Part 5

10 1 0
                                    

*Key Pov

Tuk... tuk... tuk...

Aku mengetuk-ngetukan bolpoinku diatas meja, sambil menyalin materi yang tertinggal hari ini karena pingsan,

Huh...

Rasanya malas, moodku jelek sekali hari ini, disini juga sepi, aduh! Bodoh sekali aku ini, tentu saja disini sepi, aku kan tinggal seorang diri,

Ibuku meninggal saat aku masih kecil, ayahku... dibunuh, aku hidup sendiri, biaya sekolahku, tak perlu khawatir karena sudah dipersiapkan oleh ayah ibuku sebelum mereka pergi meninggalkanku sendiri,

Deg...

Lagi lagi rasa sakit itu menggerogoti hatiku, aku memukul dadaku yang berdenyut sakit, semakin keras kupukuli tapi rasa sakit itu tak hilang-hilang juga, sungguh, ini sangat menyakitkan, saat aku membutuhkan pelukan seorang ibu, namun tak bisa kurasakan, saat aku membutuhkan dorongan seorang ayah, tapi itu tak bisaku dapatkan,

'Aku hanya butuh mereka disampingku, Aku tak butuh banyak harta, aku tak butuh banyak teman, aku hanya ingin ayah dan ibuku kembali' tangisku dalam hati

tes... tes ... tes...

Air hujan yang turun mengenai kaca kamarku terdengar, seperti ikut menangisi kepedihan yang aku rasakan, mataku terpejam erat, air dari pelupuk mataku pun akhirnya meluncur melalui pipiku yang mulai memerah, aku menunduk, tanganku terkepal merasakan sesak yang terus menerus menyerang benakku,

'Sudah cukup!, aku tidak boleh selemah ini, aku harus bangkit!' Lafalku dalam hati, lalu aku bangkit menghampiri wastafel untuk mencuci mukaku yang sudah tak karuan, lalu mengeringkannya dengan handuk yang tergantung dengan manis di dekat lemariku,

*Drtttttt...

Benda pipih itu bergetar di atas meja belajarku, dengan asal aku sambar saja benda pipih itu, tanpa melihat siapa nama yang tertera, langsung saja aku angkat telepon,

"Halo?" Ucapku

"........."

"Halo?" Tanyaku lagi

"Key, apa kamu ada di apartemen?" Tanya orang disebrang.

"Iya, aku ada di apartemen, ada apa Gril?" Ucapku saat tadi sempat melihat nama yang tertera di layar handphoneku.

"Boleh aku menginap di apartemenmu?" Tanyanya sedikit gugup?

"Bo... boleh saja, memangnya..." ucapku terpotong

"oke, nanti sore aku kesana, mungkin aku akan merepotkanmu beberapa hari kedepan, hehehe, sampai jumpa"

Tut...tut...tut...

Sambungan telepon terdengar nyaring di telingaku, aku memajukan bibirku dengan sedikit kesal.

'Dasar aneh, belum sempat aku tanya, sudah main tutup saja, awas saja, akan kupersiapkan balasan dari apa yang dilakukannya' gerutuku

"Eh tunggu, tumben sekali dia ingin menginap disini, biasanya dia susah sekali diajak olehku, kenapa yah?" Tanyaku entah kepada siapa.

"Hm, mungkin bosan dirumahnya" pikirku, aku menatap kosong kearah jendela yang memperlihatkan rintik hujan menghamtam bumi diluar sana, aku menghela nafas, sebelum aku menjatuhkan diri keatas king sizeku, lagi-lagi aku teringat foto yang kusimpan dibalik bantal kesayanganku.

"Ibu, ayah, kalian sedang apa? aku merindukan kalian" ucapku sambil memeluk erat foto yang memperlihatkan satu keluarga kecil dengan senyuman kebahagiaan disetiap wajahnya yang cerah,

'Senyuman kebahagiaaan' aku mendengus

'senyuman kebahagiaan itu takan lagi muncul karena sudah terengut olehnya, sang pembunuh ayahku' pikirku pahit

Love Or DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang