Part 10

609 60 2
                                    

Haloha semuanya
Sorry ya part yang ini lama publishnya
Semoga gak bosen yang nungguinnya
Happy Reading ~

--------------------------------

Xavier pov

APA?! Lila sama Steven jadian?
Gak salah denger tuh gue.
Mereka kenal aja belum setahun udah jadian aja.

Sejak pertama kali gue ngeliat Steven gue sudah bisa merasakan ada yang aneh.
Gue merasakan Steven memiliki rencana licik untuk Dalila.
Sebisa mungkin gue harus jauhin Dalila dari Steven.

Gue segera keluar dari rumah dan mengendarai motor gue ke rumah Dalila.

Rumah Dalila, 15.00 WIB

Tok, tok, tok
Beberapa menit kemudian pintu dibukakan oleh mama Dalila.
"Sore tante," sapa gue.
"Eh vier tumben kamu dateng ke sini."

"Dalila nya ada tante?" tanya gue to the point.
"Dalilanya ada di kamar, kamu langsung aja ke atas."
"Makasih tante."

Gue memang sudah dianggap seperti keluarga sendiri di rumah ini.
Karena ayah gue dan Lila adalah sahabat dan partner bisnis.
Sesampainya gue di depan kamar Lila, gue terlebih dahulu pintu kamar Dalila.

Cklek, kunci pintu terbuka.
Kepala Dalila keluar dari balik pintu.
"Hai Lil."
"Kenapa vi tumben banget."
"Lo sibuk gak?"
"Enggak tuh."

"Gue boleh masuk."
Dalila membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan gue masuk.
Kamar ini gak pernah berubah sejak terakhir kali gue dateng.
Kamar ini bernuansa elegan, terdapat meja belajar berwarna biru tosca dan ranjang berwarna biru tua.

Gue langsung duduk di atas karpet kesayangan Lila.
Dalila mengambil tempat duduk di sebelah gue.
"Vier, kenapa lo ngeliatin gue gitu banget?"
"Eh... biasa aja kok Lil." Gue menggaruk belakang kepala gue yang tidak gatal sama sekali.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo."
"Apaan?"
"Lo beneran udah jadian sama Steven?"
"Udah gue duga lo pasti ngomongin masalah itu," jawab Lila datar.

"Sebagai sahabat gue cuma mau nasihatin lo Lil, Steven itu gak baik buat lo."
"Darimana lo tau dia gak baik buat gue?" tanya Lila mulai kesal.
"Gue bisa melihat semua rencana jahat dibalik matanya."

"Xavier lo memang sahabat gue, tapi rasanya lo gak BERHAK buat mencampuri hubungan asmara gue," tegas Lila.
"Darimana lo dapat jaminan bahwa Steven gak akan nyakitin lo."
"Cinta."

Jawaban singkat dari Dalila membuat gue bungkam.
"Cinta itu buta."
Sekarang gue percaya sama pernyataan yang gue dulu bilang bullshit.
"Lil, gue tau gue memang gak berhak buat melarang lo buat pacaran sama siapapun." Gue menghela napas sejenak.
"Tapi, ini semua gue lakukan semata-mata karena gue pengen ngelindungin lo."

"Vier, gue sudah 17 tahun jadi gue sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk buat gue."
Perkataan Dalila telak mengenai gue, sekarang gue gak bisa ngomong apa-apa lagi.
"Okay fine i give up, you can dating with Steven."

Senyum Dalila langsung merekah seketika.
Hal itu membuat gue sedikit tenang.
Awalnya gue ragu untuk mengambil keputusan ini.
Tapi untuk kebahagiaan Lila gue akan lakuin segala cara.

Girlfriend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang