Jilid 42 : Mencari obat untuk calon isteri

3.1K 43 1
                                    

Han Siong Kie menggeram marah, teriaknya sambil menggigit bibir menahan rasa bencinya yang meluap luap.
"Thia Wi wan, akan kucincang tubuhmu jadi berkeping keping lalu menghancur lumatkan menjadi abu ...."
Ancaman itu diucapkan dengan napsu membunuh yang amat mengerikan, bikin bulu kuduk orang pada bangun berdiri..
"Haaaaahhh... haaaahhh... haaaahhh.... " Thia Wi wan menyeringai dan tertawa seram, " manusia muka dingin, kau anggap kemampuan itu dapat mewujudkan apa yang kau inginkan?"

Han Siong Kie mendengus penuh kemarahan, secara beruntun dia lancarkan dua buah serangan berantai yang amat dahsyat, kedua buah serangan yang dilepaskan dengan penuh perasaan dendam itu betul betul luar biasa dahsyatnya, angin yang menderu deru serasa memekikkan telinga.
Thia Wi wan memandang sinis musuhnya, ketika serangan dahsyat itu menggulung tiba, serta merta menangkisnya dari kejauhan, sementara utusan khusus yang lainnya menyusup maju pula berbareng ketika anak muda itu melancarkan serangannya, ia maju sambil menyodokkan kepalan tinjunya ke depan.
seg ulung hawa pukulan yang maha dahsyat segera memancar ke depan dan menghantam punggung samping Han Siong Kie.
"Blaaang...." suatu benturan keras menggelegar diangkasa, menyusul seseorang mendengus berat.

Dengan muka pias seperti mayat Thia Wi wan mundur delapan langkah dengan sempoyongan, rupanya ia menderita kerugian yang cukup besar dalam bentrokan itu.
Tapi pada saat yang bersamaan pula Han Siong Kie kena terhantam oleh serangan yang dilancarkan musuh dari arah samping itu, badannya tergoncang keras dan maju satu langkah lebar kedepan-
Meski demikian, utusan khusus perkumpulan Thian che kau yang melancarkan serangan dari belakangpun tidak memperoleh keuntungan apa apa oleh daya pantulan tenaga si mi sinkang yang terpancar keluar dari tubuh Han Siong Kie itu, dia sendiripun tergetar mundur sejauh tiga langkah lebih.

Dalam satu gebrakan, dua orang jago lihay dari Thian che kau berhasil digetarkan sampai mundur dengan sempoyongan, kejadian ini dengan cepat membuat suasana jadi gempar, kawanan jago lainnya yang berkeliling diseputar arena sama-sama msnjerit lengking saking kagetnya.
Target dari Han-Siong-Kie pada saat ini adalah menghancur lumatkan tubuh Thia Wi wan maka selesai dengan serangan yang pertama, ia menerkam jauh lebih kedepan secara beruntun ia lepaskan tiga buah serangan berantai dengan ilmu Mo-mo-ciang-hoat.
Ilmu pukulan Mo-mo-ciang-hoat merupakan ilmu sakti yang khusus dari aliran perguruan Thian lam, sejak Han-Siong-Kie berhasil meyakinkan ilmu sakti Si-mi-sinkang pukulan pukulan tersebut dapat dimainkan dengan lebih kuat dan bertenaga, tentu saja daya pengaruhnya lipat ganda lebih hebat dari keadaan biasa.
Begitu ketiga jurus serangan itu dilepaskan, jeritan ngeri yang menyayatkan hati kembali berkumandang memecahkan kesunyian, sambil muntah darah kental, Thia-Wi-wan terlempar kebelakang hingga jatuh berjerembab diatas lantai.....

Melihat rekannya terluka, utusan khusus Thian che-kau yang lain segera melompat ke muka sambil melancarkan serangan, secara beruntun ia lepaskan tiga buah pukulan berantai yang kesemua-nya tertuju keatas badan Han-Siong-Kie.
Diperlakukan secara demikian kasarnya oleh lawan, kemarahan yang meluap dalam tubuh Han-Siong-Kie tak terkendalikan lagi, begitu serangan musuh baru lewat, dengan gerakan cahaya kilat lintasan bayangan secepat sambaran kilat ia membentuk gerakan setengah lingkaran busur di-udara, dengan gerakan tersebut maka terhindarlah jago itu dari serangan musuh, ia balik menerjang kesamping musuhnya lalu dengan suatu gerakan cepat melancarkan serangan balasan dengan ilmu jari Tong-kim-ci.

Serangan ini bukan saja dilakukan dengan kecepatan luar biasa, tenaga yang menyertai sodokan itupun tak terkirakan hebatnya.
Jeritan ngeri kembali bergema memenuhi ruangan, bahu urusan khusus itu tertembus angin serangan itu hingga berlubang, darah segar bagaikan sumber mata air memancar keudara dan membasahi separuh bagian tubuhnya.
Sekarang Han Siong Kie dapat melihat jelas tampang musuhnya-ternyata dia tak lain adalah suma Hiong, utusan khusus yang pernah dijumpainya dalam kuil Bu ho si di pantai Pek sui tam tempo hari.
"Suma Hiong" segera tegurnya dengan nada ketus: "hari ini nyawamu tak akan lolos dari cengkeramanku lagi"

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang