? " tanya Kuro penasaran.

" Hmm . . . aku belajar sendiri suu. Kuro-cchi sendiri? " ucap Kise

" Aku . . . diajari oleh kak Eme, kakak tertuaku. " jawab Kuro sambil menatap langit.

" Kau punya kakak? Kupikir kau hanya punya adik suu. " kata Kise.

"Aku punya 2 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan. Orang tuaku serta kakaktertuaku . . . sudah meninggal . . . " ucap Kuro dengan suara yang memelan.

CHECKMATEWhere stories live. Discover now