Don't Want! -18-

14.2K 1.6K 210
                                    

[RYOU]

.

.

Aku perlahan-lahan membuka mataku yang masih berat, menatap ke langit-langit putih dengan pandangan kabur dan berat. Aku merasa seluruh badanku terasa sakit, terutama pada bagian kepala dan wajah. Ngomong-ngomong... bukankah aku sedang berkelahi dengan boss berandalan SMA Sakuragi...?

"Hah!! Aku harus meminta Sanou-senpai mengatakan yang sejujurnya sebelum terlambat!!" seruku cukup keras seraya bergegas bangun setelah sadar apa yang harus aku lakukan hari ini. Akan tetapi pemandangan sekelilingku yang terasa asing namun juga tidak asing membuatku bingung dengan situasi saat ini.

"Narufumi!! Kau baik-baik saja?!"

Seseorang yang berteriak disertai suara pintu yang dibuka secara kasar membuatku tersentak kaget dan cepat-cepat menoleh ke arah pintu.

"Ichimatsu...senpai?"

Ichimatsu-senpai menatapku lekat-lekat sesaat kemudian berlari ke arah di mana aku duduk, membuka lengannya lebar-lebar dan melemparkan dirinya kepadaku. Ichimatsu-senpai memelukku begitu erat hingga aku semakin bingung dengan apa yang sudah terjadi dan yang sedang terjadi saat ini.

"Ichimatsu-senpai...? Kenapa kau ada di sini?"

"Narufumi!! Syukurlah kau masih hidup!! Syukurlah! Syukurlah!!" Bukannya menjawab pertanyaanku, Narufumi-senpai malah mencengkram bahuku lalu mengguncangkan tubuhku dengan asal-asalan. "Syukurlah! Aku benar-benar takut kalau kau mati!" tambahnya. "Senpai, kau berlebihan, mana mungkin aku mati." balasku lalu menghela napas dan tersenyum lemah. "Habisnya sewaktu aku membawaku pulang ke rumahku, aku tidak sengaja menjatuhkanmu ketika aku hendak mengambil kunci di saku celana. Kau jatuh dan kepala belakangmu menghatam aspal cukup keras!" jawab Ichimatsu-senpai. Mendengar apa yang ia lakukan padaku, aku hanya mampu menjawab, "Ah... syukurlah aku masih hidup."

Pantas saja kepalaku terasa sakit luar biasa...

"Haaah!! Lega rasanya tahu kau baik-baik saja!" ujar Ichimatsu-senpai yang dari nada bicaranya dia benar-benar merasa lega. "Narufumi," panggil Ichimatsu-senpai, aku menatapnya dan menjawab panggilannya. Ichimatsu-senpai menarik tubuhku lalu memelukku sekali lagi, apa yang dilakukan Ichimatsu-senpai membuatku terkejut-dalam banyak arti.

"S-Sen...pai.." aku memanggil Ichimatsu-senpai sambil menahan rasa sakit karena pukulan yang Ichimatsu-senpai berikan tiba-tiba saat ia memelukku. "BOCAH TENGIK! JANGAN SOK JADI PAHLAWAN! APA MAKSUDMU BOLOS SEKOLAH LALU MENCARI BERANDALAN SMA KOUGA DAN SAKURAGI!?" seru Ichimatsu-senpai lalu mendorongku, kembali jatuh terbaring di kasurnya. Ichimatsu-senpai mengangkat kakinya dan menaruh kakinya di atas kasur di samping wajahku. "Kau mau jadi hero kah, Narufumi?" tanya Ichimatsu-senpai lagi dengan wajah kesal.

"A-Aku...hanya melakukan tugasku sebagai komite kedisplinan.." jawabku

"Omong kosong! Kalau itu memang tugas komite, kenapa kau sendiri yang pergi diam-diam dan bukannya pergi bersama Kengo atau Kakihara?!" tanya Ichimatsu-senpai.

"Ichimatsu-senpai..."

"Apa?!"

"Sejak kapan kau menggunakan otakmu?"

"COBA ULANGI SEKALI LAGI? KAU MAU AKU INJAK SAMPAI MATI?" balas Ichimatsu-senpai seraya mengangkat kakinya dan mengarahkan kakinya di atas bagian sakral laki-laki. "Berhentilah bercanda, bocah tengik!!" ujarnya lagi lalu menurunkan kakinya.

"Senpai..." panggilku sambil mencoba bangun kembali kemudian duduk di atas kasur Ichimatsu-senpai. "Mungkin kau benar soal aku yang ingin jadi sok pahlawan.." lanjutku lalu menundukkan kepala. "Hanya saja aku tidak bisa membiarkan kau dikeluarkan untuk pelanggaran yang tidak kau lakukan.."

The Love That Won't Be Apart [ 3 ]Where stories live. Discover now