KEPINGAN 4

7.2K 493 7
                                    

Kenapa disini aku semakin sulit mendapat oksigen? Aku sesak, dadaku sakit, kepalaku pusing, aku harus mencari oksigen. Aku harus pergi dari sini secepatnya.

KEY POV
Kulangkahkan kaki ku perlahan, tapi seseorang menahan.

"Gak usah jadi pengecut, gue nggk dukung lo kayak gini tapi cinta tetep cinta. Jelasin semua ke gue kalo lo udah siap, gue tunggu". Kata bang riko dengan tetap senyum menatap kebahagiaan adiknya didepan sana.

Bang riko tau? Sejak kapan? Ah, lupakan. Sekarang itu bukan hal penting, aku hanya butuh oksigen.

Aku hanya mengangguk dan bang riko melepas cekalannya.

Aku pergi dan pergi tak tentu arah.

ARINA POV
Perayaan ulang tahunku kali ini beda. Disampingku berdiri seorang cowok tampan dengan senyum manisnya. Dia reno, pacarku. Dia menciumku didepan orang banyak sekaligus orang tuaku.

Aku hanya tersenyum saat reno bilang sayang kepadaku. Reaksiku hanya sebatas itu, karna memang dia memaksa menamai dirinya 'pacar' dan juga aku tak merasa apapun saat dengannya. Apalagi ciuman tadi, tak ada artinya.

Dari tadi aku mencari keberadaan orang itu, tapi tak ada. Awas saja jika dia tidak kesini lagi setelah ada urusan sama vega yg menurutku ganjil banget.

Tapi setelah kuperhatikan lebih teliti, aku menemukannya berdiri dipojok belakang dengan kakakku. Tapi sorot matanya aneh. Aku tak bisa melihat jelas karena lampu masih belum semua menyala.

Kupotong kue ketiga untuk sahabatku termasuk dia. Tapi dia berbalik dan ingin berjalan pergi.

"Kak please, tahan bocah itu". Seakan mendapat pesanku, kak riko menahan Key. Kak riko mengucap sesuatu dengan tetap senyum memandangku. Tapi setelah key mengangguk, kak riko membiarkan bocah itu pergi.

Ada apa ini? Apa yg terjadi. Apa dia nggak mau memberiku hadiah? Memberiku ucapan selamat didepan orang-orang? Apa alasan dia pergi?

Aku ingin sekali mengejar bocah sialan itu, tapi setelah aku sadar, ternyata disini semua melihat sang tuan putri melamun dan kebingungan. Akhirnya aku hanya bisa meneruskan pesta ini dengan hati yg bertanya-tanya.

"Kak", teriakku melihat kak riko merokok ditaman belakang. Dan cepat-cepat dia mematikan rokok itu setelah menyadari kehadiranku. Dia sangat sayang kepadaku, buktinya dia selalu menuruti apa yg aku bilang. Jauhi rokok, aku nggk suka asap, dan kak riko mencoba itu.

"Apa dek?", tanya kak riko santai. "Key mau kemana, kenapa kakak biarin pergi?", tanyaku langsung.

"Huft, gak tau dek, dia langsung pergi gitu", jawab kak riko. Kakak bohong, aku tau tadi kakak ngomong sama key. "Nih kado dari key, dia nitip ke gue", kak riko memberikan 2 bungkus kotak kepadaku.

"Coklat?", isi kotak pertama, aku suka coklat. "Dia bikin sendiri", jelas kak riko. Oh pantas bentuknya sedikit aneh, tapi aku suka. Key romantis.

"Kalung?", key memberiku kalung. "Ini asli kak, dia beli asli, wahh banyak uang nih bocah", kataku asal. "Ah gue bisa rasain kalo dia pasti sakit banget ada disamping lo, lo yg bego apa dia yg bego banget ya?" Ucap kak riko pelan, tapi aku masih dengar jelas.

"Siapa kak?", tanyaku. "Bukan siapa-siapa kok, tuh sana temen lo makin banyak", kilah kak riko, siapa yg dimaksud?

Kucoba menelfon key tapi nomernya nggk aktif, sampai acara selesai nomernya masih belum aktif. Kemana bocah ini, bikin khawatir aja.

Akhirnya kuputuskan pergi ke apartmentnya, tapi kosong. Mungkinkah dia pulang ke rumah?

Sedikit jauh dari kota, akhirnya aku sampai rumahnya. Aku sampai waktu sudah cukup malam, jam 10 malam. Tapi tetap kuberanikan menekan bel rumah mewah itu.

PENGECUT EGOIS -gxg-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang