Bab 6

12.2K 407 4
                                    

" Izz.. " panggil Dhia Aryana.

Izz berpaling ke sebelah.

" saya rasa kita dah sesatlah. " sambungnya.

" saya pun rasa benda yang sama. " balas Izz Ilham.

" habistu macam mana? Saya takut. " suara Dhia Aryana berubah riak.

" rilex..rilex.. kita try cari jalan dulu. " Izz Ilham hanya tenang seperti tiada apa yang berlaku.

Mereka mencari-cari jalan untuk keluar.

Dhia Aryana melihat jam yang berada di tangannya.

" Izz dah nak dekat pukul 4 pagi ni. " ucapnya. Sedar tak sedar sudah lama mereka berlega-lega di tempat gelap ini.

" saya takut.. " adunya lagi.

Tiba-tiba Dhia Aryana terpijak sesuatu lalu terus jatuh menyembah bumi.

" auch.. " Dhia Aryana memegang kakinya.

" Dhia!! " Izz Ilham terus mencangkung. Pergelangan kaki Dhia Aryana dipegang. Dia menjerit kesakitan.

" awak terseliuh ni Dhia. " ucapnya.

Dhia Aryana hampir menangis. Sakit.

" boleh bangun tak? " soal Izz Ilham.

Dhia Aryana hanya diam. Izz Ilham membantu Dhia Aryana untuk bangun.

" au..au.. " jerit Dhia Aryana. Kakinya tak mampu berdiri.

" biar saya dukung awak. Awak naik belakang saya. " putus Izz Ilham.

" are you sure? Saya berat tau Izz. "

" awak naik je lah. Kalau tak sia-sia jelah saya pergi gym. " Izz Ilham senyum sinis.

Izz Ilham mencangkung di hadapan Dhia Aryana. Dhia Aryana pula merangkul leher Izz Ilham dari belakang untuk berpaut. Dia terpaksa lakukan ini. Kalau ikutkan hati dia tak mahu bersentuhan. Tapi.. kakinya terlampau sakit dan tak mampu bergerak.

Izz Ilham mengerling jam di tangan. Hampir pukul 5 pagi. Tiba-tiba dia nampak satu lampu dari jauh. Fia jalan ke arah itu. Apabila sampai , rupa-rupanya mereka sudah tiba di perkampungan tempat mereka tinggal.

" Dhia.. " panggil Izz Ilham teruja.

" Dhia.. " panggilnya lagi.

" Dhia.. " Izz Ilham pandang ke tepi.

" lah.. tidur pulak. " sambungnya.

Perlahan-lahan Izz Ilham mengejutkan Dhia Aryana yang tertidur di atasnya.

" herm.. " balas Dhia Aryana lembut.

" eh..ya allah. Ya allah. Sorry. Saya tertidur. " sambungnya.

" hermm.. malunya aku. " bisik Dhia Aryana perlahan.

" tak payah malulah. Saya tak sedar pun awak tidur. " balas Izz Ilham.

" awak dengar? " terkejut Dhia Aryana.

" awak dekat atas saya tau. Mulut awak dekat dengan tekinga saya. Ibarat macam awak bisik dekat saya. "

Dhia Aryana ketawa kecil.

" kita dah ada dekat mana? " soal Dhia Aryana.

" kita dah sampai. Sebab tu saya kejut awak. "

" ya allah. Yeke? Kesian awak.. sorry sangat-sangat Izz. "

" takpelah. Dahlah. Jom. " ucap Izz Ilham lalu berjalan ke arah khemah mereka.

Izz Ilham meletakkan Dhia Aryana di bawah.

" meh saya tengokkan kaki awak. " ucap Izz Ilham sambil menyelak sedikit seluar yang dipakai Dhia Aryana.

" sorry sangat-sangat sebab dah menyusahkan awak Izz. "

Izz Ilham tersenyum.

" takpelah. Saya kan doktor. Memang tugas rawat orang sakit pun. "

Dhia Aryana ketawa kecil.

" awak nak tahu something tak? " soal Izz Ilham tiba-tiba.

" apa dia? " Dhia Aryana mengangkat kening.

" awak suka sebut perkataan ' sorry ' dekat saya. Sedangkan awak tak buat salah pun. Cara awak cakap ' sorry ' tu macam awak buat salah besar. "

Dhia Aryana ketawa.

" kalau buat salah je ke baru boleh cakap sorry? " soal Dhia Aryana sambil tersenyum.

" lagi satu. Awak suka ketawa. "

" saya tahu. "

" awak cantik. "

Dhia Aryana terdiam. Dia tunduk muka untuk menyembunyikan rasa malunya.

Izz Ilham pula kembali memicit-micit kaki Dhia Aryana.

Bukan Yang SempurnaWhere stories live. Discover now