Kau wanita ku

183 8 0
                                    








#EdwardPOV

Di pojok sana, di kantin sekolah aku memandang lekat ke arah wanita berambut pirang yang di ikat tak beraturan, berantakan namun cantik.
Dia tertawa begitu bahagia saat teman laki-laki nya tersedak minuman.

Sungguh kurasakan aku tidak pernah melihat tawa Alexsya semenawan itu , setelus itu.

Apa dulu aku selalu menyakitinya? Kurasa aku memang tidak mencintainya tapi aku selalu memperlakukan nya dengan baik , namun tidak penah Alexsya tertawa setulus iti saat bersama ku.

Sudahlah, lagian aku tidak mencintainya.

Tidak sama sekali.

Tapi sungguh entah kenapa akhir-akhir ini aku merindukan Alexsya, ini minggu ke tiga setelah hubungan ku dengan Alexsya berakhir. Ini minggu ke tiga setelah perdebatan di taman malam itu.

Harus nya aku bersikap biasa saja karena sering ku katakan bahwa aku tidak mencintai Alexsya sedikitpun.

Biar ku jelaskan. Selama 2 tahun menjalin hubungan aku hanya menganggapnya teman yang menyusahkan , terkadang dia begitu manja dan benar-benar menjadi beban. Minta diantar kesana kemari, ditemani belanja dan apapun itu yang berhubungan dengan wanita.
Mau tak mau aku harus mau karena notabene nya aku adalah kekasihnya , walau ku tekankan sekali lagi bahwa aku tidak mencintai Alexsya .

Lantas untuk apa aku bertahan sebegitu lama?.
Ya karena aku tidak ingin Alexsya jatuh ditangan laki-laki lain, bagaimanapun Ia sosok wanita yang sangat manis .

Aku hanya tidak rela jika ia jatuh ketangan laki-laki yang lebih brengsek dari pada aku.

Ku lihat Alexsya tertawa lagi, sedetik kemudian tawa nya berubah ketika melihat ku.

Aku tahu tidak mudah memulihkan hati yang sedang rapuh, butuh waktu dan bantuan yang kuat dari seseorang yang kuat.

Aku masih menatap ke arah mereka, maksudku ke arah Alexsya yang sedang bersama Lucas dan Alyshe.
Mereka bertiga memang selalu bersama akhir-akhir ini.

Aku hanya sedang merindukan Alexsya saat ini.

------

#AlexsyaPOV

aku tertawa lepas saat wajah Lucas berubah merah karna menahan pedas dan tersedak minuman.

"Ini, ku pikir kau butuh tissue" tawar ku menyodorkan tissue

"Aku butuh minum Al , bukan tissue" ucap Lucas masih dengan wajah yang merah

"Biar ku ambilkan" kata Alyshe

"Lagian siapa suruh makan pedas"

"Aku hanya mencoba Alexsya, aku tidak pernah makan pedas sebelumnya" ucap Lucas masih menahan pedas

Aku dan Alyshe tertawa lagi.

Sampai pada akhirnya aku menemukan sepasang bola mata yang sesang memandang lekat ke arah ku.
Mata berwarna biru itu tidak asing bagi ku. Tatapan nya kosong dan menyedihkan.

Edward, untuk apa dia memandangiku. Mengiri aku masih mencintainya? . Tentu saja aku masih sangat mencintainya, tidak segampang itu melupakan kamu yang brengsek Edward.

Aku merubah posisi duduk ku membelakangi Edward , jujur saja aku risih jika dipandang seperti itu . Tidak menguntungkan sama sekali


------
**

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran hari ini telah selesai, semua murid berhamburan keluar kelas dan segera bergegas pulang.

"Al aku duluan ya , aku tidak pulang dengan mu dulu. Aku berjanji mengantar Lucas membeli buku" ucap Alyshe terburu-buru.

"Baik. Titip buku novel yang bagus ya Aly , pilihkan oleh mu. Aku sedang ingin membaca novel" jawab ku memohon.

