36. Berkelahi

20.5K 1.5K 203
                                    

Kedua telinga Alana disumbat oleh earphone dan lantunan musik yang dibawakan oleh penyanyi favoritnya, membuat Alana tersenyum selama berjalan memasuki gedung sekolah. Namun, ada saja yang mengganggu senyum paginya itu. Suara klakson motor dari belakangnya, membuat Alana tersentak dan langsung melepas sebelah earphone-nya lalu menoleh ke belakang.

Alana langsung menahan tawa begitu melihat Kendra yang juga sedang tertawa di belakangnya. "Ih, ngapain sih Ken."

"Lo yang ngapain. Jalan di tengah jalan. Mau ditabrak?"

Alana memutar bola matanya lalu melepas earphone sebelahnya yang masih bertengger. Lalu ia memasukan ponsel dan earphone-nya ke dalam tas. "Bareng dong masuknya Lan, gue parkir dulu." Alana mengangguk sambil masih berkutik dengan tas dan ponselnya. Motor Kendra pun melaju ke parkiran motor yang kebetulan sudah ada di sebelahnya. Alana pun berdiri di sana, menunggu Kendra dengan wajah datarnya.

Setelah memarkirkan motornya, melepas helm, dan memastikan penampilannya oke di kaca spion, Kendra langsung berjalan menghampiri Alana yang sudah terkekeh melihat Kendra sedari tadi.

"Ngapa lu ketawa?"

"Ya elu kepedean banget pake benerin rambut di kaca spion. Jijay."

Kendra tertawa lalu merangkul Alana sambil berjalan. Sudah lama, sangat lama, Kendra tidak melakukan ini.

"Lo dengerin lagu apaan sih tadi? Udah kayak orang kesambet jalannya," tanya Kendra namun matanya masih menatap lurus ke depan.

"Dengerin lagunya 5SOS! Yang judulnya Jet Black Heart. Gila, gue gak pernah bosen sama lagu itu," jawab Alana antusias, membuat Kendra terkekeh.

"Ohhhh. Boyband yang isinya banci-banci itu?"

Alana langsung memberhentikan langkahnya dan melepas rangkulan Kendra dari bahunya. Bibirnya mengerucut sebal, membuat Kendra sukses tergelak. "Yang pertama, mereka bukan boyband, tapi band. Yang kedua, mereka gak banci!!" jelas Alana dengan penuh kekesalan.

"Ah, masa sih?" tanya Kendra lalu mencolek dagu Alana. Alana menahan tawa lalu menepis tangan Kendra. "Apaan sih!"

Kendra terkekeh. "Ya udah yuk, masuk." Alana kembali berjalan di sebelah Kendra sambil memegang kedua tali tasnya dengan erat. Ia takut sekali bertemu dengan Jona ataupun Gita. Takut kalau ia akan sakit hati lagi.

Baru saja kedua insan itu memasuki gedung sekolah, Kendra sudah mendapati pemandangan yang tidak mengenakkan. Ia melihat Jona dan Gita sedang berbincang di dekat mading sekolah. Sebelum Alana melihat, Kendra langsung menghalangi Alana berjalan. Alana pun berhenti, lalu menatap Kendra dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa Ken?"

"Hmm," Kendra menoleh sedikit ke belakang, cowok itu masih mendapati Jona dan Gita berbincang. "Um, gua mau ke kantin. Temenin yuk?"

Alis Alana menyatu melihat tingkah Kendra yang tiba-tiba aneh. Namun cewek ini tetap berusaha acuh. "Tapi gue mau ke toilet dulu, Ken."

Aduh, batin Kendra. Kendra sekali lagi melirik sedikit ke belakang, namun dua orang menyebalkan itu masih berbincang di sana. Kendra mendengus kesal sambil memutar bola matanya, tak sadar kalau sedaritadi sedang Alana perhatikan. "Kantin aja dulu, yuk."

Alana tak menggubris ucapan Kendra barusan. Ia justru menatap ke arah tatapan Kendra sedari tadi yang menoleh-noleh ke belakang. Cewek itu spontan menghela napas berat melihat Jona yang berbincang dengan Gita. Tangannya mengepal kuat. Bener-bener gak punya perasaan!

Alana langsung berjalan, berniat menghampiri mereka dan memaki-maki mereka tepat di depan wajahnya. Namun Kendra langsung menahan tubuh mungil Alana. Kendra tahu, Alana sedang emosi. Kendra hanya tak ingin emosi berhasil menguasai Alana, karena keributan tidak akan menyelesaikan masalah.

The Senior Next Doorحيث تعيش القصص. اكتشف الآن