11. Ajakan Jona

25.2K 2K 106
                                    

Tya meletakkan mangkuk sotonya di meja Kendra dan kawan-kawan. "A-ada apa ya Kak?"

"Duduk sini dulu Ty," titah Putra lalu menepuk-nepuk space kosong di sebelah kirinya.

"Hmm, jangan Kak. Gue udah janji duduk sama temen-temen gue."

"Udah, bentar aja. Kita cuma mau dengerin cerita dinner lo yang waktu itu sama Kendra." Teman-teman yang lain pun terbahak mendengarnya. Hanya Kendra yang memutar bola matanya kesal. Kendra sudah tahu konsekuensinya kalau ia pergi sama cewek, pasti akan habis diejek-ejek oleh teman-temannya.

"Hmm...," Tya justru menatap Adam yang juga sedang tertawa-tawa di sebelah Kendra.

"Tya kok malah liatin Adam sih? Wahhh jangan-jangan sukanya sama Adam, nih! Gawat Ken, gawat!" Putra tiba-tiba berceloteh heboh. Pipi Tya langsung memerah, Adam melongo, dan Kendra menyuap bakso ke mulutnya dengan kesal.

"Maaf ya Ty, si Putra kalo ngomong emang suka ngasal," ucap Adam lalu tertawa dengan gaya maskulinnya, membuat jantung Tya berdegup kencang. Ini pertama kalinya Tya diajak berbincang dengan Adam.

"Bener kan! Tya suka sama Adam, tuh, buktinya pipinya merah!" ucap Putra semangat dan sangat heboh. Sampai-sampai murid di sekitar mereka yang sedang makan pun jadi menoleh ke arah Putra. Dan ini merupakan hal yang biasa.

"Um, maaf ya Kak, gue duluan." Tya langsung mengambil mangkuknya lalu berjalan cepat mencari teman-temannya. Kendra pun hanya melirik ke arah Adam. Beneran Tya suka sama Adam?

--

Bel sudah berbunyi tanda siswa SMA Garuda sudah harus memasuki kelas. Kendra dan kawan-kawannya sedang berjalan beriringan sambil tertawa-tawa. Apalagi kalau bukan karena Putra yang mengolok murid-murid culun yang kebetulan sedang melewati mereka.

Tawa Kendra lenyap seketika ketika dirinya bertabrakan dengan Alana. "Aduh!" teriak mereka berdua. "Yeh, elu lagi," ucap mereka serempak, lagi.

"Cieeee kompakan... jodoh nih kayaknya," celetuk Putra. Tanpa berpikir panjang, Alana memutar bola matanya lalu segera pergi sebelum Putra semakil berceloteh tidak jelas. "Eh iya!" ucap Putra tiba-tiba, membuat teman-temannya yang lain tersentak, "Alana gak bisa sama Kendra, deh. Kan Jona suka sama Alana."

"Hah?" ujar Kendra tiba-tiba dengan refleks. "Se-serius, Jon?"

"Iya Ken," jawab Putra, "recent search di Instagramnya aja si Alana. Cieee. Abis nge-stalk kan lu?"

"Apaan sih," sergah Jona, "emang kalo nge-stalk tandanya suka? Gue kan cuma kepo doang."

"Kepo means care. Eaaa."

"Halah, dulu lo juga suka sama Gita kan tanda-tandanya lo suka nge-stalk Instagram dia tuh dulu," celetuk Sandy. Jona hanya dapat menelan salivanya seraya mengusap tengkuknya. Sial.

"Serius Jon?" di antara mereka berlima, hanya wajah Kendra yang terlihat serius. "Lo suka sama Alana?"

Jona cengengesan. "Ya ... gak tau juga. Gue juga gak ngerti sama perasaan gue sendiri. Perasaan kan jatuh sesukanya dan gak bisa ditebak, kan?"

Kendra pun tertegun. Entah mengapa hatinya lebih terasa panas saat tahu Jona yang sepertinya menyukai Alana, dibanding saat mengetahui Tya yang sepertinya suka sama Adam.

Benar kata Jona, perasaan seseorang memang bisa jatuh sesukanya dan tidak bisa ditebak.

--

Seperti biasanya, malam itu, Kendra numpang makan malam di apartemen Alana. Kendra terlalu malas untuk masak namun duitnya juga menipis untuk beli makanan di food court. Sementara Alana, sedang berkutik dengan laptopnya, mengerjakan tugas presentasi Biologi yang harus diberikan besok.

The Senior Next DoorWhere stories live. Discover now