Part 16: Keterpukauan

376 27 0
                                    

TEPAT di jam 7.00 AM, Alvino menyenderkan bokongnya di kursi kelasnya. Ia mengambil beberapa buku dari dalam tasnya, dan kemudian menaruhnya diatas meja.

"Eh mampus! Si Rian belum sampe!" ucap Raka sedikit panik. Alvino dan Tito yang tadinya sedang sibuk dengan ponselnya, langsung menoleh kearah Raka.

"Iya nih. Si Rian udah gue Linein tapi belum dibales-bales. Bilangnya lagi otw. Gue Line lagi nggak di read read!" gerutu Tito kesal.

Raka menatap horror kearah Tito dan Alvino. "Mampus! Jam pertama pelajaran kan Pak Ridwan. Itu guru kan gak bisa liat siswa telat dikit! Pasti langsung kena jamahan dari dia! Mampus si Rian, kenapa bego banget sih tuh anak?!"

Tito dan Alvino tidak menjawab ucapan Raka melainkan sama-sama menanyakan dimana kabar Rian sekarang melalui aplikasi Line.

"Nih si kutu baru dateng! Anjing bikin orang panik aja lo yan!" umpat Tito yang sudah lebih dulu melihat Rian didekat pintu kelas.

Rian menaruh bokongnya dikursi dan meletakkan tasnya disamping kursinya. Raka dan Alvino sedang melihati Rian dengan tatapan tajam, sarat akan kekesalan.

Rian menyunggingkan senyum terbaiknya. "Ya lo semua kan tau motor gue disita gara-gara gue ketauan pergi ke club. Jadinya gue naik angkot! Udah malah macet banget pas di lampu merah. Yaudah gue turun terus naik ojek kesini." jelas Rian dengan ekspresi yanh benar-benar kesal. Kesal karena keadaan dan juga Ibunya yang tega-teganya menyita motor kesayangan satu-satunya itu.

Tito menoyor kepala Rian, "Makanya lo bangun pagi bego!"

Sebelum Rian menjawab, Pak Ridwan sudah datang sambil membawa tas, dan penggaris panjang dan lebar. Yang kira-kira ketebalannya bisa sampai 5 cm. Dan jika penggaris itu bisa sampai terjamah di tubuh Rian. Maka sudah dipastikan Rian akan mengalami kesakitan yang luar biasa.




***********

Elfira hendak keluar dari toilet. Saat ia sudah berjalan beberapa meter, tiba-tiba seseorang berteriak dibelakangnya. Sampai-sampai Elfira terlonjat kaget dan berbalik melihat siapa yang berteriak seperti orang kesurupan itu.

Ia langsung mendapati tiga orang gadis, yang sepertinya dari kelas 12. Ketiga gadis itu berjalan menghampirinya dengan gaya angkuhnya. Elfira berjalan mundur beberapa langkah sampai akhirnya tubuh belakangnya tertubruk dengan dinding. Dan merekapun berdiri tepat dihadapan Elfira dengan senyuman sinis yang sangat kentara.

"Oh jadi elo yang namanya Fira?!" tanya salah satu gadis yang rambutnya di ikat satu dengan jepitan yang menghiasi rambutnya.

Elfira tercekat, lidahnya terasa kelu dan sulit untuk digerakkan. Ia hanya bisa menunduk sambil meremas ujung baju seragamnya.

"EH! Kalo orang itu diliat matanya! Gasopan banget sama kakak kelas! Berasa cantik lo hah?!" bentak yang satunya lagi dengan rambut yang digerai dan sedikit bergelombang.


Elfirapun memberanikan diri untuk menatap ketiga gadis itu dengan wajah yang sedikit takut.


"Nah Gitu! Kalo orang ngomong diliat!" ucap gadis itu lagi. Elfira hanya mengangguk patah-patah.


"Gue heran sama lo! Lo kan gadis desa! Gak cantik, gak tajir pula! Kenapa bisa deket sama geng The Brutals?! Apa lo pake santet ya?!" tanya gadis yang berbeda. Kali ini yang berbicara adalah gadis dengan rambut pendek berwarna cokelat.


Elfira menggeleng sambil menggigit bibir bawahnya.

"Apasih! Dari tadi ngangguk sama geleng aja bisanya! Lo gagu hah?! Apa perlu gue ajarin buat ngomong?!" ucap gadis dengan rambut yang diikat satu.

Into You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang