Sudah lebih dari 15 menit Alvino menunggu Elfira didepan gedung apartemen. Ia sudah mengirim chat kepada Elfira melalui Line, jika ia akan pergi menjemputnya untuk berangkat bersama. Dan Elfira hanya menjawab 'Iya'. Namun sampai detik ini batang hidung gadis itu tidak terlihat juga.
Alvino berdecak kesal. Ia menggaruk kepala bagian belakangnya. Sebenarnya hal yang paling ia benci adalah 'Menunggu'. Karena benar-benar sangat membosankan dan mengesalkan.
Saat Alvino sudah menyerah untuk terus menunggu. Disaat itu pula Elfira muncul sambil berlari-lari kecil kearah Alvino. Saat tepat berada dihadapan Alvino, ia langsung memasang wajah menyesalnya.
"Maaf nunggu lama. Aku tadi harus mencuci pakaian dulu soalnya. Gapapa kan?" tanya Elfira dengan mata yang disipitkan karena terkena cahaya matahari pagi.
Untung saja sekarang masih jam 6.30 AM. Jadi ia tidak perlu khawatir jika terlambat.
Alvino yang tadinya sempat kesal langsung kembali normal kala ia melihat wajah Elfira yang benar-benar membuat hatinya menghangat. Iapun lantas mengangguk.
"Yaudah naik." ujar Alvino dengan wajah datarnya. Elfirapun menaiki motor Alvino sambil memegang kedua pundak Alvino. Karena motor Alvino benar-benar tinggi. Sangat sulit untuk menaikinya.
Merekapun langsung melaju pergi menuju ke SMA Alexander.
Sesampainya dipelataran parkiran. Merekapun turun dan berjalan bersampingan menuju kedalam gedung. Walaupun mereka tidak bergandengan tangan. Namun tetap saja membuat para siswa dan siswi bertanya-tanya dan terkejut atas kedatangan mereka bersama.
Banyak sekali dari mereka yang berbisik-bisik. Entah mereka sedang membicarakan apa tentang kebersamaan Alvino dan Elfira. Tapi yang jelas Alvino tidak perduli dengan mereka. Ia bahkan langsung merangkul Elfira dengan tangan kiri ia masukkan kedalam kantung celana abu-abunya. Elfira sedikit terkejut. Namun ia tidak memberontak atau apapun. Ia hanya bisa diam saja.
Alvino hanya ingin menunjukkan kepada mereka semua, terutama kepada para lelaki yang berada disana jika Elfira adalah miliknya. Hanya miliknya. Tak seorangpun yang boleh menyentuh dan mengganggunya. Sedikitpun.
Setelah berada didepan kelas Elfira. Alvinopun menarik tangannya dari bahu Elfira dan mendorong tubuh Elfira dengan pelan agar ia masuk kedalam kelasnya. "Belajar yang pinter." ujar Alvino sambil mengacak-acak rambut Elfira. Walaupun ia memasang wajah datarnya. Tapi tetap saja membuat Elfira bersemu merah dan membuat jantungnya berdegup dengan kencang.
"Yaudah sana. Masuk. Ngapain masih berdiri disitu? Ck." Elfirapun lantas salah tingkah. Iapun menggaruk tengkuk lehernya dan langsung membuka pintu kelas dan berjalan masuk kedalam kelas lalu menutup kembali pintu kelasnya.
Alvinopun kembali melangkahkan kakinya menuju kekelasnya dengan berjalan santai.
***********
"LAH SUMPAH DEMI APA?!"
"Ssssttt berisik banget kamu nih." ujar Elfira dengan wajah kesalnya. Sarahpun lantas menutup mulutnya dan langsung menunjukkan telunjuk dan jari tengahnya. Hingga berbentuk 'V'.
"Maaf hahaha keceplosan gue. Nah gitu dong. Lo harus belajar. Jangan cuma hal pelajaran doang lo pinternya. Tapi mengenai percintaan juga harus! Nah ntar pas istirahat lo harus kasih gue PJ! Gue gamau tau! Pokoknya beliin gue bakso Mang Ucup!!" ujar Sarah dengan kerlingan dimata kanannya.
Elfira langsung mengernyit,"Heee? PJ? Itu apa?" tanyanya polos. Sarah berdecak. "YaAllah. PJ itu Pajak Jadian. Jadi lo harus nraktir gue karena lo udah jadian." ucap Sarah dengan suara pelan. Agar tidak ada yang mendengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [TAMAT]
Teen FictionCerita ini tentang sebuah komitmen jakapanjang dan sebuah kesetiaan yang dialami oleh kedua remaja bernama Elfira Rahayu dengan Alvino Geralda. Pada awalnya mereka sama-sama tidak mengerti tentang hal percintaan. Hingga akhirnya waktu yang menyeret...