"Tumben " Alyshe menjawab singkat lalu berlalu bersama Lucas

Lucas hanya melambaikan tangan.

**

Alexsya pun bergegas kearah gerbang, berniay meninggalkan sekolah sampai pada akhirnya lengan nya di tarik oleh tangan yang kekar.

Edward.

"Mau apa?" Tanya Alexsya sinis

"Maaf" jawab Edward

"Selalu maaf, aku sakit Ed" ucap Alexsya menyentuh dada nya

Edward menarik Alexsya kedalam ruang kelas yang sudah kosong .

"Lepaskan aku " Alexsya sedikit berteriak dan berusaha melepaskan genggaman Edward.

Edward tetap tidak bergeming.

Hening

Hanya ada deru nafas mereka berdua yang tidak teratur.

alexsya meringis kesakitan karena genggaman Edward sangat kuat.

"Kamu mau apa lagi Edward?", "tidak kah cukup kamu menyakitiku?" Alexsya sedikit ketakutan.

"Maafkan aku" Edward menatap dalam.

"Aku tidak akan memaafkan mu Edward" ucao Alexsya berteriak

"Kamu membohongi aku, kamu tidak mencintai aku, dan sekarang kamu minta maaf?", "dimana hati kamu Edward?"

Sekarang Alexsya menangis, air matanya mengalir sangat deras.

"Tapi aku akan mencintaimu, aku berjanji" ucap Edward meyakinkan.

"Tidak, aku bukan Lucy mu, kamu tidak akan pernah mencintai ku" .Alexsya terisak.

"Tapi kamu wanita ku"

Edward meremas bahu Alexsya sangat kencang.

Alexsya meringiss mengaduh menahan sakit.

"Aku? Wanitamu?, itu dulu dan sekarang aku tidak akan pernah menjadi wanita nu lagi" Alexsya manjawab sinis dan memalingakan tatapan.

"Cari saja Lucy mu, semoga dia mencintai kamu seperti aku. Jika tidak jangan pernah salahkan aku"

Edward terdiam, sedikit melonggarkan remasan pada bahu Alexsya.

"Biarkan aku sedikit bahagia Edward" ucap Alexsya lirih nyaris tidak terdengar.

"Apa selama ini kamu tidak bahagia sayang?" Tanya Edward dengan nada sangat lembut

"Aku bahagi, sampai pada suatu ketika aku mendengar pernyataan dari mulut mu sendiri bahwa kamu tidak sedikitpun mencintai aku"

Alexsya menagis lagi.

Edward menatap dalam dan hati-hati

"Dan kau hanya mencintai wanita jalang itu Edward, wanita yang berdusta pada mu, wanita yang jelas-jelas tidak lebih baik dari pada aku" ucap Alexsya disela tangis nya yang kian membuncah.

Plakkkkkkkkkkk.
Sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi mulus Alexsya.

"Dia bukan Jalang" 

Emosi Edward tidak terkontrol, ia marah sangat marah.

"Lihat bahkan kau berani menampar ku" tutur Alexsya menahan sakit.

"Maafkan aku, tapi dia bukan Jalang"

edward tertunduk merasa bersalah.

"Baikalah baikalah dia bukan jalang, tapi ku pastikan dia tidak mencintaimu seperti kamu mencintainya, dia telah jadi istri lelaki tua kaya raya Edward" Alexsya berkata sedikit mengejek.

Edward masih tidak bergeming.

Hening.

"Kamu berani menampar ku setalah tadi kamu bilang aku wanita mu?" ," sudahlah , mencintai tidak sebodoh ini . Aku berhenti benar-benar berhenti"

Alexsya berlalu dengan air mata yang masih setia mengalir pada pipi mulusnya.

Edward terduduk , lemas

-----------










>secangkir kopi dan rindu yang terabaikan (06102016)

Broken insideWhere stories live. Discover now